Sabtu, 05 Oktober 2019

OPOSISI DALAM PEMERINTAHAN PENTING JANGAN TERGIUR JABATAN MENTERI



  Seseorang akan memiliki nilai jual yang tinggi jika kepribadiannya memiliki karakter kuat dapat memegang teguh prinsip yang diyakininya  benar untuk ditegakkan meski akan menemui berbagai hambatan termasuk didalamnya konsekuensi pengucilan dari pergaulan.
     Begitu juga sebuah Partai Politik akan memiliki daya magnet yang kuat dan akan dicintai konstituennya, jika partai politik itu memiliki tujuan jelas dan dapat memegang prinsip kebenaran dan keadilan sesuai cita-cita pendirian partai politik yang muaranya untuk mensejahterakan rakyat. 
     Sedih, kesel dan marah ketika saya mendengar berita partai politik yang menjadi idola kita akan menjadi kutu loncat masuk barisan koalisi hanya karena ngiler jabatan menteri. Sebegitu rendahkah harga sebuah partai politik?. Oposisi Partai politik yang direpresentasikan di DPR  untuk mengimbangi bekerjanya pemerintahan, sebenarnya memiliki peranan mulia jika posisi oposisi tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Oposisi tak kalah penting dan mulianya dengan koalisi karena adanya oposisi, pemerintah akan lebih berhati-hati untuk menelorkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Berbeda dengan koalisi yang berada pada barisan pemerintah yang senantiasa akan melegitimasi kebijkan-kebijkan pemerintah. Posisi kedua-keduanya sebenarnya sama-sama memiliki tujuan baik, karena akan memastikan bekerjanya pemerintah untuk kepentingan rakyat. Adanya oposisi  memastikan bahwa bekerjanya pemerintah sudah on the track sesuai konstitusi. Begitu sebaliknya, jika pemerintah bekerjanya sudah mulai melenceng dari UUD 1945 untuk mensejahterakan rakyat, maka oposisilah yang pasti akan mengingatkan pemerintah agar tidak belok. 
 
OPOSISI SANGAT PENTING DI PARLEMEN
Di era reformasi ini sangatlah tidak elok dan tidak baik jika semua partai-partai politik di DPR ramai-ramai masuk gerbong koalisi pemerintah hanya untuk nyidam rebutan jabatan menteri, kalau begitu apa bedanya era reformasi dengan orde baru?. Tidak adanya oposisi di DPR, roda pemerintahan menjadi tidak sehat karena tidak adanya check and balances kegiatan fungsi saling mengontrol dan saling mengimbangi hubungan antar lembaga-lembaga negara.    Selain itu kutu loncat dari oposisi menjadi koalisi jelas akan melukai hati rakyat yang telah memilih sebelumnya. Partai politik yang sebelumnya menyatakan oposisi sekarang ingin bergabung menjadi koalisi dapat dinisbatkan orang yang mulutnya mencla-mencle tidak punya prinsip, pagi bilang tempe sorenya combro. Sudah sebegitu rendahkah ideologi atau cita-cita partai politik yang  dibangun selama ini? Dengan iming-iming jabatan menteri yang cuma 5 tahun terus pindah ke koalisi harga diri sebuah partai politik sudah tergadaikan dan jatuh ke titik nadhir.        

    Pendirian Partai Politik jangan hanya untuk kepentingan sesaat untuk kepentingan pribadi, kelompok atau golongan. Tujuan dibentuk partai politik harus memiliki tujuan dan arah yang lebih jauh ke depan muaranya untuk kemakmuran rakyat, bukan untuk rebutan  menteri. MEMALUKAN!!.
   Jangan salahkan rakyat jika pemilihan umum banyak yang golput dan apatis, sebab rakyat sudah benar-benar muak jika partai-partai politik yang menjadi idolanya tiba-tiba menjadi kutu loncat ke pemerintah hanya karena rebutan jabatan menteri. 
Naudzu billahi mindzalik.


HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19