Sabtu, 09 Juli 2022

Kisah Nyata Bertemu Wali Allah SWT Mbah Ismail dari PATI Bumi Mina Tani

 


 

 

Barangkali terdengar berlawanan orang yang sedang dimaki-maki dan dikuliti habis-habisan oleh orang lain justru dikatakan orang yang beruntung. Sepintas hal tsb terdengar tidak masuk akal, dengan membaca kisah nyata berikut ini dengan tuntas maka dapat menjawab pernyataan tsb  secara hakekat benar atau tidak. Saya adalah termasuk orang yang membenci praktek perdukunan, di kampung saya praktek perdukunan sangat marak sekali, profesi tsb dilakoni untuk mencari nafkah belaka sesungguhnya mereka tidak mengerti apa-apa soal ilmu ghoib soal ghoib yang tahu hanyalah Allah SWT manusia hanya diberitahu cuma sedikit. Contoh buruk akal bulus dukun yang saya ketahui mensyaratkan membawa ayam untuk dipotong  ayamnya kecil nggak apa-apa yang penting ada jalunya, logikanya mana ada ayam kecil yang ada jalunya jika bukan ayam yang sudah besar.

Ditengah keputus-asaan saya tidak mempercayai kepada dukun, pada tahun 1995 saya diperkenalkan bapak saya kepada “orang pinter”, orang pinter tsb namanya mbah Mail nama lengkapnya mbah Ismail. Kata bapak saya kamu berani ketemu le? Soalnya orangnya galak itu tetanggamu nyolong sapi saja tahu datang kerumahnya minta kekebalan dikejar dan diusir disuruh pulang.  Saya bilang kepada bapak, aku wani sekalipun dipateni asal dia orang alim, begitulah jawaban saya pada waktu itu kepada bapak saya. Akhirnya pada tahun 1995 bulan Februari saya diajak bapak saya ke rumah orang pinter itu, di  daerah dusun Tawung Desa lengkapnya Tawang Harjo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Jawa Tengah. Maklum bapak saya ini banyak mengenal orang-orang alim yang punya karomah  rumah saya dengan mbah Mail sama-sama kabupaten Pati tetapi beda kecamatan masih agak jauh. Untuk menuju kerumahnya pada waktu itu saya naik angkutan umum turun di gang tidak ada ojek sehingga saya sama bapak saya jalan kaki menuju kerumahnya melewati hamparan sawah. Sebelum menuju ke rumah mbah Yai Mail yang punya nama lengkap mbah Ismail tsb saya sudah disuguhi kejadian aneh sangat tidak masuk akal dimana dalam perjalanan menuju mbah Mail yang banyak hamparan sawah saya bertanya dengan memberhentikan kakek-kakek bersepeda ontel dengan membawa arit di stang sepeda kanannya. Saya bertanya: “Mbah kulo bade taken daleme mbah Ismail niku pundi?. Pertanyaan Bahasa jawa yang menurut saya sudah sangat sopan jawabannya diluar dugaan kakek-kakek itu balik bertanya dengan menggedor-gedor arit di stang sebelah kanannya “kowe arep nong nggone mbah Mail arep ngopo?! Karuan saja saya mundur bagaimana tidak takut?. Kakek-kakek itu membawa arit/parang, dalam hati saya apakah pertanyaan saya ini kurang sopan atau bagaimana kok kakek-kakek ini marah-marah, saya mundur selangkah lagi karena dalam hati saya bergumam jangan-jangan kakek-kakek ini orang gila. Kakek-kakek itu masih menanya untuk kedua kali dengan tetap menggedor-gedor stang sepeda kanan dengan membawa arit karuan saja saya terus mundur saya membisu tidak menjawabnya, saya pikir orang kampung ini aneh ditanya baik-baik kok jawabannya malah nyeleneh dan marah-marah saya pikir ini orang gila. Pertanyaan pertama dan kedua karena saya tidak menjawab karena ancaman dan tekanan barulah pertanyaan ketiga kakek-kakek itu sangat dingin, lembut dan landai: “kowe arep nong nggone mbah Ismail arep ngopo?. Barulah saya bisa menjawab karena pertanyaan ini sangat lembut sekali: “Kulo inggih bade sowan yai”!. Setelah saya jawab dengan lembut juga, kakek-kakek tsb meneruskan perjalanannya naik sepeda ontel sambil menggerutu saya dengar sekali beliau mengomel. Bapak saya baru sadar karena lupa-lupa ingat orangnya yang namanya mbah Mail bapak saya bilang “to iku maeng wonge”!, maksud bapak saya Warsito itu tadi orangnya yang namanya mbah Ismail. Maklum bapak saya orangnya agak sudo rungon alias kurang pendengarannya dan matanya juga sudah kabur untuk melihatnya, sampai meninggal bapak saya mengidap glukoma yang susah untuk diobati. Saya bilang kepada bapak, kalau itu orangnya berarti bener pak pasti orang itu punya kelebihan soalnya tadi saya dengar banget dia ngomel-ngomel sambil jalan bilang: “wong iku dak soko amal ibadahe dewe-dewe”. Begitu bapak saya bilang itu tadi orangnya saya yakin orang ini bukan orang sembarangan.

 

Akhirnya Tibalah Sampai di rumah Mbah Ismail.

Akhirnya tibalah saya di rumah mbah Ismail yang tamunya sudah banyak sekali dirumahnya, istrinya bilang: mbahe baru ke saben (sawah) berarti benar apa kata bapak saya bahwa mbah Yai Ismail adalah kakek-kakek yang saya berhentikan dijalan dengan menggertak saya pakai parang tadi. Cukup lama saya menunggu mbah Mail pulang dari sawah sekitar jam 11 baru beliau pulang dari sawah. Begitu sampai dirumah saya tegang menunggu giliran untuk dipanggil karena saya tahu secara kode etik kita tidak boleh mendahului tamu lain sopan santun harus dijaga. Yang datang ke rumah mbah Mail pasti memiliki niat untuk diutarakan satu persatu. Saya terus tegang menunggu mbah mail yang sudah keluar di ruang tamu sambil jalan-jalan di ruang tamu. Diluar dugaan yang banyak tamu tsb beliau teriak-teriak histeris menunjuk saya terlebih dulu untuk maju sambil berkata: “he! Kowe reneo (kamu kesini!) dapurmu kyai kowe ora gelem kyai sambil “menghajar dan memaki-maki saya habis-habisan” sampai-sampai istri mbah Mail keluar dari dapur mengelus-elus rambut saya, karena saya berlinang air mata, masya allah seumur hidup saya tidak pernah menjumpai orang seperti ini bagaimana mungkin beliau bisa tahu maksud kedatangan saya jika orang ini bukan kekasih Allah SWT?. Bagaimana beliau bisa tahu dan mengkuliti dosa-dosa yang pernah saya perbuat  dan itu benar sekali, orang tua saya saja tidak tahu. (maaf yang pasti bukan dosa nyolong). Setelah saya dimaki-maki dan dihajar habis-habisan barulah suasananya bisa bicara normal beliau tanya nama saya, alamat rumah dll dengan pertanyaan yang lembut padahal sebelumnya seperti orang kesurupan. Sebelum saya pulang diberi wejangan untuk senantiasa netepi perintahe gusti Allah SWT kowe tinggalkan Mo Limo yo le: minum, madat, madon dll insya allah kowe arep dilindungi Gusti Allah. Kowe ojo wani-wani karo wong tuwo ya!.  Ketika saya benar-benar mau pulang ditanya: “kowe iso shalat”? Jawab saya: saget Yai. Dikasihlah saya wirid untuk dibaca habis shalat maghrib sambil beliau bilang mengko aku nek nong omahmu kowe ojo kaget yo?. Ketika memberi wirid untuk saya baca itu kembali mbah Mail kesurupan beliau bilang sambil mencak-mencak: “Iki nek ora mbok Woco kowe Mati!!!!. Tambah takut lagi saya tambah merinding lagi saya. Hal ini sudah biasa sering saya dengar dukun-dukun itu bilang nek aku nong omahmu ojo kaget. Wiridan maghrib pertama saya baca nggak ada apa-apa, Maghrib kedua juga nggak apa-apa barulah Maghrib ketiga saya baca ada keajaiban ternyata mbah Ismail tsb benar-benar bisa datang ke rumah saya karuan saja saya batalkan shalat, saya menjerit-jerit ketakutan akhirnya bapak saya menyuruh pak lek saya kerumah mbah Mail untuk menanyakan perihal mbah Mail bisa datang ke rumah. Jawaban mbah Mail ke Pak lek saya katanya masya allah iman saya masih tipis tapi ketika saya sudah sembuh dari penyakit saya sowan ke rumahnya saya tanya: Mbah Yai kok bisa datang  niku pripun nggeh?. Tandanya orang mengerti beliau nggak menjawab pertanyaan saya mungkin biar saya mikir sendiri. Pada waktu saya dapat hidayah ini kakak saya yang CPM bertugas di Medan Sumatera utara karena belum menjalankan shalat 5 waktu saya minta agar menjalankan shalat lima waktu sebab di dunianya saja saya diperlihatkan sedikit ghoib apalagi di akhirat nanti. Begitulah orang se kampung saya geger mendengar ketika saya dimaki-maki dan dihajar habis-habisan oleh mbah Mail semua orang bilang saya malah bejo/untung. Orang-orang kampung yang sudah pernah sowan ke mbah Mail bilang ke bapak saya bahwa anakke panjenengan bejo mbah tidak semua orang dimarahi mbah Mail. Ya benar sekali saya memang merasa bejo alias untung karena dapat hidayah ditunjukkan kepada jalan yang benar oleh waliyullah tsb.

Alhamdulillah pada waktu itu saya datang ke rumahnya dengan keputus-asaan, karena penyakit saya yang tidak sembuh-sembuh oleh mbah Mail dibilang dokternya yang goblok akhirnya saya diminta membaca yasin 41x di Baskom dibuat mandi sebelum Jumatan selain itu diminta mencari 9 peceran (comberan) tempat yang berbeda juga dengan membaca surat al fatihah sebanyak 41 untuk dibuat kramas ketika mandi. Subhanallah sembuh benar penyakit saya. Kelebihan mbah Mail yang saya ketahui: benar-benar bisa datang  ke rumah saya, tamu yang tidak punya niat baik akan menguji mbah Mail beliau bisa tahu, akhirnya tamunya tersungkur mohon maaf, tetangga saya yang nyolong ditanya sampai 3 kali nggak ngaku mbah Mail bilang kalau kamu bukan yang nyolong kamu selamet, kalau kamu yang nyolong kamu mungkir cendak umurmu, ajaibnya 3 hari orang yang nyolong mungkir itu meninggal beneran. Kelebihan mbah Mail satu lagi saya dikasih tahu oleh semua murid-muridnya yang sudah pernah naik haji di Mekah ditemui mbah Mail (yang ini saya belum tahu). Semua orang yang sudah pernah sowan kepada mbah Mail Pasti bilang itu Wali Allah SWT berbagai macam karomah diberikan mbah Mail misalnya ketika ada orang yang mau bersidang muridnya diminta baca wirid tertentu hakim akhirnya luluh.

Mbah Mail meninggal pada tahun 2005 bersama ini saya sertakan suasana haul mbah Mail dari tahun ke tahun yang membludak pengunjungnya. Sekarang ilmunya diturunkan kepada anaknya namanya Yai Agus, mbah Yai Agus bilang ke saya mas anakke bapak iku aku sing ora kyai malah aku diwasiatkan bapak untuk meneruskan amalan ini untuk diberikan kepada murid-muridnya yang shaleh.

Begitulah kisah nyata saya bisa bertemu wali Allah SWT hidayah ini saya sebarluaskan mudah-mudahan menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Aamiin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19