Tampilkan postingan dengan label 1. Tegang menunggu istri operasi. 2. Rumah sakit Hermina Profesional.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 1. Tegang menunggu istri operasi. 2. Rumah sakit Hermina Profesional.. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Agustus 2019

TEGANG MENUNGGU ISTERI OPERASI DI RS. HERMINA ALHAMDULILLAH ALLAH SWT SELAMATKAN

Oleh WARSITO, SH.., M.Kn.

 
 
Umumnya  manusia  itu  baru  benar-benar  dekat kepada  Allah  SWT   menangis-nangis  memohon pertolonganNya,  jika  sedang   kepepet  hidupnya begitu   juga  dengan  saya  ketika  ada      masalah, ada   kesulitan   hidup  yang sulit terpecahkan, ada penyakit   yang   diderita,  baru benar-benar dekat kepada Allah SWT.
        
Pada hari Kamis tanggal 31 Januari 2019 istri saya masuk RS Hermina untuk persiapan menjalani operasi. Operasi sendiri dilakukan pada hari Jumat tanggal 1 Februari 2019 dari mulai jam 09.00-10.30 WIB sesudahnya baru dipindahkan ke ruang isolasi sampai dengan pukul 16.00 baru kemudian dipindah lagi ke ruang perawatan.

Istri saya penderita penyakit miom harus segera diangkat, karena sudah berbulan-bulan mengalami pendarahan bahkan pada perkembangannya petunjuk dokter bukan hanya miomnya saja yang harus diangkat tetapi juga harus siap kehilangan rahimnya untuk ikut dipotong, sebab antara miom dengan rahim sudah menempel di dindingnya keduanya sulit untuk dipisahkan.
       Untuk memantapkan langkah operasi, saya berobat ke RS Harapan Kita bagian kandungan (obgyn) mengingat kedua anak saya lahir cesar di RS tersebut yang saya anggap sudah berpengalaman dengan peralatan medisnya yang menunjang. Semula ingin menggunakan BPJS yang menjadi hak kami mengingat setiap bulan kami sudah dipotong untuk iuran BPJS. Namun sayangnya, BPJS ini pasien tidak bisa memilih RS yang dikehendaki harus melalui tahapan-tahapan ke rumah sakit type c terlebih dahulu yang menurut saya sengaja dibuat merepotkan peserta BPJS. Melalui faskes tingkat 1 kami mendapatkan rujukan jatah rumah sakit Qadr Tangerang dan RS Hermina Bitung Kabupaten Tangerang di benak saya kurang mantap untuk melakukan operasi, sebab ini masalah nyawa, harus ditangani dengan penunjang medis yang cukup. Bahkan dokter Obgyn di RS Qodr (untuk menjaga kode etik tidak saya sebutkan namanya) dengan jujur dan terus terang mengatakan bahwa alat penunjang medisnya disini tidak lengkap dan menyarankan untuk di operasi di RS Harapan kita saja. Saya sudah berketetapan hati menghubungi  dan mendatangi langsung ke RS Harapan Kita Jakarta untuk melakukan operasi dengan meminta informasi prakiraan biayanya.
 
BNI Life LUAR BIASA

       Istri saya adalah pemegang Polis BNI Life No Kartu :8000103005559625, No Polis:2769/PK-KES/0617 dan Nomor Peserta: SJI-KES00415, atas Nama Peserta: Gardina Kurniawati, SE, dengan PLAN: IP500. 
Puji Syukur kahadhirat Allah SWT operasi pengangkatan miom dan rahim berjalan lancar. Dokter visit pada tanggal 3 Februari sudah membolehkan istri saya pulang. Saya diminta ke tata rekening oleh suster untuk mengurusi administrasinya dan berapa yang harus saya bayar selisihnya. Tak berapa lama saya mendapatkan panggilan menuju ke kasir untuk memberesi biaya operasinya. Alangkah kagetnya dan puji syukur kepada Allah SWT dari total biaya rumah sakit Rp. 19.922.972,- di cover oleh BNI Life 19.265,404  saya cuma membayar dari kantong saya Rp. 657.568,-. Alhamdulillah ya Allah.. Engkau permudah urusanku, terima kasih BNI Life, ternyata klaim asuransi tidak seseram dan sesusah apa yang pernah saya dengar selama ini. Semoga BNI Life tetap jaya untuk melayani umat ketika sedang membutuhkan.

       Pikir saya akan menggunakan asuransi BNI Life untuk operasi di RS harapan Kita soal nambah-nambah biaya sedikit nggak ada masalah yang penting pelayanannya bagus dan mengutamakan safety pasien, tetapi jawaban petugas di RS Harapan Kita ini untuk operasi miom dan pengangkatan rahim biayanya belum ketahuan harus tindakan terlebih dahulu baru ketahuan biayanya. Jawaban yang tidak memuaskan itu saya menanyakan petugas yang satunya lagi, jawabannya sama saja harus tindakan terlebih dahulu baru ketahuan berapa biayanya yang harus di cover oleh asuransi, menurutnya tindakan operasi sendiri bisa berkembang 3, 4 bahkan lima tindakan, makanya belum ketahuan nominal biayanya. Masih tidak puas atas jawaban itu, saya mendatangi tata rekening menanyakan kisaran biaya operasi pengangkatan miom dan rahim, jawabannya setali tiga uang alias sami mawon bahwa harus tindakan terlebih dahulu baru ketahuan berapa biayanya yang di cover oleh BNI Life. Akhirnya saya simpulkan bahwa ini memang kebijakan RS Harapan kita jadi bukan salah memberikan informasi petugasnya meski menurut saya ini agak aneh, bagaimana jika sewaktu-waktu operasi biayanya membengkak dan kita tidak siap biayanya yang ditanggung asuransi cuma satu juta dari seratus juta misalnya?.
       Sedangkan di RS Qadr Tangerang dan RS Hermina Kota Tangerang, Jln KS Tubun Pasar Baru tidak demikian biaya prakiraan operasi besar miom dan pengangkatan rahim sudah ketahuan untuk RS Hermina kota Tangerang biaya tindakan operasi besar maksimal 27 juta belum termasuk kamar dan obat-obatan. Akhirnya, saya putuskan istri saya menjalani operasi pengangkatan miom dan Rahim di RS Hermina Pasar Baru kota Tangerang. Sebelum tindakan operasi istri saya menjalani test laboratorium, EKG, penyakit dalam, rontgen, anestesi, puasa dll. Sebelum tindakan operasi, pihak RS Hermina mengirimkan berkas-berkas hasil opname dokter ke BNI life, kira-kira 2 hari kami sudah mendapatkan jawaban pasti dari asuransi BNI life bahwa biaya tindakan operasi pengangkatan miom dan Rahim di Cover 15juta dari 27 juta belum termasuk kamar dan obat-obatan akan ditanggung. Mengapa RS Harapan kita tidak mau melakukan hal yang sama seperti RS Hermina mengirimkan ke BNI Life dengan melampirkan data-data pendukung perlunya tindakan dokter?. Demikian itu untuk memastikan berapa yang di cover oleh BNI Life agar pasien bisa menyiapkan biayanya. Bukannya malah RS Harapan kita menunggu tindakan operasi terlebih dahulu baru mengirimkan berkas-berkasnya ke BNI Life. Ya kalau di cover kalau tidak, berpikir seperti ini sungguh menjungkirbalikkan logika sehat.

       Selama operasi itu saya belum bisa sarapan pagi dan makan siang, sambil menunggu jalannya operasi saya duduk dilesehan. Saya ditemani mak saya (ibu saya) dan kedua anak saya, saya terus komat-kamit berdzikir kepada Allah SWT. Saya sempat marah sekali ketika anak-anak saya pada buka HP, setelah saya tanya buka apa?. Nggak tahunya ikut ngaji baca al-quran jadi saya yang salah.
Saya pun mengabarkan keluarga istri yang di Solo ketika saya bilang sedang berdzikir untuk keselamatan operasi malah bilang: “Tenang saja om! (manggilin anaknya) sekarang sudah canggih alat kedokteran itu termasuk operasi kecil. Dalam hati saya kok ada rasa mendahului kehendak Allah SWT secanggih apapun alat kedokteran Allah SWT yang menentukan segalanya.
Tapi paling tidak membesarkan hati saya untuk tidak terlalu panik. Begitulah manusia jika sedang kepepet dekat dengan Allah SWT.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19