Tampilkan postingan dengan label Pengalaman Berbelanja Kebutuhan Pokok Pasar Malabar Tangerang Bersama Istri.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengalaman Berbelanja Kebutuhan Pokok Pasar Malabar Tangerang Bersama Istri.. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 April 2021

PENGALAMAN BERBELANJA KEBUTUHAN POKOK MENEMANI ISTRI KE PASAR MALABAR TANGERANG

 


 

SUASANA PASAR MALABAR PERUM TANGERANG

 

 

 

Oleh WARSITO, SH., M.Kn.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta

Dosen Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta

Alumni Magister Kenotariatan UI

Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016  

Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003


 

Pengalaman berbelanja kebutuhan pokok menemani istri ke Pasar Malabar Kota Tangerang sangat berkesan dan menyenangkan sekali, sekarang pasar Malabar Tangerang terlihat rapi dan bersih sehingga enak dipandang mata. Selain rapi dan bersih yang membuat ketagihan saya hampir setiap minggu sekali menemani istri saya ke pasar Malabar Tangerang karena harga sayur-sayuran dan daging serta kebutuhan dapur lainnya agak lebih murah dibandingkan dengan pasar kaget di perumahan saya tinggal di Sari Bumi Indah Tangerang. Tujuan saya mau menemani istri berbelanja kebutuhan pokok ke pasar Malabar Tangerang seminggu sekali, sebagai seorang dosen sekaligus untuk penelitian kecil-kecilan guna melihat secara dekat ekonomi kerakyatan yang sekarang ini sudah mulai menggeliat meski masih dalam suasana Pandemi Covid-19. Di Masa Pandemi Covid-19 ini ketika saya berkunjung ke Pasar Malabar Tangerang masih banyak saya jumpai pedagang dan pengunjung yang abai terhadap protokol kesehatan. Saya lihat masih banyak yang tidak memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan padahal pengelola pasar sudah menyediakan tempat cuci tangan. Harapan saya harus ada pengawasan untuk mendisiplinkan para pedagang dan pengunjung agar memakai masker karena jika sudah terkena wabah Covid hanya ada dua pilihan selamat atau wassalam alias meninggal dunia. Pengalaman menemani istri ke Pasar Malabar Kota Tangerang mengingatkan saya ketika masih kecil diajak berdagang oleh bapak saya di Pasar Kayen Pati untuk menunggui barang dagangannya, sekira tahun 1980 saya berjualan menunggui barang dagangan kelapa jika tidak ada yang membeli saya hanya ngelangut alias melamun sedih.


 

 

 

Pengalaman menemani istri Berbelanja Kebutuhan Pokok ke Pasar Malabar Kota Tangerang Ingat Saya Berdagang di Pasar Kayen, Pati.

Ketika saya berbelanja ke Pasar Malabar Tangerang mengingatkan saya tatkala waktu masih kecil berdagang krambil (kelapa) di Pasar Kayen, Pati Jawa-Tengah, saya berdagang bersama bapak saya yang sudah almarhum sekarang, saat ini Pasar Kayen sudah dipindahkan di Pecangaan arah jalan raya kayen-Pati. Saya yang terlahir dan asli dari kampung ingat betul merasakan susahnya pada tahun 1980an satu kampung yang memakan nasi beras hanya bu lek saja, lainnya makan nasi jagung betapa susahnya waktu itu, tapi sekarang meski jumlah populasi penduduk semakin bertambah banyak tidak ada kata kesulitan untuk mencari beras asalkan memiliki uang maka segala kebutuhan bisa tercukupi dengan baik. Oleh karena itu sebagai orang yang gemi yang bahasa Indonesianya hemat ketika ada selisih perbedaan harga antara di Pasar Malabar Tangerang dengan pasar lainnya, maka saya akan mencari selisih harga yang lebih murah. Selisih harga itu jika dikumpulin sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit alias bertambah banyak. Oleh karena itu menurut saya, baik pemerintah pusat ataupun daerah maupun swasta yang mengelola menajemen pasar harus  menata Pasar dengan cara profesional, jika pasarnya sudah rapi dan bersih dengan sendirinya pengunjung akan semakin bertambah banyak itu artinya pundi-pundi rupiah pemasukan kas pasar akan semakin bertambah banyak pula.

 

 


 

Pengalaman Berbelanja Kebutuhan Pokok Ke Pasar Malabar Tangerang Selain Untuk Hiburan Juga Cuci Mata

Pengalaman yang saya rasakan ketika berbelanja kebutuhan pokok ke Pasar Malabar Tangerang hati rasanya adem, hikmahnya kita tidak akan selalu melihat keatas, kita senantiasa akan bersyukur kepada Allah SWT melihat keadaan di Pasar masih banyak orang yang susah tidak semua dagangannya laku terjual, sedangkan dirumah ditunggu kebutuhan keluarga selain juga untuk menyekolahkan dan mengkuliahkan anak-anaknya. Selain itu Pengalaman saya berbelanja kebutuhan pokok ke Pasar Malabar Tangerang menemani istri juga untuk hiburan setelah mengalami kepenatan dalam menjalani tugas keseharian idep-idep juga untuk cuci mata memperhatikan perilaku para pedagang di Pasar Malabar meski pedagang ayam potong ada pedagang yang tetap bisa merawat wajahnya dengan baik dan kinclong tetapi banyak juga pedagang yang masih awut-awutan wajahnya tidak di mark up dengan baik.

Pengalaman Berbelanja bahan pokok ke Pasar Malabar Kota Tangerang sangat mengesankan sekali terpetik pelajaran yang sangat berharga bagi saya agar tidak meremehkan para pedagang sayur atau orang-orang yang kelihatannya berprofesi sepele, karena boleh jadi yang kita remehkan itu sesungguhnya lebih hebat dari kita. Fakta nyata di kampung saya, saudara saya yang berjualan sayur-sayuran dapat membangun rumah bermilyar-milyar sedangkan saya yang di Jakarta puluhan tahun boro-boro megang milyaran, ratusan juta saja tidak pernah sudah terkuras untuk kebutuhan keluarga semua. Begitulah selayang pandang pengalaman saya berbelanja kebutuhan pokok ke Pasar Malabar Tangerang menemani istri yang didalamnya penuh hikmah dan pelajaran yang bisa saya petik agar senantiasa kita bisa hidup berhemat dan tidak mengecilkan orang lain karena boleh jadi orang yang kita kecilkan sesungguhnya lebih besar daripada kita.

Semoga Bermanfaat.


HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19