Rabu, 29 September 2021

Kesan dan Pesan Melihat di Beberapa Dusun Daerah Pati Ketika Orang Meninggal Kebiasaan Menshalati Jenazah Diamplopi Uang

Pernahkah anda melihat orang menshalati jenazah di sakunya di selipkan uang?, Kesan dan Pesan saya sangat miris melihat masyarakat di beberapa dusun di daerah Pati menshalati jenazah diberikan amplop. Adat kebiasaan itulah yang masih ada di beberapa dusun daerah Pati Jawa-Tengah, memang terasa aneh orang yang sudah ketimpa musibah malah tambah dibebani kebutuhan seharusnya orang yang susah ini malah dibantu. Berbeda dengan saya tinggal di perumahan Tangerang saya menjadi Pembina Paguyuban Sosial Melati untuk mengurusi Kematian, jika ada warga kami yang meninggal dunia dapat santunan 3juta rupiah dan juga dapat uang salawatan di baskom. Ada adagium di perumahan saya yang terdengar disini orang meninggal tinggal modal nangis saja. Maksudnya ketika ada orang yang meninggal jangan malah dibebani untuk kebutuhan macam-macamnya justru harus dibantu seperti itulah cara-cara yang benar. Adat kebiasaan yang tidak baik harus dikikis secara pelan-pelan agar generasi muda nanti tidak diwarisi adat kebiasaan yang buruk. Adat atau kebiasaan yang tidak baik harus dibuang jauh-jauh sedangkan adat kebiasaan yang baik harus dilestarikan sebagai budaya Indonesia mengenai keragaman di negeri ini. Bahkan adat budaya telah dengan tegas dimasukkan didalam konstitusi sebagai bukti kita menghargai berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia. Diatas sudah saya jelaskan kebudayaan yang baik-baik harus dipertahankan sebaliknya, kebudayaan yang buruk haru dibuang jah-jauh.

 

Kesan dan Pesan Ketika Bapak Saya Meninggal Shalat Jenazah Diberikan Uang

Adalah bapak saya yang pada tahun 2016 meninggal dunia saya sudah melarang untuk tidak menyediakan uang memberikan kepada orang-orang yang menshalati Jenazah karena itu cara berfikir yang terbalik dan melanggar hukum islam seharusnya orang yang meninggal itu malah perlu dibantu untuk biaya pemakaman dan lain-lainnya, jangan malah orang yang meninggal tambah dibebani susah akibatnya banyak orang yang meninggal di dusun-dusun Pati jualan rumah atau tanah untuk biaya meninggal sampai tahlilan tujuh hari. Adat kebiasaan yang tidak baik ini harus segera dibuang jauh-jauh peran alim ulama setempat harus menyadarkan kepada masyarakat bahwa adat yang tidak baik itu harus segera ditinggalkan. Pada waktu bapak saya meninggal tahun 2016 saya sudah melarang orang-orang yang menshalati bapak saya dikasih amplop tapi adik saya yang di kampung khawatir sepulang saya ke Jakarta nanti adik saya dihakimi oleh orang satu kampung dibilang bapak saya meninggal kayak kucing tidak dihargai padahal tidak demikian. Sesuai sabda Rasulullah bahwa orang yang meninggal itu adalah putus amalannya kecuali tiga perkara yang pertama, amal jariah, yang kedua, ilmu yang bermanfaat dan yang ketiga adalah anak shaleh yang mendoakan orang tuanya. Orang islam harus paham Sabda Rasulullah ini dan harus meninggalkan kebiasaan buruk orang meninggal di shalati jangan menyelipkan amplop di sakunya kepada jamaah ini ajaran yang tidak benar harus segera diberangus, tetapi memang tidak mudah untuk mereformasi keadaan seperti ini karena sudah mendarah daging di masyarakat apalagi ada pihak-pihak yang merasa nyaman dan senang di zona nyaman ini.

Menshalati Dikasih Duit Harus Segera Ditinggalkan

Jika kita ingin menjadi islam yang baik dan benar maka harus mengikuti ajaran nabi Agung Muhammad SAW tinggalkan jauh-jauh memberikan amplop kepada jamaah yang menshalati jenazah karena ini bukan ajaran islam, kalau dalih ingin bersedekah tetapi dampaknya menjadi diadatkan jika orang tidak punya yang meninggal tidak punya apa-apa alias orang miskin tentu akan bertambah susah karena akan mencari utangan kesana kemari untuk menutupi biaya pemakaman dan tahlilan tsb.

Kesan Pesan Ketika Pulang Ke Solo Selalu Makan Nasi Liwet Enak dan Harga Murah

 

Siapa yang tidak kenal nasi liwet khas Solo?. Sejak saya punya istri orang Solo ketika pulang ke Solo saya selalu makan nasi Liwet dengan ayam kampung yang lezat. Saya juga sering makan Tengkleng dari Kambing, namun kalau makan tengkleng jangan banyak-banyak apalagi orang yang sedang mengidap hipertensi atau darah tinggi bisa berbahaya. Kita harus senantiasa bisa menjaga kesehatan agar segar bugar semangat untuk beraktifitas. Apalagi kalau sudah usia makan kambing jangan banyak-banyak harus dibatasi begitulah sunnatullah usia ini tidak bisa dibohongi. Kembali ke topik kesan dan pesan saya ketika ke Solo ke rumah istri selalu makan nasi liwet yang saya pilih nasi liwet lesehan yang ada di Solo Baru sambil menikmati pemandangan yang sangat indah sekali. Terkadang juga nasi liwet yang sedang berkeliling dengan sepeda yang menjadi langganan istri saya. Harga nasil liwet di Solo masih murah meriah kalau tidak pakai ayam nasi liwet cuma 5ribu rupiah itupun sudah dapat ayam yang suwir-suwiran. Jadi rasanya kalau pulang ke Solo kalau tidak makan nasi liwet rasanya kurang lengkap. Memang kuliner di Solo enak-enak dan murah-murah harganya, maka orang-orang daerah itu jika sama-sama dapat kerjaan yang mapan lebih enak tinggal di daerah ketimbang tinggal di ibu kota yang pagi siang mengalami kemacetan bisa-bisa tua dijalanan. Pernah suatu ketika saya ditanya orang Solo mas sampean kok kerasan tinggal di Jakarta yang penuh dengan kemacetan ya saya jawab memang Allah SWT sudah memberikan rezeki saya ada di Jakarta dalam hati jika saja dahulu saya sudah mapan dapat pekerjaan di kampung halaman tentu saya juga malas tinggal di Jakarta yang sudah penuh sesak dan hidup penuh perjuangan ini. Sudah 3 tahun ini saya tidak pulang ke Solo dikarenakan terjadi pandemi yang mengglobal bagaimana kami mau pulang jika pulang tentu orang-orang justru akan ketakutan dikira keluarga kami datang dari Jakarta membawa virus, sebaliknya kami juga ketakutan jika kami pulang kampung dapat tertular covid 19 dari keluarga di Solo disini saling menjaga dan saling ketakutan satu sama lain harapan saya wabah covid 19 akan segera berakhir dan kita akan kembali kepada kehidupan yang normal dan ekonomi kita semakin membaik. Dengan tidak pulang kampung sudah selama 3 tahun sudah lama saya tidak merasakan nasi liwet khas Solo lagi. Nasi liwet yang langganan keluarga saya adalah nasi lewat yang mbah-mbah berjualannya sambil bersepeda terkadang saya juga mikir kenapa sama-sama nasi liwet yang ada di Jakarta dengan di solo kok rasanya beda, meski sama-sama orang Solo yang memasaknya tetapi enakan nasi liwet yang ada di Solo, barangkali penyebabnya disana memasaknya dengan memakai kayu bakar. Terkadang saya terpikir di tempat tinggal saya Tangerang langka yang membuka nasi liwet lebih baik apa saya membuka nasi liwet insya allah akan laris manis karena saingannya tidak ada, tetapi kendalanya saya harus mencari orang yang masak dan menungguinya itu yang susah. Kalau pun ada akan berbenturan dengan kriteria kejujuran mencari orang yang jujur itu sangat susah sekali padahal kalau jujur kita sama-sama enak mereka dapat penghasilan kita yang menanam modal juga dapat penghasilan begitulah seharusnya simbiosis mutualisme itu, tetapi kebanyakan orang mencari jalan instan untuk mencari rezeki dengan menerabas aturan dan norma-norma etika yang berlaku di masyarakat. Kesan dan pesan saya makan nasi liwet di Solo rasanya nikmat selain harganya sangat murah, maka wajar jika istri saya sudah pensiun dari PNS Sekretariat Jenderal DPR akan pulang kampung ke Solo untuk menikmati hari tua dengan banyak kuliner. Nasi liwet Solo memang membuat kangen dan mengesankan.

Selasa, 28 September 2021

Kesan Pesan Suka Duka Pengalaman Bekerja di KOSPIN di Pati Jawa Tengah Dengan Gaji 45 Ribu Sebulan

 


 

Pada Tahun 1989 saya bekerja di Koperasi Simpan Pinjam di Daerah Pati Jawa Tengah dengan gaji 45ribu sebulan. Pada waktu itu gaji 45 ribu sudah banyak saya makan sate saja cuma seribu rupiah. Senang saya bisa bekerja di Kospin Jasa ini banyak sukanya ketimbang dukanya meski gaji kecil tetapi hati rasanya bahagia. Saya mulai bekerja dengan mengontel sepeda jam 9 pagi s/d jam 11 siang berkeliling narik nasabah,  jam 11 siangnya sudah pulang untuk storting atau setoran, saya termasuk karyawan yang berprestasi setiap bulan saya mendapatkan bonus karena resort (daerah) setorannya sangat bagus sekali sehingga pimpinan saya senang dengan kinerja yang saya capai kebetulan pimpinan saya satu kampung dengan saya orang kayen dan sekarang orangnya sudah almarhum saya doakan mudah-mudahan Husnul Khatimah. Bekerja di Koperasi Simpan Pinjam praktis cuma 2 jam selebihnya saya sudah bisa bercengkrama dengan teman-teman kalau malam saya bisa gitaran dengan teman-teman saya.

 

Suka Duka Bekerja di Kospin atau Koperasi Simpan Pinjam

Sebagaimana yang saya sampaikan diatas kalau dihitung antara suka dengan dukanya banyak sukanya bekerja di Kospin Koperasi Simpan pinjam meski gaji kecil kalau tadi diatas saya sudah bicara tentang sukanya sekarang saya bicara mengenai dukanya saya bekerja di Kospin dukanya yaitu ketika nasabah telat bayar setoran minim saya malu balik ke kantor karena  pimpinan sudah pasti marah-marah kalau nggak disindir-sindir inilah salah satu dukanya tapi enaknya yaitu bisa ngutang dulu uang nasabah, caranya pembayaran dari nasabah kita strep dulu anggap saja hari ini dia nggak bayar, tetapi besok lusa kita bayar doble jangan kelibet utang  tidak baik jadinya menumpuk apa yang buat kita membayar nanti. Menyetrip atau memakai uang nasabah ini hampir semuanya dilakukan oleh karyawan Kospin Jasa yang menarik nasabah, kalau tidak demikian bagaimana kita bisa bermalam minggu dan ngasih orang tua kalau nunggu gajian terlalu lama. Begitulah suka duka jika kita bekerja di Kospin saya lihat sekarang ini Kospin di daerah Pati tidak begitu menjamur seperti dahulu tahun 1990an yang banyak sekali pendirian koperasi. Pada waktu itu JP atau jasa pelayanannya 20% jadi kalau orang minjam uang 1juta maka sebulan harus mengembalikan 1.2juta itu sudah termasuk bunganya.

 

Belum Sadar Haram Halal

Pada waktu  saya bekerja di Kospin tahun 1990an saya belum sadar haram halal mengenai Koperasi tsb sekarang saya sadar itu adalah haram karena mengenakan bunga sekian persen kecuali koperasi syariah itu baru halal. Apalagi saya ini orangnya tidak tega dan tidak bisa jika ada nenek-nenek yang sudah bungkuk-bungkuk tidak bisa membayar saya tagih, saya pernah dimarahi pimpinan saya nenek-nenek ini saya lewati saya tidak mau menarik karena saya tidak tega melihatnya, oleh pimpinan dibilang saya sok sial. Akhirnya karena bertentangan dengan hati nurani saya dan melanggar ketentuan Allah SWT itu perbuatan riba’ maka saya putuskan untuk berhenti dari Kospin lebih baik saya bekerja apa saja yang penting halal dan enak dimakan dunia dan akhirat pasti hidup akan berkah, Aamiin.

 

Kesan dan Pesan Selama Saya Tinggal di Medan di Jalan Gunung Krakatau

 


 

Tahun 1988 untuk pertama kalinya saya saya menginjakkan kaki di Medan, saya tinggal di Jalan Gunung Krakatau Medan. Kakak saya berdinas di Medan menjadi CPM di Jalan Benteng Medan niat saya datang ke Medan untuk mengadu nasib masuk Bintara Polri saya mendaftar Bintara Polri di SPN Sampali Medan. Banyak kenangan indah ketika saya tinggal di Medan sungguh sangat indah sekali bertemu orang-orang baik disana saya pernah memiliki kekasih yang dengan tulus hati mencintai saya meski saya orang tidak punya dia tetap mencintai saya dengan setulus hati, tapi tapi takdir berkata lain bapak saya berantem dengan kakak saya sehingga meminta saya dipulangkan dari Medan ke jawa, saya meninggalkan medan pun terasa berat karena saya sudah memiliki kekasih yang benar-benar mencintai saya bukan karena harta tetapi karena ketulusannya. Saya ke Medan pertama kali naik bus dari Pati Jawa Tengah sampai ke medan sekira 2 hari lebih busnya baru sampai sebelum samai ke medan terjadi kecelakaan mau bus tsb terbalik di daerah tebing tinggi tangan saya dijahit sebanyak sepuluh jahitan.  Saya masuk Bintara di Polda Sumatera Utara karena saya telah gagal masuk Bintara di Polda Metro jaya dan kali ini saya pun gagal kembali untuk menjadi Polisi. Semua memang sudah digariskan oleh Allah sWT mengenai jodoh, rezeki dan maut kita hanya tinggal menjalankan saja.  Saya di Medan tinggal di Jalan Gunung Krakatau kakak saya diberikan rumah oleh ibu angkatnya orang padang yang kaya raya dengan usaha jualan tilam. Saya tinggal di medan bak seperti raja pagi dan siang dianterin oleh ibu angkat kakak saya makanan. Ibu angkat saya ingat kebaikan kakak saya waktu usahanya dirampok dan dibantu kakak saya perampok itu ditangkap dengan mengatakan jangan macam-macam ini ibu saya jangan gangguin ibu saya ya nanti ku patahin tangan kau begitulah kata kakak saya yang garang menjadi CPM yang bertugas di Jalan Benteng Medan.

 

Kenangan tinggal kenangan di Medan

Kenangan memamg tinggal kenangan di medan kekasih saya yang cantik bernama Supridayanti itu pernah datang ke kampung saya di Pati Jawa Tengah saya merasa bangga dan terharu dengan kekasih pujaan hatiku. Tapi apa boleh buat waktu itu saya tidak berdaya dalam hal ekonomi saya belum bisa menikahi kekasih saya karena saya tidak punya apa-apa menyedihkan memang. Kini saya menikah bukan dengan kekasih saya itu pada akhirnya saya sadar bahwa jodoh, rezeki dan maut itu memang benar-benar Allah SWT yang menentukanNya.

Cara Mengatasi Orang Hutang Agar Tidak Ngemplang Dengan Modus Untuk Penipuan

 


 

Bagaimana cara mengatasi orang yang ngutang agar tidak ngempalng?. Sudah ada peribahasa yang sangat populer dimana ada gula disitu ada semut. Hidup ini serba salah, jika orang tidak punya umumnya dijauhin oleh teman-teman karena banyak orang berfikir untuk apa bergaul sama orang miskin yang tidak ada manfaat dan untungnya. Sementara jika kita posisinya orang yang kaya umumnya banyak orang yang mendekat kepada kita, kita bak gula dikerubuti semut karena ada maunya dan kepentingan yang hendak dituju. Bermacam-macam modus cara orang untuk mendekati orang kaya seperti memuji-muji dengan harapan agar suatu saat bisa  hutang dengan dalih untuk usaha atau dagang tetapi setelah dikasih hutangan biasanya banyak yang menjauh justru ngemplang yang ada kalau ditagih malah jadi berantem padahal kita memberi pinjaman tidak ada bunganya sama sekali kita menolong orang hanya mengharap ridho Allah SWT, tetapi balasannya sungguh sangat menyakitkan boro-boro berucap terima kasih justru yang ada kalau kita menagih hak kita umumnya terjadi keributan inilah fenomena masyarakat kita dalam hal utang piutang.

 

Jangan Dikasih Hutang Diberi Saja Untuk Sadaqah

Jika kita ditembungi hutang oleh teman kita memang serba salah untuk menolaknya, nggak dikasih nggak enak dikasih bakalan jatuhnya menyakitkan dikemudian hari. Pengalaman saya jika ada orang yang hutang apalagi jutaan tidak bakal saya pinjami justru mereka saya kasih saja antara 100rb-300rb idep-idep amalan saya kepada mereka sebab kalau saya pinjami saya tidak mengharap untuk balik, padahal mereka akadnya adalah hutang seharusnya berkewajiban untuk membayar. Kebanyakan mereka ngutang itu karena modus saja dengan alasan ada keluarga sakit, untuk biaya anak kuliah dan wisuda dll padahal sebenarnya tidak. Prinsip saya meski selektif dalam memberikan utangan tetapi saya tidak pelit jika memang benar-benar ada orang yang membutuhkan pasti saya bantu sesuai dengan kemampuan saya karena tolong menolong dalam hal kebaikan ini sangat  dianjurkan oleh Allah SWT. Makanya kita harus punya insting juga orang yang datang ke kita pinjam duit itu modus atau karena memang dia benar-benar membutuhkan untuk keluarganya. Alhamdulillah saya diberikan insting oleh Allah SWT untuk bisa menilai orang apakah dia itu baik atau tidak sehingga dengan demikian saya tahu dan paham mana orang yang modus dan mana orang yang benar-benar membutuhkan pertolongan. Agar kita semua tidak tertipu orang yang modus hutang ngemplang lebih baik kita beri saja se ikhlasnya daripada kita hutangi pada akhirnya membayarnya susah malah  membikin jengkel hati kita. Kebanyakan orang tidak takut dosa bahwa hutang itu nanti dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT dan ahli waris wajib membayar hutang pewaris sebatas harta yang ditinggalkan.

Berhati-hatilah ketika orang datang ke kita untuk nembung hutang maka kita harus punya insting apakah orang ini modus untuk ngemplang hutang atau memang benar-benar membutuhkan dengan demikian kita tidak akan menyesal karena tidak menjadi korban. Namun demikian kita wajib tolong menolong terhadap sesama yang membutuhkan karena ini pahalanya sangat besar sekali.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19