Jumat, 20 Mei 2022

Cara Mensiasati Naik Pesawat dan Menunggu Keluarga Naik Pesawat Agar Tidak Panik dan Stress

 


 

Jangan suka menyalahkan orang lain jika melihat naik pesawat suka stress, cemas, ketakutan dan mengalami kepanikan jiwa luar biasa. Sebab masing-masing orang berbeda-beda dalam kesenangan dan ketenangan dalam menggunakan moda transportasi. Ada yang enjoy menggunakan bus, kereta api, kapal laut bahkan ada yang senang dengan menggunakan pesawat terbang dengan alasan efisien waktu dan tidak capek dijalanan. Itulah beragam masing-masing orang yang memiliki pandangan berbeda-beda yang harus kita hormati dan tidak bisa kita samakan dengan diri kita.

 

Saya lebih tenang dan Nyaman Naik Kereta Api

Moda transportasi kereta api menjadi primadona saya pulang ke kampung di Jawa-Tengah, tepatnya di Kabupaten Pati Kecamatan Kayen dekat Makam Wali Syekh Jangkung Landoh. Alasan saya kereta api menjadi pilihan mudik selain berbiaya murah, cepat, juga tepat waktu. Namun, setelah sekarang ada tol Cipali jurusan Jawa-Tengah, saya menjadi takjub karena dalam kondisi tidak menjelang lebaran Jakarta-Semarang bisa ditempuh hanya dengan waktu 6 Jam. Berbeda sebelum ada tol Cipali jika lebaran macetnya luar biasa dahsyat sampat pernah saya macet 2 hari di jalan yang dahulu tempatnya di Brexit atau Brebes Exit pernah terjadi malapetaka kamacetan luar biasa. Namun pemudik dalam menghadapi lebaran tahun 2022 ini negara benar-benar terasa hadir kepada rakyatnya pasalnya pemudik dimanjakan dengan dibukanya tol one way arah Jawa Tengah begitu juga diberlakukan one way arah ke Jakarta ketika menghadapi arus balik. Saya sendiri ketika mudik H-1 lebaran betul-betul menikmati adanya one way tidak ada kemacetan sangat lancar sekali dalam perjalanan ke kampung halaman saya. Namun ketika saya balik ke Jakarta arus balik luar biasa macetnya meski sudah dibuka one way masih juga macet, penyebabnya menjelang rest area selalu ada kemacetan. Terkadang saya berfikir sudah dibuka one way seperti ini masih saja macet, sudah ada jalan tol Cipali yang menakjubkan jurusan Jakarta-Semarang masih juga macet, apalagi tidak ada tol, akhirnya saya tersadar ini semua karena kendaraan bertambah banyak dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun maka wajar jika tetap terjadi kemacetan. Saya mudik dengan menggunakan Toyota Rush tahun 2011 dengan penumpang empat orang, saya dan istri serta dua anak. Sebenarnya semula istri saya yang pulang sendiri karena anak-anak tidak ada yang mau pulang, mengingat jika pulang malah capeknya luar biasa anak-anak tidak mau pulang ditambah pertimbangannya bapak saya sudah meninggal dan mertua saya di Solo dua-duanya sudah tidak ada lagi mudik pulang kampung malah capek saja muter ke tempat saudara-saudara istri, inilah yang membuat anak-anak saya dan saya sendiri malas untuk mudik. Ibu kandung saya sudah ikut saya di Jakarta inilah pertimbangannya saya juga enggan mudik belum ditambah nanti saudara-saudaranya mengajak pertemuan di rumah makan untuk ngumpul-ngumpul padahal sudah ketemuan ngumpul di saudara yang lebih tua, juga sudah halal bihalal di aula Gedung untuk mempertemukan saudara-saudaranya semua dari keluarga Bani Mawardi. Untuk lebaran tahun 2023 nanti keluarga kami dari bapak Kiswardi Priyowinoto yang menjadi tuan rumah halal bihalal yang akan diselenggarakan di Gedung Waris yang sudah menjadi langganan setiap tahun diselenggarakan acara halal bihalal keluarga.  Kembali kepada anak saya yang semula tidak mau mudik sementara istri saya sendiri yang mudik saya diminta istri untuk merayu anak-anak agar mau pulang kampung. Sebenarnya istri saya sudah menyadari jika pulang kampung sendirian alias mudik seperti orang hilang saja, karena saya juga kasihan kepada istri jika mudik sendirian maka akhirnya anak-anak,  saya bujuk dan akhirnya mau untuk mudik ke Solo tapi dengan syarat jangan muter-muter ke tempat saudara terlalu lama seperti yang sudah-sudah. Maksudnya jika ingin silaturrahmi kepada saudara-saudaranya yang wajar-wajar saja jangan sampai berlebihan. Segala sesuatu jika berlebihan pasti tidak baik. Mudik tahun ini bagi saya adalah momentum yang cukup baik dimana adik saya yang ada di kampung sedang sakit jantung saya nggak tega saya harus pulang meski kadang-kadang saya juga kesel kalau adik lagi bandal tetapi namanya adik pastilah saya sayang. Untuk sayang kepada saudara-saudara sudah saya buktikan ketika remaja saya korbankan diri saya hasil merantau untuk membantu adik-adik saya. Meski terkadang jika saya mengalami nasib susah justru orang lain yang membantu. Kembali ke Lap top mengapa saya tidak suka naik pesawat?.

 

Mengapa Saya Tidak Suka Naik Pesawat?.

Jika ditanya mengapa saya tidak suka naik pesawat? Maka saya sendiri juga tidak bisa menjawabnya secara pasti. Padahal saya juga belajar agama tahu bahwa takdir itu Allah SWT yang menentukan. Saya sendiri tidak tahu mengapa sampai sekarang jika naik pesawat selalu resah, stress dan panik dan selalu dzikir terus didalam pesawat?. Yang terpikir oleh saya kalau-kalau pesawatnya jatuh dan nyungsep ke laut bagaimana?. Keresahan ini akibat saya sering mendengar terjadi adanya kecelakaan pesawat sehingga menjadikan diri saya enggan naik pesawat. Memang kelebihan naik pesawat adalah efisien, efektif dan tepat waktu, tetapi resikonya jika terjadi kecelakaan diudara maka kecil kemungkinan bisa selamat, hal inilah yang menjadi bayang-bayang saya untuk tidak ingin naik pesawat. Bahkan Ketika adik saya masih bekerja di Giant selalu mendapatkan point untuk ditukar dengan pesawat saya justru memilih naik kereta api saja. Meski saya enggan naik pesawat sebenarnya saya sudah pernah naik pesawat Garuda pertama kali pada tahun 1999 dengan harga tiket 225ribu, kemudian naik Pesawat Mandala ke Yogyakarta terakhir saya naik pesawat Malaysia Air Lines ke Malaysia pada tahun 2006 bersama anggota DPD RI untuk berkunjung ke Parlemen Malayisa, Genting High Lend, dan Pertronas Gedung Menara Kembar di Malaysia. Namun jika keluarga saya naik pesawat saya menyarankan untuk memakai pesawat Garuda saja karena SOPnya sangat bagus sekali tidak diragukan lagi reputasinya kemarin jalan-jalan ke Bajo NTT dapat pesawat Citilink karena pesan pesawat Garuda sudah tidak kebagian begitu dijelaskan Citilink itu anak perusahaan Garuda hati saya agak menjadi tenang. Prinsip saya meski hidup mati itu takdir datangnya dari Allah SWT kita sebagai manusia haruslah senantiasa berusaha dan berupaya dengan sekuat tenaga untuk mencari moda transportasi yang benar-benar SOPnya sangat bagus, namun jika masih terjadi hal-hal yang tidak di inginkan baru itu namanya takdir. Hal ini sudah sejalan dengan agama yang saya anut agama islam bahwa kita harus berikhtiar terlebih dulu setelah itu hasilnya kita pasrahkan kepada Allah SWT.

 

Agar Kita Naik Pesawat Tidak Panik

Hal pertama yang harus dilakukan ketika kita naik pesawat agar tidak panik, yang pertama pilihlah moda transportasi pesawat yang memiliki reputasi baik SOPnya. Kedua, sebagai orang yang beragama berdo'alah kepada Allah SWT pengalaman saya selalu membaca dzikir dan shalawat kepada nabi Agung Muhammad SAW. Yang ketiga, baru kita tawakkaltu 'alallah serahkan semua kepada Allah SWT. Begitu kiat agar kita naik pesawat udara tidak mengalami kepanikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19