Rabu, 25 Mei 2022

KISAH NYATA KULIAH SETIAP HARI MENGELILINGI 3 PROPINSI DAN MAHASISWI KAKI BERTONGKAT JADI SELEBRITIS KAMPUS


 

 

 Oleh: Dr (c) WARSITO, SH., M.Kn.      

 

Alumni S2 Magister Kenotariatan UI:  

Dosen sertifikasi  profesional Negara;                                                                                                                                                              

Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya; 

Dosen Fakultas Hukum Universitas  Satyagama; 

Dosen Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun; 

Dosen Fakultas Hukum Universitas Primagraha;                                                                                                                   

PNS Bagian Persidangan MPR 1997-2008;                                                                                                                               

Juara I Analis UU Badan Keahlian DPR-RI Tahun 2016;                                                                                                        

Juara I Lomba Pidato MPR/DPR Tahun 2003.                                                                                                                              Juara I MTQ Tahun 1984 Tingkat Remaja Putra, Kayen Pati

 


  

Harian Pos Kota  pada 2 september 2006 ketika meliput saya wisuda di Universitas Indonesia (UI)  pernah  menurunkan berita tentang diri  saya kuliah mengelilingi 3 propinsi. Dengan membaca judul berita itu saya sendiri baru tersadar bahwa selama ini saya setiap hari selama 2 tahun berkuliah di UI mengeilingi 3 propinsi. Ternyata memang benar mengelilingi 3 Propinsi karena rumah saya berada di Karawaci Tangerang,  propinsi Banten, ketika kuliah aktifitas pekerjaan saya sehari-hari berada di gedung bulat Senayan Jakarta (DKI) Jakarta, sementara sore harinya saya berangkat kuliah ke UI Depok (Jawa Barat). Itulah yang dimaksud Pos Kota saya berkuliah mengelilingi 3 Propinsi.  Pernahkah kita mendengar bahwa kuliah di UI itu masuk susah keluar susah?. Benar yang dimaksud  untuk bisa masuk itu harus susah payah ketika akan lulus atau keluar juga lebih susah. Dosen sepertinya sudah di doktrin tidak ada belas kasihan kepada mahasiswa soal nilai tinggal bisa atau tidak, tidak ada sedikit pun kebijakan untuk membantu mahasiswa dalam hal penilaian. Banyak mahasiswa/mahasiswi yang di DO karena perpanjangan 2 semester tidak lulus-lulus. Teman saya bahkan karyawan UI sendiri di DO hanya waris perdata tidak lulus-lulus dosennya bilang sampai tutup mata pun tidak akan merubah nilai. Masya allah..saya dengar sendiri dosen seperti itu karena teman tadi saya anterin meminta kebijaksanaan agar diluluskan waris perdata. Namun ketika saya menjadi dosen  di PTS tentu tidak bisa  kaku untuk memberikan penilaian kepada mahasiswa harus dengan bijaksana ketika memberikan penilaian. Karena yang kuliah di PTS di malam hari dan kelas karyawan Jum’at dan Sabtu rata-rata mereka sambil bekerja. Sebagai seorang dosen pendidik profesional dimana pun saya mengajar mahasiswa menurut agama Islam yang saya anut  dan hukum positip yang berlaku saya berkewajiban untuk menyampaikan kepada mahasiswa agar rajin masuk kuliah karena sesungguhnya nanti untuk dirinya sendiri sayang sudah bayar mahal-mahal jika jarang masuk kuliah, tetapi tidak dapat ilmunya. Kecuali  mahasiswa ada urusan darurat dan bekerja lembur silahkan tidak masuk kuliah yang penting memberitahukan atau ijin. Saya selalu menyarankan kepada mahasiswa dimana pun saya mengajar jangan cuma cari ijasah tetapi tidak pernah masuk kuliah, ijasah itu memang sangat penting sebagai bukti otentik kita layak menyandang gelar Sarjana Hukum tetapi harus dibarengi dengan ilmu yang dimilikinya. Banyak saya menemui kasus ketika saya masih berdinas di Senayan gedung Bulat Senayan  banyak teman yang sudah memiliki gelar dan jabatan ketika diminta presentasi atau pemaparan tentang Tupoksi bagian malah banyak yang menghindar atau kabur  ada juga yang saya jumpai ketika diminta advice atau reasoning tidak mau datang alasan sakit perut dll, sebenarnya saya tahu karena mereka belum siap dan tidak mampu menguasai materi ini barangkali waktu kuliah jarang masuk. Pengalaman kuliah di UI yang saya rasakan kuliah seperti masuk kawah candra dimuka harus benar-benar belajar keras, dosen tidak pandang bulu dosen tidak mau tahu “kamu itu siapa”, dosen tidak melihat ganteng cantiknya, kaya miskinnya, bermobil mewah atau jalan kaki, rakyat jelata atau berjabatan, tetapi mahasiswa/mahasiswi bisa atau tidak dalam mengerjakan soal. Sebenarnya mau kuliah di PTN atau PTS itu sama saja yang penting isi kepalanya yang penting belajar dengan sungguh-sungguh. Yang menjadi horor di kalangan mahasiswa di UI, jika  perpanjangan dua semester mahasiswa masih nggak lulus-lulus, pasti bakalan di drop out. Inilah momok yang paling ditakuti maka tidak ada jalan lain kecuali belajar dengan keras. Dosen di UI sudah di doktrin tidak bisa di lobi, tidak bisa disogok bahkan menerima tamu mahasiswa saja tidak mau. Pernah suatu ketika mahasiswa datang ke rumah dosen membawa oleh-oleh tetapi buah tangan tersebut disuruh membawa pulang lagi. Begitu kejamnya. Tetapi bagusnya dan positifnya kuliah di UI sportif, jujur dan adil  tidak memandang apakah orang itu kaya atau miskin, pejabat atau rakyat jelata, tetapi ukurannya adalah apakah kamu bisa atau tidak mengikuti materi perkuliahan. Mau tidak mau harus rajin belajar itu tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ada mahasiswa yang sampai memiliki bintang empat di kartu ujiannya, bintang empat ini bukan menandakan pangkat jenderal yang tertinggi di institusi TNI atau Polri, tetapi pertanda mahasiswa itu sudah tidak lulus ujian sampai 4 kali.

Saya kuliah di UI memang sangat berat, sebab dalam waktu yang bersamaan posisi sebagai kepala keluarga, Pengurus RW sekaligus menjalankan tugas sebagai abdi negara (PNS) kebetulan agenda sidang-sidang  di MPR sangat padat sekali sedangkan tugas kuliah juga sangat menumpuk yang harus saya kerjakan. Mula-mula nilai saya banyak yang jeblok inilah yang membuat saya shock saya kuliah di UI. Saya sempat pamit kepada istri  mau berhenti kuliah saja dari UI karena tidak kuat mengikuti mata kuliahnya dan ketatnya perkuliahan kata istri lanjutkan saja karena sudah banyak menghabiskan biaya. Dengan bertekad bulat meneruskan kuliah, maka saya mengubah cara belajar dan mengatur strategi dengan jitu. Banyak buku-buku saya taruh di kendaraan ketika lampu merah bahkan saya gunakan untuk membaca, ketika di kolam renang pun menunggu keluarga berenang saya tunggu sambil membaca, pokoknya, masya allah begitulah beratnya saya kuliah di Universitas Indonesia. Setelah saya rubah pola belajar saya, akhirnya membuahkan hasil yang maksimal dari 10 mata kuliah yang saya ikuti saya lulus 9 mata kuliah hanya satu mata kuliah yang tidak lulus. Singkat cerita akhirnya saya bisa lulus tepat waktu dari 175 mahasiswa saya termasuk 75 mahasiswa yang bisa lulus tepat waktu sehingga bisa wisuda tanggal 2 September 2006 yang membuat geger teman-teman saya semua, bagaimana mungkin saya bisa mengejar ketertinggalan mata kuliah begitu banyaknya jika bukan berkat rahmat Allah SWT. Tidak sampai disitu, teknik saya belajar juga banyak membuat resume mata kuliah kemudian saya tempelkan di dinding kamar tidur saya, setiap masuk kamar dengan sendirinya saya sudah belajar dan kiat itu sangat efektif sekali. Kuliah di UI memang ada adagium yang sudah menjadi rahasia umum yaitu: masuk susah keluar susah, itu  benar-benar terbukti, namun jika sungguh-sungguh mau belajar dan memperhatikan dengan saksama tipe-tipe atau karakter dosen yang mengajar, insya allah kita bisa lulus tepat waktu dan bisa mengikuti semua materi perkuliahan.

 

Kaki Pincang Selebritis Kampus

Siapakah yang menjadi selebritis di kelas ketika kuliah di UI?. Selebritis di kelas bukan wanita yang cantik, bukan pula pria yang tampan, tidak juga orang kaya yang bisa bergonta-ganti mobil mewahnya, pejabat pun tidak bisa jadi selebritis. Yang  menjadi selebritis di kelas ketika kuliah UI satu kelas dengan saya adalah kaki pincang bertongkat tetapi orangnya pinter dan cerdas secara akademik, dia dikejar-kejar oleh temannya yang membutuhkan bahan kuliah darinya. Sebab orang-orang yang pintar seperti ini sampai dosen mengajar saja direkam lalu dibuat resume atau kesimpulan, hasil resume inilah yang dibagikan kepada teman-temannya untuk bahan kuliah seperti UTS dan UAS inilah yang menjadikan dia selebritis.

Kuncinya jika ingin kuliah di UI fokus saja belajar dan rajin masuk kuliah karena ada dosen yang jika mahasiswa kehadirannya kurang maka tidak pernah akan diluluskan, juga perbanyak belajar kelompok dengan belajar kelompok maka kita akan cepat menangkap materi kuliah yang sedang kita ambil. Belajar kelompok sangat efektif sekali, apalagi jika dibarengi belajar sambil menulis tentunya akan lebih dahsyat lagi.

Mahasiswa-mahasiswi baik PTN maupun PTS dimana pun berada saran saya terus belajar yang giat, dibarengi dengan do'a kepada Allah SWT usaha itu pasti tidak pernah akan mengkhianati hasil.

Semoga bermanfaat.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19