Siapakah Orang Yang Sesungguhnya Menyandang Hidup Bahagia Itu?. Dalam tulisan ini saya akan Membongkar Siapa Sesungguhnya Orang Yang Berhak dikatakan Hidup Bahagia itu. Banyak diantara kita yang memandang dan melihat orang yang berharta, rumahnya megah dan memiliki mobil mewah dianggap hidupnya Bahagia hal itu tidak sepenuhnya salah, tetapi marilah kita uji apakah anggapan demikian benar?. Orang jawa bilang sawang sinawang melihat orang lain lebih Bahagia ketimbang dirinya disebabkan orang lain gajinya lebih tinggi, rumahnya mewah dan mobilnya bergonta-ganti. Anggapan kebanyakan orang seperti ini tidaklah sepenuhnya keliru juga tidak sepenuhnya benar. Pada bagian anggapan yang benar dan salah akan saya kupas secara tuntas melalui tulisan ini, oleh karenanya teruslah untuk membaca artikel ini sampai selesai agar tidak gagal paham.
Tidak Salah menilai orang lain yang kaya hidupnya Bahagia.
Anggapan dan penilaian melihat orang lain berkecukupan hidupnya Bahagia itu tidaklah salah, karena kita hidup di alam nyata segala sesuatunya memang hampir semua urusan memakai duit orang Medan bilang ini SUMUT bung! artinya semua urusan memakai uang tunai jangankan SUMUT yang diplesetkan semua urusan memakai uang tunai mustahil kita bisa hidup Bahagia dimana pun juga jika tidak memiliki uang untuk menopang kehidupan sehari-hari. Namun Anggapan bahwa orang yang gemerlapan harta tsb hidupnya pasti Bahagia, itu juga tidak sepenuhnya benar, sssttt…, jangan buru-buru kita melabeli orang yang berjibun harta tsb pasti hidupnya Bahagia, jawabannya belum tentu. Karena kita tidak tahu dibalik gemerlapan harta tsb justru banyak masalah yang dihadapi cuma mereka tidak teriak-teriak kepada kita. Sebab banyak orang yang gemerlapan harta terlihat diluarnya saja sesungguhnya dalam dirinya sendiri merasakan penderitaan yang amat dahsyat sangat tidak Bahagia karena hidupnya banyak masalah atau harta yang didapat berurusan dengan hukum sehingga tidak bisa hidup nyaman, jangankan bisa hidup Bahagia untuk hidup nyaman saja tidak bisa karena hidupnya dauber-diuber oleh perasaan bersalah dan dosa misalnya takut ditangkap oleh KPK. Orang yang dianggap kaya tetapi hidupnya banyak masalah justru melihat orang lain hidupnya Bahagia meski beralaskan sandal jepit, bahkan Ketika melihat pak Petani di sawah yang sedang memanen padi penuh suka cita mereka iri menganggap pak petani lebih Bahagia ketimbang dirinya. Anehnya pak Petani yang melihat orang yang berdasi dan bergemerlap harta dan naik mobil mewah mengganggap orang itu hidupnya sudah sukses dan bahagia. Inilah falsafah orang jawa bilang sawang sinawang saling melihat orang lain enak ketimbang dirinya. Lantas timbul pertanyaan siapakah sesungguhnya orang yang berhak menyandang hidup Bahagia itu?.
Orang Yang Sesungguhnya hidupnya Bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.