Jumat, 06 Desember 2024

Kedekatan Saya dengan H. Harmoko: Persahabatan yang Terjalin Melalui Tenis di Widya Chandra

 

Kedekatan saya dengan H. Harmoko, yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua MPR/DPR, bukanlah karena saya pejabat Sekretariat Jenderal MPR RI. Persahabatan kami terjalin melalui hal yang lebih sederhana: olahraga tenis. Sebagai seorang pegawai negeri sipil di Sekretariat Jenderal MPR dengan pangkat rendah, golongan IIa, saya tidak pernah dianggap sebagai sosok yang penting di mata rekan-rekan sejawat. Namun, kedekatan saya dengan H. Harmoko membawa dampak yang berbeda, bahkan memicu rasa iri dari beberapa teman yang merasa cemburu.

Bermain Tenis di Widya Chandra: Momen Berharga yang Tak Terlupakan

Setiap minggu sekali, saya menemai H. Harmoko bermain tenis di Widya Chandra, kompleks perumahan para pejabat negara di Jakarta. Mengingat posisi saya yang sangat jauh dari lingkungan pejabat tinggi, kesempatan ini adalah hal luar biasa. Tidak banyak yang tahu bahwa hubungan kami ini lebih terjalin karena persahabatan pribadi, bukan semata-mata karena jabatan atau kekuasaan.

Yang membuat pertemuan kami semakin berkesan adalah cara H. Harmoko ketika mengajak saya bermain tenis di Wisma Shaba Kopo DPR RI. Saya diminta untuk naik ke kendaraan Fortuner warna hijau miliknya, dan beliau meminta saya untuk duduk di tengah bersamanya. Saat itu, saya terdiam sepanjang perjalanan, hanya mampu menjawab pertanyaan ketika bertanya. Rasa terhormat bercampur canggung menguasai saya, tidak mampu berkata banyak selain ketika beliau bertanya langsung.

Namun, setelah kami bermain tenis bersama, suasana mulai lebih santai. H. Harmoko mengajak saya makan sate Pak Kadir yang disuguhkan oleh Sekretariat Jenderal DPR, sambil bercerita lelucon dan berbagi cerita-cerita politik yang sedang hangat dibicarakan. Dari percakapan-percakapan inilah, saya mulai memahami lebih dalam tentang dinamika politik Indonesia, serta perkembangan ketatanegaraan yang jarang terdengar oleh publik. Salah satu cerita yang beliau ceritakan adalah tentang rencana Presiden Soeharto pada tahun 1997 untuk kembali mencalonkan diri sebagai Presiden, sebuah informasi yang hanya sedikit orang yang tahu di saat itu.

Tuntutan Reformasi dan Pandangan Saya Terhadap H. Harmoko

Meskipun kedekatan saya dengan H. Harmoko banyak memicu rasa iri di kalangan rekan-rekan kerja saya, terutama karena saya dianggap hanya pegawai rendah, saya tidak pernah merasa terpengaruh dengan pandangan negatif mereka. Sebagian besar rekan saya menilai kedekatan ini sebagai hal yang aneh, di era reformasi ada yang menuduh H. Harmoko sebagai seorang pengkhianat terhadap Presiden Soeharto. Namun, saya memiliki pandangan berbeda.

H. Harmoko adalah sosok yang bijaksana, terutama dalam konteks sejarah politik Indonesia saat itu. Ketika situasi reformasi mulai berkembang dan suara-suara untuk menggulingkan Soeharto semakin keras pada tahun 1998, H. Harmoko mengambil sikap yang berat namun perlu. Sebagai Ketua MPR, beliau memiliki wewenang dan tugas untuk memimpin proses tersebut dengan bijaksana. Keputusan beliau untuk mendukung mundurnya Soeharto sebagai Presiden Indonesia tidak diambil begitu saja. Itu adalah pilihan yang penuh pertimbangan, dengan tujuan untuk menjaga kepentingan bangsa dan negara, meskipun dihadapkan pada tekanan besar.

Pada akhirnya, pada Kamis pagi, tanggal 21 Mei 1998, tepat pukul 9.05 WIB, Soeharto menyatakan pengunduran dirinya sebagai Presiden Indonesia. Itu adalah momen sejarah yang besar, dan saya menyaksikan bagaimana H. Harmoko menjadi salah satu tokoh kunci dalam proses transisi yang berlangsung dengan penuh ketegangan namun akhirnya membawa perubahan yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini.

Di Balik Panggung: Kehidupan Sosial H. Harmoko yang Sederhana

Saya juga tak akan melupakan momen-momen ketika H. Harmoko menjalani kehidupan sosialnya di luar urusan politik. Saat beliau selesai menunaikan ibadah Jumat di belakang Griya Sabha, Wisma DPR RI, saya sering melihat beliau disapa oleh banyak ibu-ibu yang berjejer di sana dengan sebutan “si ganteng”. Sifat rendah hati dan kepribadian beliau yang ramah membuat beliau disukai banyak orang, tak hanya sebagai seorang pejabat, tetapi juga sebagai sosok yang mudah bergaul dengan siapa saja.

Kesimpulan: H. Harmoko sebagai Tokoh yang Bijaksana

Bagi saya, kedekatan saya dengan H. Harmoko bukanlah tentang mencari keuntungan pribadi atau menjalin hubungan karena kepentingan politik. Ini adalah persahabatan yang tulus, yang terbentuk melalui aktivitas yang sederhana, yaitu bermain tenis. Melalui pertemuan-pertemuan santai dan percakapan kami, saya belajar banyak tentang dunia politik Indonesia, terutama tentang pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan.

Pandangan saya terhadap H. Harmoko tidak tergoyahkan oleh isu-isu negatif yang beredar di luar sana. Saya percaya bahwa beliau adalah seorang tokoh yang bijaksana, yang selalu berusaha mengambil langkah-langkah terbaik demi kepentingan bangsa dan negara. Keputusannya untuk mendukung pengunduran diri Soeharto pada tahun 1998 adalah salah satu bukti bahwa kadang-kadang, keputusan besar yang tampaknya sulit adalah langkah yang paling bijaksana demi menjaga stabilitas negara dan kebaikan bersama.

Materi Khutbah Juma'at di Masjid Al Falah Sari Bumi Indah Tangerang Pada 6 Desember 2024

 Oleh Warsito

Hadirin sidang jum’at yang dimuliakan Allah SWT, 

Pertama-tama dan yang utama, marilah kita, senantiasa memanjatkan puja dan puji Syukur kehadhirat Allah SWT, yang telah memberikan beberapa nikmat-Nya yang tak terhitung, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, antara lain, masih kukuhnya nikmat iman dan islam, serta nikmat sehat sehingga pada kesempatan siang hari ini, kita semua, dapat bersimpuh dihadapanNya, untuk melaksanakan kewajiban shalat jumat dirumahNya yang mulia ini. 


Shalawat dan salam, semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarganya, dan para sahabatnya sekalian, serta kepada kita umatnya sampai akhir zaman.

Ma’asyirol muslimin rokhimakumullah
Pada kesempatan yang mulia, melalui mimbar khutbah singkat ini, chotib berwasiat, untuk menyerukan agar para jamaah, khususnya diri saya sendiri, untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taqwa, dengan menjalankan segala perintahNya, dan menjauhi segala laranganNya. Semoga kita senantiasa, diberikan taufik dan hidayah-Nya, serta diberikan kekuatan untuk dapat melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Khutbah Jumat siang ini, bertemakan:
Bersyukur Adalah bentuk Menghargai Diri Sendiri
Syukur adalah perasaan dan tindakan yang mengakui dan menghargai segala nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Seseorang yang bersyukur, sebenarnya sedang menghargai dirinya sendiri, karena dengan bersyukur, dia menunjukkan kesadaran atas keberadaan Allah SWT dalam setiap aspek kehidupannya. Syukur adalah refleksi dari hati yang mengakui dan menyadari, betapa besar nikmat yang Allah berikan, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Profesi apa pun kita, dari mulai pemulung, pedagang, tukang ojek konvensional, Ojol, ASN, pejabat negara sampai presiden, jika kita tidak pandai bersyukur maka akan tercerabut dari keberkahan dan kenikmatan dalam hidup ini.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Ibrahim ayat 7:
Bismillahirrahmanirrahim


"Jika kamu bersyukur, maka Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu, dan jika kamu kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Ayat ini, menunjukkan bahwa Allah memberikan jaminan bagi orang-orang yang bersyukur dengan tambahan nikmat-Nya. Namun, sebaliknya, jika seseorang mengingkari nikmat Allah, maka ia akan menghadapi kerugian besar berupa azab yang pedih.
Selain itu, Allah SWT juga berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 66 terkait dengan bersyukur:
Bismillahirrahmanirrahim


"Karena itu, hendaklah Allah saja yang engkau sembah, dan hendaklah engkau termasuk orang yang bersyukur”.
 
Dalil ini, semakin menegaskan dan menguatkan bahwa syukur adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang ingin mendapatkan keberkahan dan tambahan nikmat Allah SWT.
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah SWT.
Keuntungan Orang yang Bersyukur
Orang yang bersyukur kepada Allah SWT, akan merasakan banyak sekali keuntungan, di antaranya:
1.    Peningkatan Keberkahan dalam Hidup: Sebagaimana yang chotib jelaskan Surah Ibrahim diatas, orang yang bersyukur akan mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWT. Dimana nikmat yang sebelumnya biasa saja, akan terasa lebih bermakna dan penuh berkah.
2.    Ketentraman Hati:
Bersyukur juga memberikan ketenangan batin, karena orang yang bersyukur selalu merasa cukup dan menerima takdir yang Allah berikan.
3.    Mendapatkan Cinta Allah: Allah mencintai orang-orang yang bersyukur.
4.    Menghindari Sikap Iri dan Dengki: Orang yang bersyukur, pasti hidupnya tidak akan mudah iri dan dengki dengan apa yang dimiliki oleh orang lain, karena ia merasa cukup dengan apa yang Allah berikan.
 Kerugian bagi Orang-Orang yang Tidak Bersyukur
Sebaliknya, orang yang tidak bersyukur akan menghadapi banyak kerugian. Beberapa kerugian diantaranya adalah:
1.    Tertutupnya Pintu Keberkahan: Orang yang tidak bersyukur akan kehilangan banyak kesempatan untuk merasakan keberkahan hidup, karena Allah menjanjikan azab bagi mereka yang tidak mensyukuri nikmat-Nya.
2.    Kehilangan Rasa Cukup: Ketidakbersyukuran akan menyebabkan seseorang merasa selalu kurang, selalu ingin lebih, dan tidak pernah puas, meskipun telah diberikan banyak nikmat.
3.    Jauh dari Cinta Allah: Orang yang kufur nikmat, atau tidak bersyukur akan dijauhkan dari cinta Allah, dan Allah tidak akan menambah nikmat-Nya.
4.    Azab Allah: Orang yang tidak bersyukur, akan mendapatkan azab yang pedih, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah Ibrahim ayat 7 tersebut.
 Hadirin yang dimuliakan Allah SWT
Apakah Orang yang Tidak Bersyukur Dapat Digolongkan Sebagai Orang yang Tidak Menghargai Diri Sendiri dan Ingkar Kepada Allah?
Orang yang tidak bersyukur sejatinya, bukan hanya mengingkari nikmat Allah, tetapi juga tidak menghargai dirinya sendiri. Kenapa demikian?
1.    Tidak Menghargai Diri Sendiri: Orang yang tidak bersyukur, berarti tidak mampu melihat dan mengakui segala potensi yang telah Allah tanamkan dalam dirinya. Dengan tidak bersyukur, ia menunjukkan ketidakpuasan terhadap diri dan keadaan yang Allah berikan. Padahal, rasa syukur adalah cara terbaik untuk mengenali dan menghargai diri sendiri, karena dengan bersyukur, seseorang mengakui bahwa segala yang ada padanya adalah pemberian Allah yang amat berharga.
2.    Ingkar Kepada Allah
 Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa ayat 147:
Bismillahirrahamnirrahim

"Allah Tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman, dan Allah Maha Mensyukuri, maha mengetahui.
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah SWT
Sebagai penutup, marilah kita senantiasa meningkatkan rasa syukur dalam kehidupan kita. Syukur adalah kunci untuk membuka pintu keberkahan, kebahagiaan, dan ketenangan hidup. Marilah kita bersyukur dengan hati, perkataan, dan perbuatan. Dengan bersyukur, kita tidak hanya menghargai diri kita sendiri, tetapi juga semakin dekat dengan Allah SWT.
Semoga kita, menjadi hamba yang selalu bersyukur, atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Aamiin.
 

Kamis, 05 Desember 2024

Bledug Kuwu Purwodadi: Liburan Idul Fitri yang Tak Terlupakan dari Hotel Kencana Pati dan Safin


Idul Fitri adalah momen spesial bagi umat Muslim di Indonesia, waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga dan menikmati liburan setelah sebulan berpuasa. Salah satu destinasi yang patut dipertimbangkan untuk mengisi liburan Idul Fitri adalah Bledug Kuwu, sebuah fenomena alam yang terletak di Purwodadi, Jawa Tengah. Terletak tidak jauh dari kota Pati, Bledug Kuwu menawarkan pengalaman wisata yang unik dan menarik. Untuk membuat liburan Anda semakin nyaman, Hotel Kencana Pati dan Hotel Safin menjadi pilihan akomodasi yang ideal selama Anda berlibur di kawasan ini.
Mengenal Bledug Kuwu
Bledug Kuwu adalah sebuah fenomena alam berupa kawah lumpur yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kawah lumpur ini dikenal dengan suara ‘bledug’ yang dihasilkan dari pergerakan gas dan lumpur yang mendidih di dalam tanah, menciptakan suara yang unik dan menakjubkan. Fenomena alam ini sangat jarang ditemukan di tempat lain, membuat Bledug Kuwu menjadi salah satu daya tarik wisata yang menarik di Jawa Tengah.
Selain suara uniknya, Bledug Kuwu juga menawarkan pemandangan yang spektakuler. Kawah lumpur yang luas ini dikelilingi oleh ladang pertanian dan pemandangan hijau yang asri. Anda bisa menikmati suasana tenang sambil berjalan-jalan di sekitar kawasan, menikmati keindahan alam yang masih alami.
Pengalaman Liburan Idul Fitri di Bledug Kuwu
Liburan Idul Fitri di Bledug Kuwu memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Tidak hanya menyaksikan fenomena alam yang langka, Anda juga bisa merasakan kedamaian dan kesejukan udara pedesaan yang sangat berbeda dengan hiruk-pikuk kota besar. Berikut adalah beberapa kegiatan yang bisa Anda lakukan selama berkunjung ke Bledug Kuwu:
1.    Mengunjungi Kawah Lumpur
Anda dapat mendekati kawah lumpur dan mendengar suara 'bledug' yang menandakan adanya aktivitas gas di dalam tanah. Beberapa area di sekitar kawah dilengkapi dengan jalur setapak yang memudahkan pengunjung untuk menjelajahi sekitar.
2.    Berfoto dengan Latar Alam yang Menakjubkan
Pemandangan di sekitar Bledug Kuwu sangat instagramable. Dengan latar belakang kawah lumpur yang mengeluarkan uap serta hamparan sawah hijau di sekitarnya, ini adalah tempat yang sempurna untuk berfoto bersama keluarga.
3.    Menikmati Kuliner Lokal
Di sekitar Bledug Kuwu, Anda bisa menemukan berbagai warung makan yang menawarkan kuliner khas Jawa Tengah. Jangan lewatkan untuk mencoba nasi liwet atau sate kambing, yang bisa menjadi santapan lezat setelah menjelajahi kawasan ini.
4.    Relaksasi dan Beristirahat
Keindahan alam yang masih asri di sekitar Bledug Kuwu sangat cocok untuk melepaskan penat. Anda bisa bersantai sambil menikmati pemandangan atau mengunjungi tempat-tempat wisata sekitar yang juga memiliki keindahan alam.
Menginap di Hotel Kencana Pati dan Hotel Safin
Setelah seharian beraktivitas, Anda tentu membutuhkan tempat yang nyaman untuk beristirahat. Hotel Kencana Pati dan Hotel Safin adalah dua pilihan akomodasi yang sempurna untuk liburan Anda di Purwodadi.
Hotel Kencana Pati
Terletak di pusat kota Pati, Hotel Kencana menawarkan fasilitas lengkap yang dapat membuat pengalaman menginap Anda menjadi lebih nyaman. Dengan suasana yang tenang dan fasilitas yang memadai, seperti kolam renang, restoran, dan layanan kamar, Hotel Kencana Pati cocok untuk pasangan yang ingin menikmati liburan Idul Fitri yang menyenangkan. Lokasinya yang strategis juga memudahkan Anda untuk menjelajahi berbagai tempat wisata di sekitar Purwodadi.
Hotel Safin
Jika Anda mencari suasana yang lebih modern dan nyaman, Hotel Safin bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan desain yang elegan dan fasilitas yang lengkap, hotel ini menawarkan kenyamanan ekstra selama liburan. Dari kamar yang luas hingga layanan pelanggan yang ramah, Hotel Safin menjadi tempat yang ideal untuk menginap bersama keluarga atau pasangan saat liburan Idul Fitri. Letaknya yang cukup dekat dengan Bledug Kuwu juga memudahkan Anda untuk menjelajahi kawasan wisata dengan lebih leluasa.
Tips Liburan Idul Fitri ke Bledug Kuwu
•    Rencanakan dengan Baik
Selalu pastikan Anda merencanakan perjalanan dengan baik, terutama selama liburan Idul Fitri yang sering kali ramai. Persiapkan segala kebutuhan perjalanan Anda, mulai dari transportasi hingga akomodasi.
•    Pakai Pakaian yang Nyaman
Mengingat Anda akan berjalan di area terbuka dan berbatu di sekitar Bledug Kuwu, pastikan untuk mengenakan pakaian yang nyaman dan alas kaki yang sesuai.
•    Bawa Kamera
Jangan lupa untuk membawa kamera untuk mengabadikan momen-momen indah di Bledug Kuwu. Pemandangan alam yang menakjubkan layak untuk diabadikan.
•    Jaga Kebersihan
Selalu jaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kelestarian alam di sekitar Bledug Kuwu.
Kesimpulan
Bledug Kuwu di Purwodadi, Jawa Tengah, adalah destinasi wisata yang menawarkan pengalaman alam yang tak terlupakan, terutama bagi Anda yang ingin menikmati liburan Idul Fitri yang berbeda. Dengan pemandangan alam yang indah, fenomena kawah lumpur yang unik, serta akomodasi yang nyaman di Hotel Kencana Pati dan Hotel Safin, liburan Anda pasti akan menjadi pengalaman yang menyegarkan dan mengesankan. Jadi, jangan ragu untuk mengunjungi Bledug Kuwu dalam liburan Idul Fitri berikutnya!


Pengalaman Berhenti Sebagai PNS di Sekretariat Jenderal MPR: Sebuah Refleksi


Pada tahun 1997, saya memulai karier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat (Setjen MPR). Dengan latar belakang pendidikan SMA, saya diterima sebagai PNS dengan golongan IIa, yang saat itu merupakan jabatan yang terendah alias jadi kuli di birokrasi. Namun, perjalanan saya sebagai PNS tidak berjalan mulus sesuai harapan. Proses panjang yang saya lalui akhirnya membawa saya untuk mengambil keputusan besar, yaitu berhenti dari PNS pada Februari 2008.
Keputusan untuk berhenti tidak datang begitu saja. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan saya, salah satunya adalah ketidakpuasan terhadap pengembangan karier saya di Setjen MPR. Seiring berjalannya waktu, saya berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana hukum dan magister hukum dengan susah payah, namun posisi dan golongan saya tetap stagnan, meskipun saya telah memperoleh gelar akademik yang lebih tinggi. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi semangat dan motivasi saya untuk terus bekerja dengan maksimal. Sebagai seorang yang telah berjuang keras meraih pendidikan tinggi, rasanya tidak adil apabila perubahan pada jabatan atau golongan saya tidak mencerminkan pencapaian tersebut.
Salah satu pengalaman yang sangat membekas adalah ketidaksesuaian antara pendidikan yang saya raih dengan jabatan yang saya pegang. Saya merasa tidak dihargai, padahal saya telah berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi harapan dan menunjukkan komitmen kepada negara melalui pekerjaan saya di Setjen MPR. Tidak hanya itu, saya juga mengalami pemindahan ke Setjen Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) tanpa adanya penyesuaian terhadap status dan golongan saya, yang seharusnya mencerminkan pencapaian pendidikan saya.
Di tengah ketidakpuasan itu, ada momen-momen yang membuat saya merasa tersingkirkan. Setiap kali ada upacara kenegaraan, saya diberikan tugas untuk membacakan teks Pancasila, Pembukaan UUD 1945, atau menjadi dirigen. Tugas-tugas tersebut memang penting dan saya lakukan dengan sepenuh hati. Namun, di sisi lain, saya merasa terpinggirkan ketika nama-nama pengibar bendera yang dibacakan tidak mencantumkan gelar saya. Saya merasa seperti tidak dihargai atas pencapaian pendidikan dan dedikasi saya.
Pada akhirnya, pada Februari 2008, saya mengambil keputusan yang berat untuk berhenti dari PNS. Keputusan ini saya ambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk ketidakjelasan perkembangan karier saya meskipun telah menempuh pendidikan tinggi. Keputusan tersebut bukanlah hasil dari kebosanan atau kemalasan, melainkan karena rasa ketidakadilan yang saya alami di dalam sistem birokrasi. Saya merasa bahwa usaha saya untuk meraih pendidikan tinggi seharusnya diikuti dengan apresiasi yang sesuai, baik dalam bentuk kenaikan jabatan maupun pengakuan atas pencapaian saya.
Meninggalkan status PNS bukanlah keputusan yang mudah. Bagi banyak orang, menjadi PNS adalah cita-cita dan kebanggaan, namun bagi saya, pengalaman itu tidak lagi memberikan rasa puas atau semangat. Saya merasa terperangkap dalam sebuah sistem yang tidak mampu memberikan ruang bagi perkembangan karier saya, meskipun saya sudah berusaha keras untuk mencapai hal tersebut.
Sekarang, setelah melangkah jauh dari dunia birokrasi, saya melihat pengalaman ini sebagai sebuah pelajaran berharga. Dunia kerja, baik di sektor publik maupun swasta, memang penuh tantangan dan ketidakpastian. Namun, yang terpenting adalah kita bisa terus berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan kita. Keputusan untuk berhenti sebagai PNS adalah keputusan yang memberikan saya kebebasan untuk mengejar apa yang saya inginkan, tanpa dibatasi oleh birokrasi yang tidak adil.
Saya berharap pengalaman ini bisa menjadi refleksi bagi mereka yang sedang bekerja dalam birokrasi, khususnya di lingkungan pemerintah. Jangan biarkan ketidakadilan atau ketidakpastian menghalangi langkah kita untuk berkembang. Pendidikan adalah salah satu cara untuk memperbaiki diri, namun sistem yang tidak responsif terhadap perkembangan itu justru bisa merampas semangat kita.


Kelemahan dan Kerugian Bekerja Naik Kereta Api: Pengalaman dan Refleksi Pribadi

 

Bekerja di kota besar seperti Jakarta sering kali memaksa kita untuk beradaptasi dengan berbagai moda transportasi publik yang tersedia. Salah satu pilihan yang sering digunakan oleh banyak pekerja adalah kereta api. Meskipun kereta api menawarkan harga yang relatif terjangkau, kenyataannya tidak semua aspek perjalanan dengan kereta api bisa dianggap menguntungkan. Dalam artikel ini, saya akan mengungkapkan beberapa kelemahan dan kerugian bekerja naik kereta api, berdasarkan pengalaman pribadi saya sebagai pengajar di Universitas Jayabaya dan Universitas Ibnu Chaldun, yang berangkat dari Stasiun Tangerang atau Stasiun Batu Ceper menuju kampus.
1. Kepadatan dan Desakan di Jam Sibuk
Salah satu kelemahan terbesar bekerja naik kereta api adalah masalah kepadatan, terutama pada jam-jam sibuk. Kereta api murah memang menjadi pilihan utama bagi banyak orang karena harganya yang sangat terjangkau, namun kenyamanan sering kali menjadi hal yang harus dikorbankan.
Pada jam kerja pagi atau sore, kereta api biasanya penuh sesak, dengan penumpang yang berdiri di lorong-lorong dan bahkan di pintu. Suasana ini sangat tidak nyaman, terutama bagi mereka yang harus berdiri selama perjalanan panjang. Tidak jarang saya harus berdesakan dengan penumpang lain, berusaha mencari ruang sedikit saja untuk bisa berdiri dengan sedikit lebih nyaman. Kondisi ini tentu bisa menguras energi dan membuat perjalanan terasa sangat melelahkan, apalagi setelah seharian bekerja atau mengajar.
2. Ketidaknyamanan Selama Perjalanan
Meskipun kereta api menawarkan harga yang terjangkau, kenyamanan menjadi hal yang sangat terganggu jika kita tidak cukup beruntung mendapatkan tempat duduk. Kereta api yang penuh dengan penumpang tentu saja tidak memberikan pengalaman perjalanan yang menyenangkan. Anda harus siap menghadapi keramaian, kebisingan, dan terkadang udara yang kurang sejuk, terutama di luar jam-jam tertentu.
Jika perjalanan berlangsung lama, rasa tidak nyaman ini bisa sangat mengganggu konsentrasi atau bahkan mempengaruhi kondisi fisik. Jika dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti taksi atau mobil pribadi, kereta api jelas kurang bisa memberikan kenyamanan dalam perjalanan.
3. Waktu yang Terbuang di Stasiun dan Perjalanan Lanjutan
Meskipun saya memilih kereta api dari Stasiun Tangerang atau Batu Ceper untuk menuju ke kampus, kenyataannya perjalanan tidak berhenti begitu saja setelah turun di stasiun Kramat. Dari stasiun tersebut, saya masih harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Grab Car untuk mencapai Universitas Jayabaya atau Universitas Ibnu Chaldun. Ini berarti, meskipun saya menggunakan kereta api untuk menghemat biaya transportasi, saya tetap harus mengeluarkan biaya tambahan untuk Grab Car yang bisa cukup mahal, tergantung pada jarak dan kemacetan.
Biaya tambahan ini tentu menjadi kerugian yang cukup signifikan, apalagi jika dihitung dalam jangka panjang. Seringkali, biaya transportasi yang awalnya murah dengan kereta api bisa meningkat drastis setelah memperhitungkan biaya Grab car atau transportasi lanjutan lainnya.
4. Kerugian Waktu dan Keterlambatan
Keterlambatan kereta api adalah masalah yang sering terjadi. Walaupun sistem kereta api di Indonesia terus berkembang, tetap saja ada beberapa faktor yang menyebabkan kereta terlambat. Mulai dari cuaca buruk, gangguan pada jalur, hingga penumpang yang tidak disiplin. Keterlambatan ini tentunya berisiko membuat saya terlambat untuk mengajar di kampus, yang dapat mempengaruhi produktivitas dan reputasi profesional saya.
Selain itu, meskipun kereta api menawarkan waktu tempuh yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan kendaraan pribadi dalam beberapa kasus, jika terjadi kemacetan di jalur yang harus saya tempuh setelah turun di stasiun, waktu perjalanan bisa jauh lebih lama dari yang diperkirakan.
5. Keterbatasan Aksesibilitas untuk Pengguna dengan Kendaraan Pribadi
Sebagai seseorang yang sering membawa motor untuk keperluan lain, kereta api tidak selalu menjadi pilihan terbaik. Meskipun ada fasilitas penitipan motor di beberapa stasiun, saya harus tetap menghadapi biaya tambahan untuk titip motor, serta harus mengatur waktu lebih banyak untuk mengambil motor setelah sampai di kampus. Hal ini tentu membuat saya merasa lebih terbatas dalam memilih transportasi yang lebih fleksibel.
Bagi mereka yang memiliki kendaraan pribadi dan lebih suka menggunakan motor, memilih kereta api tidak selalu memberikan keuntungan dalam hal aksesibilitas atau kenyamanan. Meskipun saya masih bisa menggunakan kereta api jika ingin menghemat biaya, faktor ketergantungan pada transportasi lain untuk melanjutkan perjalanan tetap menjadi kerugian besar.
6. Kurangnya Privasi dan Ruang Pribadi
Kereta api, terutama yang penuh dengan penumpang, memang tidak memberikan privasi yang diinginkan. Sebagai seorang yang sering bekerja dalam suasana yang membutuhkan ketenangan, kadang saya merasa terdistorsi oleh keramaian, suara percakapan, dan interaksi antarpenumpang. Jika saya harus menyiapkan materi kuliah atau melakukan pekerjaan lainnya dalam perjalanan, lingkungan yang penuh sesak dan bising tentu bukanlah tempat yang ideal.
Kesimpulan
Meskipun kereta api merupakan moda transportasi yang terjangkau dan bisa menjadi pilihan yang baik dalam beberapa situasi, ada banyak kelemahan dan kerugian yang harus dipertimbangkan, terutama jika kita bekerja di kota besar seperti Jakarta. Kepadatan penumpang, ketidaknyamanan perjalanan, keterbatasan waktu, biaya tambahan untuk transportasi lanjutan, serta kurangnya privasi menjadi beberapa hal yang perlu dipikirkan sebelum memutuskan untuk naik kereta api setiap hari.
Bagi saya, meskipun harga kereta api sangat menarik, kenyamanan dan efisiensi perjalanan sering kali menjadi pertimbangan utama. Dalam beberapa situasi, mungkin lebih bijak untuk mencari alternatif transportasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup kita, meskipun itu berarti harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

Proses Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan Berbagai Permasalahannya

  Proses Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan Berbagai Permasalahannya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19