Kamis, 09 Februari 2017

Pengalaman Kisah Nyata Menikah Nyaris Kandas Gara-Gara Miskin dan Pendidikan Cuma Tamat SMA


 Oleh WARSITO, SH., M.Kn.

    Nasib orang miskin cuma pendidikan SMA memang nggak enak. Pengalaman Kisah Nyata Menikah Nyaris  Kandas Gara-gara miskin dan Pendidikan Cuma Tamat SMA. Urusan rezeki, jodoh, dan maut tidak bisa disangkal itu memang kuasa Allah SWT, tiada seorang pun manusia di bumi ini yang mengetahui akan hal itu. Manusia, meski sudah berusaha sekuat tenaga, jungkir balik bekerja siang malam, kepala rasanya sudah dibuat kaki, dan kaki sudah menjadi kepala, terkadang masih  saja ada yang kekurangan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya. Sementara orang yang kelihatannya bekerjanya santai, tetapi hidupnya berkecukupan. Begitu juga datangnya maut, sungguh teramat misteri, entah dimana dan kapan waktunya tak seorang pun yang mengetahuinya. Begitu juga dalam hal jodoh, sejak kita masih ingusan tatkala ketika SMP -  perguruan tinggi sudah bergonta-ganti pacar, ternyata dalam perjalanannya pasangan hidup yang diberikan secara resmi oleh Tuhan itu  berbeda, padahal waktu kita pacaran sudah berbunga-bunga dan berjanji akan sehidup semati. Khusus untuk jodoh yang penuh misteri ini akan saya bahas dalam tulisan ini.
   Pada umumnya, banyak faktor yang melatari orang memilih jodoh, yang pertama, bisa karena kecantikannya atau kegantengannya. Yang kedua, karena harta yang berkecukupan. Ketiga, orang yang berjabatan. Ke empat karena agamanya yang baik. Kelima, karena pendidikannya. Masing-masing orang berhak menentukan kriterianya  sendiri untuk memilih jodoh terbaiknya.
     Pada tahun 1997 saya menjadi PNS Sekretariat Jenderal MPR dengan ijasah SMA berstatus golongan ruang IIa. Setiap makan siang di kantin, kami pegawai MPR dan DPR berbaur menjadi satu. Karena keseringan bertemu, manusia sebagai makhluk sosial, kami saling mengenal satu dengan yang lainnya. Dari kantin inilah saya dipertemukan jodoh saya seorang PUTRI SOLO yang bernama Gardina Kurniawati PNS Setjen DPR yang bergolongan ruang IIIa (start masuk dari Sarjana). Meski saya PNS bergolongan rendah, banyak pegawai MPR-DPR yang sudah mengenali saya,  maklum saya langganan naik podium ketika upacara bendera sebagai petugas dirijen menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Pembaca Teks Pancasila atau pembukaan UUD 1945 jika Sekretariat Jenderal MPR sedang ditugasi sebagai pengerek bendera. Menjadi PNS semula gembira sekali, namun seiring perkembangan waktu sepak terjang PNS di MPR itu RMS (bukan Republik Maluku Selatan) tetapi diplesetkan menjadi RAJIN MALES SAMI MAWON ALIAS PINTAR BODOH SAMA SAJA, maka semakin melunturkan kebanggaan saya menjadi PNS. 
 
Pengalaman Kisah Nyata Menikah Nyaris  Kandas Gara-gara miskin dan Pendidikan Cuma Tamat SMA.
      Kembali ke laptop soal perjodohan, untuk menuju jenjang perkawinan ini saya harus menembus benteng keperkasaan keluarganya, beberapa kali niatan orang tua saya (dari kampung Pati) untuk melamar selalu kandas di tengah jalan alasannya ada-ada saja keluarganya, yang bilang sedang repot, masih nyusun tesis, dan sebagainya dan sebagainya. Pengalaman Menikah Nyaris  Kandas Gara-gara miskin dan Pendidikan Cuma Tamat SMA. Saya bilang ke calon istri apa hubungannya saya mau menikah dengan keluarganya sedang nyusun disertasi atau tesis?. Yang mboten-mboten saja alasannya, padahal sebenarnya saya sudah tahu, keluarganya tidak setuju karena saya cuma berpendidikan rendah (SMA) dan bergolongan PNS rendah pula, sedangkan pada tahun 2000 calon istri sudah bergelar SE dari UMS Surakarta dan sedang melanjutkan S2 ilmu pemerintahan di Universitas Satyagama kelas DPR. Pada akhirnya calon istri mengakui terus terang  bahwa alasan keluarganya sibuk menerima lamaran dikarenakan tidak setuju dapat suami cuma  tamat  SMA dan bergolongan IIa. PADA WAKTU ITU BATHIN SAYA MENANGIS, NASIB…OH NASIB. 
 
Pengalaman Kisah Nyata Menikah Nyaris  Kandas Gara-gara miskin dan Pendidikan Cuma Tamat SMA.
      Disini yang dibuat bingung justru calon istri, keluarganya menyarankan  agar dijadiin saja calon yang dengan insinyur, kebetulan ada yang sedang merebut hati, atau kalau tidak yang dengan sarjana ekonomi yang sedang bekerja di auditor BPK. Calon istri tambah bingung tujuh keliling, ada 3 calon waktu itu yang harus dipilih salah satu untuk dijadikan suaminya. Karena saya tidak berdaya pada Waktu itu, saya  hanya pasrah saja. TAPI SAYA PUNYA KEKUATAN DAHSYAT PADA WAKTU ITU, PIKIRAN SAYA DALAM MEMANDANG SEMUA MANUSIA ITU SAMA, SAYA PeDe SAJA, ENTAH KARENA JABATAN ATAU HARTA. APAKAH SAYA HARUS MENANGGUNG DOSA TUJUH TURUNAN DILAHIRKAN DARI ORANG TUA YANG TIDAK PUNYA?. Tidak baik jika orang memilih jodoh karena jabatan atau karena harta orang tuanya. Dengan kebingungan itu diam-diam calon istri mendatangi beberapa orang kyai yang memiliki daya linuwih minta petunjuk siapa kira-kira diantara ketiganya yang patut dipilih, sang kyai itu sudah memberikan gambaran siapa diantara yang cocok untuk dipilih sebagai suaminya sudah disampaikan kalau si A itu begini, kalau B begitu  dan kalau saya begini. Maaf secara etik tidak saya sebutkan siapa yang sebenarnya sudah direkomendasikan oleh sang kyai tsb. Calon istri diminta untuk sholat istikharah (minta dipilihkan) yang terbaik yang menjadi keragu-raguan dengan diberikan bacaan amalan-amalan. HASILNYA: dalam waktu singkat sudah diperlihatkan langsung, sang insinyur ketahuan suka minum2an keras, dan sang sarjana ekonomi sebagai auditor di BPK baru pendekatan sudah berani “morotin” alias sering ngutang duit. Pengalaman Menikah Nyaris  Kandas Gara-gara miskin dan Pendidikan Cuma Tamat SMA sungguh sangat menyayat hati kenapa urusan perjodohan harus dikait-kaitkan soal urusan pendidikan tinggi?..
    Singkat cerita, si dia akhirnya menjatuhkan pilihan kepada saya dengan memaksa keluarganya menyatakan bahwa akan menikah bukan dengan sarjananya tetapi dengan orangnya. Puncaknya, pada tanggal 27 Januari 2000 saya menikah di gedung Kusuma Sari Jalan Dr. Radjiman, samping jalan Selamet Riyadi, Solo. Giliran seminggu kemudian ngunduh mantu, rombongan pihak mempelai wanita datang di kampung halaman saya, Pati Jawa-Tengah, ketika dalam perjalanan Solo-Purwodadi-Pati yang melewati hutan rimba belantara dan naik turun gunung, sayup-sayup terdengar rombongan pengantin yang nyinyir: “jauh-jauh begini kok dapatnya naik turun gunung”. Ditambah begitu kagetnya rombongan mempelai wanita setelah sampai dirumah saya, melihat rumah bapak saya beralaskan tanah dan bertembok gedeg (bambu). Begitulah serba-serbi kehidupan manusia didalam menemukan jodohnya yang penuh aneka ragam corak dan warnanya masing-masing memiliki histori yang tak dapat dipisahkan dari bagian kehidupannya. Pengalaman Kisah nyata Menikah Nyaris  Kandas Gara-gara miskin dan Pendidikan Cuma Tamat SMA ada hikmahnya untuk anak saya akan saya sekolahkan setinggi-tingginya.
 
Semoga Bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALHAMDULILLAH ANAK SAYA LULUS SKD TEST ASN di KEMENTERIAN ESDM SUMBER DAYA MINERAL UJIAN BERTEMPAT DI PPK KEMAYORAN

    Foto Anak Saya Test ASN di Gedung PPK Kemayoran Pada hari Minggu, Tanggal 27 Oktober 2024   Pada hari Minggu, tanggal 27 Oktober 2024 sa...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19