Senin, 18 Maret 2024

PENGALAMAN MENGINAP DI HOTEL SAFIN PATI KAMPUNG HALAMAN SAYA DENGAN MENIKMATI CIRI KHAS MAKANAN PATI NASI GANDUL

 


                         HOTEL SAFIN PATI
 

 

Senang rasanya bisa pulang kampung apalagi bisa menginap di Hotel Safin Pati, hotel tersebut sudah termasuk cukup lumayan bagus. Pati adalah daerah yang memiliki tagline Pati Bumi Mina Tani yang artinya masyarakat penduduknya mayoritas bekerja sebagai petani dan nelayan, Pati juga disebut kota pensiunan di daerah ini 2 pabrik yang terkenal yaitu kacang Garuda dan Kelinci sehingga dapat mengurangi pengangguran di wilayah Pati dan sekitarnya.

Pada hari Jum’at, tanggal 8 Maret 2024 saya bersama istri menginap di Hote Safin Pati Jawa-Tengah, sebelumnya menginap di FaveHotel Karawang dan dilanjutkan Hotel Syariah Solo Lor In. Lain hotel lain fasilitas tentunya, jika harga 350ribu di FaveHotel sudah mendapatkan sarapan pagi, begitu juga saya menginap di Hotel Syariah Solo Lor In selama 3 hari sejak tanggal 5 s/d 8 Maret 2024 juga diberikan sarapan pagi yang menunya lumayan komplit. Tapi ketika saya menginap di hotel Safin Pati tarif harga 389ribu tanpa sarapan pagi kata istri saya yang pesan hotel kalau mau ada sarapan pagi harganya sekitar 500ribuan. Baik hotel Safin, Fave Hotel maupun hotel syariah Solo Lor In, semua kamarnya tergolong bagus meski dengan harga yang relatif murah. Saya check out di Hotel Safin Pati tanggal 9 Maret 2024 sedianya saya menuju Jakarta tidak berniat mampir ke Kayen Pati ke tempat adik saya tapi karena ada urusan yang harus diselesaikan secara darurat soal pembagian warisan akhirnya saya harus ketemu adik saya. Akhirnya saya putuskan untuk menuju Jakarta melewati daerah Cengkalsewu Sukolilo Pati untuk bertemu adik saya membicarakan masalah warisan.

 

Pembagian Warisan Keluarga Saya Yang Berputar-Putar

Saya bertempat tinggal di Sari Bumi Indah, Kelurahan Binong Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, saya ibaratkan sebagai dukun Kok bisa? Banyak Masyarakat yang meminta pendapat hukum khususnya terkait mengenai pertanahan dan kewarisan, tetapi kenyataannya saudara saya sendiri susah diatur dalam pembagian warisan mereka berhukum sendiri-sendiri hal inilah yang orang jawa itu  bilang judeg dan kesel sekali. Pembagian warisan itu kuncinya adalah itikad baik, jika ahli waris memiliki itikad baik pasti pembagian warisan akan berjalan dengan lancar dan baik. Kita semua harus sadar bahwa tidak ada orang yang kaya karena warisan, jika kita sudah diberikan oleh orang tua maka terima apa yang sudah diberikan jangan kemaruk istilahnya ingin menambah haknya orang lain. Didalam pembagian warisan yang berputar-putar dan berbelit-belit itu saya meminta paklek saya untuk menjembatani permasalahan yang buntu, kasihan selama ini paklek saya itu mondar-madir untuk memberitahu dan mengingatkan saudara lain ibu saya yang mau nakal dengan pembagian warisan itu. Saya rela putus tidak memiliki saudara yang nakal itu tidak apa-apa, sungguh mending tidak memiliki saudara lagi yang rakus dengan warisan. Kenakalan itu bisa saya baca sudah diberikan bagian orang tua bahkan sudah disertipikatkan tetapi masih ingin memiliki yang sebelahnya dengan cara mengulur-ulur tanda tangan dan mengatur-atur bagian di belakang yang bukan bagian dia, tanah belakang yang tidak memiliki jalan saja dia tidak mau memberikan akses jalan bagian tanah saya siap untuk dipotong 1.5m untuk akses jalan itu pun dia yang mengatur-atur akses jalan yang saya berikan untuk ditempatkan sesuai kehendaknya. Niatan tidak baik terlihat semua dari ucapan dan tindakannya. Padahal sudah pernah ikut saya dilapangan tenis Sekretariat Jenderal MPR di Widya Chandra, Gatot Subroto, Jakarta-Selatan dan ikut berkerja di kantor hukum saya harusnya kan jangan memiliki sikap yang tidak baik bukannya saya mengungkit-ungkit tapi anak ini memang kebangetan dan kurang ajar sekali kelihatan sekali rakusnya. Saya berdo'a mudah-mudahan anak istri saya jangan ada yang rakus seperti dia, harusnya kan dia sadar dia sudah mendapatkan bagian bahkan bagian tanahnya sudah sertipikat dibuat pinjam uang di bank untuk jaminan hutang, sementara saudaranya baik secara fisik dan yuridis belum menikmati. Bagian kakak saya yang almarhum dibelakang rumahnya untuk anak-anaknya juga belum secara resmi diberikan masih ditongkrongi, kalau ditanya itu bagiannya masih utuh belum di apa-apain ini bukan soal masih utuh atau tidaknya tetapi harusnya malu itu haknya orang harus segera diberikan baik secara fisik maupun secara yuridis. Apa tidak takut dosa memakan hak orang lain?. Hasil panen jambu setiap tahun 3 kali juga hasilnya nggak pernah diberikan keponakan saya yang ada di Medan tetapi dinikmati sendiri inikan perbuatan yang tidak baik dan haram dalam hukum agama islam. Terus yang sangat buruk sekali orang tidak berilmu tentang pertanahan malah mau mengajari orang yang sekolah khusus mengenai pertanahan, saya pernah menyampaikan ke dia orang buta kok mau ngajari orang melek. Cara menghambatnya dengan cara setiap saya tanya berkas-berkas untuk balik nama waris selalu dijawab sudah-sudah dan sudah beres ternyata sama sekali tidak diurusnya. Kalau saya tanya berkas-berkasnya katanya itu sudah menjadi pekerjaan kesehariannya tidak perlu di dikte lagi padahal itu untuk menutupi kebohongannya karena kelengkapan balik nama sama sekali belum diurus. Saya tegaskan ke dia presiden saja harus mengurusi surat-suratnya tidak mungkin hanya sertipikat saja bisa diproses dibalik nama waris tanpa ada pendukung surat-surat yang lain. Yang paling sulit dan ruwet adalah surat-surat dari almarhum kakak saya di Medan sudah saya bantu urus dan sudah kelar, anehnya sebelumnya kalau saya tanya bagaimana keluarga yang di Medan sudah diurus belum surat-suratnya jawabannya selalu sudah-sudah dan beres, padahal ketika saya tanya dan konfirmasi yang di Medan sama sekali belum pernah dimintai surat-suratnya. Bohongnya ketahuan banget, makanya wajar saudara saya di Medan bilang dia tipu-tipu besar. Bagaimana saya tidak kesal duit sudah saya kasih untuk keperluan ngurus surat-surat tetapi yang di depan matanya saja keterangan kematian dan keterangan waris bapak tidak diurus.  Bagaimana proses balik nama waris bisa berjalan tanpa adanya surat-surat pendukung?. Bahasa jawanya sok keminter tetapi tidak pinter orang pinter saja itu lebih baik merendah daripada tidak berilmu tapi sok tahu itu lebih hina. Pengalaman saya jika kita berjalan dimuka bumi ini dengan rendah hati meskipun terdapat permasalahan  yang sulit dalam hidup ini maka kita akan dapat menemukan solusi yang baik, ini karena orang yang rendah hati itu banyak orang yang akan simpati untuk membantunya. Dan Allah SWT mencintai orang-orang yang rendah hati dan tidak menyombongkan dirinya. Mudah-mudahan tulisan saya melalui blog ini dapat menginspirasi kita semua untuk menjadi orang yang baik jangan berebut warisan dan berjalanlah dengan rendah hati dimuka bumi ini insya allah kita akan dilancarkan oleh Allah SWT segala urusan kita.

KEMBALI KE LAPTOP KETIKA SAYA PULANG MENGINAP DARI HOTEL KE HOTEL

Ketika saya pulang ke kampung baik ke Solo kampung istri saya, maupun kampung saya sendiri di Kayen, Pati Jawa Tengah selalu menginap di hotel karena kedua mertua saya sudah meninggal, bapak saya juga sudah meninggal tinggal ibu saya sekarang ikut saya di Tangerang, Propinsi Banten. Sewaktu bapak saya masih hidup ketika saya pulang pasti ingin ketemu bapak saya dulu, kalau saya pulang kampung bapak saya pasti senangnya bukan main karena saya tahu maunya orang tua untuk diantarkan ke tempat mengaji tarikoh dan minta di dibawa berobat ke dokter. Berbeda dengan adik saya ketika pulang  kampung mungkin dianggap tidak perhatian sama orang tua sampai bapak menanya ke saya le, itu tadi adikmu pulang mau nengokin siapa?. Saya cuma menjawab setiap orang itu berbeda-beda sifatnya nggak bisa disamakan pak. Kasihan bapak saya di akhir hayatnya ada penyakit glukoma yang tidak dapat disembuhkan, melek tetapi tidak bisa melihat. Kini bapak saya sudah tiada terasa sekali ketika sudah kehilangan orang tua tapi yang penting saya sudah berbhakti sama orang tua semasa hidupnya, baik sakitnya saya sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, dan biaya tahlilan juga tidak sedikit. Anehnya ada beberapa anak yang ketika sakitnya orang tua tidak pernah iuran patungan untuk berobat, meninggalnya saja tega nggak datang apalagi membantu biaya pemakaman, tetapi anehnya warisannya mau dan berebut. Naudzu billahi mindzalik. Ini kenyataan dalam hidup tidak saya tambah dan tidak kurangi, jika apa yang saya sampaikan ini tidak benar maka saya sangat berdosa sekali, saya cuma bisa berdo’a semoga saya dan keluarga saya dimudahkan rezeki, diberikan Kesehatan, keselamatan dan perlindungan oleh Allah SWT,  dan anak-anak saya menjadi anak yang shaleh dan shalehah serta semuanya pada sukses baik untuk dunia maupun akhirat. Aamiin Ya Allah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19