Alun-Alun, Pati, Bumi Mina Tani
Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudkan kota yang bersih, indah dan tertata rapi. Ketika saya berada di Medan, Sumatera-Utara saya kaget ternyata tidak semua orang mengenal kota Pati kalau ditanya kota Pati jawabannya Pati itu dimana?. Tetapi kalau ditanya kota Kudus dan Kota Solo jawabannya pasti tahu dan pernah mendengar. Saya sendiri juga tidak tahu mengapa kota Pati sampai saat ini banyak orang yang belum tahu padahal Kudus yang industrinya sudah maju itu termasuk wilayah Karesidenan Pati. Karesidenan pati mencakup Kudus, Rembang, Jepara dan Blora seharusnya disini secara teori Pati harus lebih maju baik segi pembangunannya dan perekonomiannya, tetapi justru Pati malah kalah agak tertinggal dengan Kudus. Ketika saya pulang kampung di tanah kelahiran saya, tepatnya di dukuh Bukung, Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Jawa-Tengah saya selalu menyempatkan diri untuk jalan-jalan di Kota Pati sambil menikmati nasi gandul kegemaran keluarga saya. Terus terang Pati memang kulinernya tidak begitu banyak seperti halnya di Kudus, Kuliner di Pati yang paling terkenal hanya nasi Gandul dan nasi Tewel Tambakromo sebelah Selatan kota Pati. Ketika saya berada di Alun-Alun Pati saya menyempatkan untuk memotret Alun-alun Pati yang sekarang mulai tertata Indah. Ketika saya menginjakkan kaki di Pati ini saya selalu ingat waktu itu ketika saya ujian SMP yang menggabung di SMP Negeri 4 Kota Pati dimana saya dari SMP PGRI Kayen ujiannya harus menggabung ke ujian SMP negeri salah satu di Pati. Alhamdulillah untungnya saya lulus. Jaman dahulu ujian benar-benar ketat apa adanya jika memang dapat mengerjakan soal dengan baik pasti dapat nilai yang bagus, sebaliknya kalau kita tidak dapat mengerjakan soal ujian pasti NEM kita jeblok. Sayangnya teman-teman sekolah seangkatan waktu SMP saya sudah pada kehilangan jejak semua tidak memiliki group di WA maka seandainya ketemu pun akan lupa dan pangkling dan hampir semua guru-guru saya ketika di SMP sudah pada meninggal semua. Ingat waktu sekolah di SMP PGRI Kayen Pati, dimana saya diasuh oleh ibu tiri ketika mau berangkat sekolah baru nutu jagung, jaman dahulu yang memakan nasi beras itu jarang sekali satu kampung hanya bu lek saya yang makan nasi beras lainnya pada nasi jagung semua. Begitulah penderitaan saya waktu kecil diasuh oleh ibu tiri waktunya berangkat sekolah belum makan siang. Saya sekolah pun tidak memiliki Sepatu dan jalan kaki sepeda ontel pun tidak punya dan cuma dapat sangu 200 perak dari orang tua. Pada waktu itu uang sangat berharga sekali bakwan cuma 25 perak di depan sekolahan SMP PGRI Kayen namanya dulu warung mbah Radi sebelumnya saya menamatkan Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Kayen sekolah yang mengusung Islami dan juga ilmu pengetahuan umum. Saya dulu masih ingat guru saya madrasah agak memaksa saya untuk melanjutkan di sekolah Tsanawiyah jika ingin masuk syurga, sekolah Tsanawiyah Kayen (setingkat SMP), karena sekolah Tsnawiyah menurutnya adalah agamanya dapat dan umumnya juga dapat maka dianjurkan masuk Tsanawiyah Kayen. Tetapi takdir berkata lain saya masuk SMP PGRI Kayen waktu itu kepala sekolahnya dijabat oleh pak Sama’un Hadi, B.sc orangnya sangat bijaksana dan baik sekali sekarang beliau sudah meninggal. Sebenarnya saya ingin memberikan seminar tentang ilmu hukum baik di Madrasah maupun SMP PGRI Kayen tempat alumni saya untuk mendarmabhaktikan keilmuan yang telah saya miliki. Rasanya senang jika dapat mendarmabhaktikan keilmuan saya untuk alumni ini.
Waktu Sekolah SMP Jual Kursi Buat Bayar SPP SMP
Orang susah dan miskin memang tidak enak alias pahit rasanya, saya masih ingat sekali ketika sekolah saya harus memanggul kursi untuk dijual membayar SPP yang berbulan-bulan nunggak sampai dipanggilin di depan kelas murid-murid yang nunggak SPP dipanggilin satu persatu rasanya mau sekali kepada teman-teman waktu itu ketika menunggak sekolah rahasia dibuka guru di depan kelas. Barangkali jaman dahulu belum mengenal kode etik sehingga main diumumkan saja nama-nama yang menunggak bayaran. Begitulah susahnya kalau kita orang tidak punya. Jual kursi untuk membayar SPP SMP ini benar-benar saya alami sedihnya dan menderitanya ketika saya sekolah menjadi orang yang tidak punya ingin membayar kuliah tetapi tidak memiliki uang. Bahkan saya sampai memanggul kursi segala untuk dijual karena disuruh bapak sampai saya kepergok guru saya Bahasa Inggris namanya pak Fatkur. Pak guru itu bertanya eh itu kursi mau dibawa kemana?. Saya bilang mau dijual pak ada yang mau beli. Saya waktu itu ingat banget ketika SMP jika pak Fatkur mengajar Bahasa Inggris kami disuruh maju tetapi jika tidak bisa maka tak segan-segan penggaris melayang di badan murid-murid jaman dahulu belum ada yang namanya pelanggaran HAM guru menyiksa murid murid hanya menerima saja sabetan guru itu, mau nggak mau kita pasrah dan menerimanya. Tapi sebenarnya jaman dahulu memang kualitas guru itu bagus-bagus dan mendidik murid dengan setulus hati jika ada waktu guru tak segan-segan untuk memberikan les tambahan kepada muridnya tanpa meminta uang tambahan dari murid-murid.
Agar Pati Bisa Menjadi Kota Maju dan Terserap Tenaga Kerja
Agar Pati bisa menjadi kota yang maju tidak ketinggalan jauh dengan kota-kota lain, maka harus diperbanyak pabrik-pabrik yang dapat menyerap tenaga kerja, dengan syarat mutlak suasana negara harus dalam keadaan kondusif khususnya di daerah Pati dan memberikan kemudahan dalam ijin-ijin perusahan-perusahaan yang akan beroperasi di kota Pati, maka jika hal ini dilakukan oleh Pemda Pati, maka Pati akan menjadi kota maju dan modern. Namun jika Pemda Pati tidak mau berbenah baik infrastruktur maupun menghidupkan ekonomi kerakyatan maka selamanya Pati akan menjadi kota yang tertinggal dari kota yang lain dan kota Pati yang disematkan sebagai kota Pensiun ternyata ada benarnya juga. Tak kalah pentingnya obyek wisatanya di kota pati harus dikelola dengan baik dan professional dengan cara memberikan pelayanan yang baik kepada turis menyediakan tempat penginapan dengan cara mengijinkan pendirian hotel-hotel baik yang bersifat konvensional maupun syariah.
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.