Oleh WARSITO, SH., M.Kn. Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta
Dosen Fakultas Hukum Universitas Satyagama, Jakarta
Alumni Magister Kenotariatan UI
Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016
Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003
Pembaca yang saya hormati,
Sebelum meneruskan membaca kisah
nyata Pencuri yang mengembalikan barang saya, jaminan dari saya, bahwa saya
siap dipidana jika tulisan saya ini berbohong. Untuk membuktikan keotentikan
tulisan saya ini dan untuk menambah keimanan kita kepada Allah SWT mengenai
kebenaran kisah ini, silahkan menghubungi bapak Eko Kepala Security Gedung
Menara Jamsostek, Jalan Gatot Subroto, Jakarta-Selatan, atau Security-Security
yang lain. Bisa juga mendatangi saksi dari tetangga saya yang namanya pak NJO
beralamat di Sari Bumi Indah, RT 05/RW 017 Kelurahan Binong, Kecamatan Curug,
Kabupaten Tangerang. Pak Njo ini sekarang menjadi keamanan di Perumahan Sari
Bumi Indah RW 017. Dalam tulisan ini untuk menjaga kode etik, pencurinya sengaja
tidak saya posting di Blog ini. Begitu juga nama dan berasal dari daerah mana
tidak akan saya tayangkan.
Hari sabtu, tanggal 11 Januari 2014 adalah hari apes atau “kiamat kecil” bagi
saya. Kiamat kecil karena tas beserta isi laptop dan uang 12.5juta disikat oleh
pencuri ketika saya sedang kuliah S3 program doktor ilmu pemerintahan di
Universitas Satyagama lantai 12 Menara Jamsostek, Jalan Gatot Subroto Jakarta
Selatan. Yang bikin saya stress laptop hilang adalah data-datanya soal uang
hilang masih bisa dicari data-datanya itu yang bikin saya klenger. Cerita
hilangnya tas tersebut ketika saya keluar ruangan kelas untuk ngobrol-ngobrol
dengan teman saya, semua mahasiswa S3 ilmu pemerintahan Universitas Satyagama ketika
berkuliah memakai dasi semua. Saya masuk kedalam sebentar untuk berkonsultasi
menemui profesor mengenai disertasi yang akan saya garap, sadar tas saya masih
di koriodor saya samperin tetapi sudah raib. Oleh pak Paino Kepala TU S3 Ilmu Pemerintahan
Universitas Satyagama mengatakan tidak mungkin tas hilang di kuliah ini paling-paling
ketukar dengan teman-teman yang lainnya. Singkat cerita teman-teman sudah
ditelpon sana-sini tetapi tidak ada yang merasa tertukar dengan tas saya. Pak
Paino mengatakan jika tas saya tertukar wajar karena yang nyolong tas saya itu
menggantinya dengan meninggalkan tas dia. Setelah tas pencuri dibuka isinya,
saya beserta temen-temen semua kaget karena berisi mantera-mantera bagaimana
kiat mendapatkan uang yang banyak. Karuan saja teman-teman pada ketawa
ger-geran.
Lapor Polisi.
Jam 12 siang saya lapor ke kepala
keamanan Menara Jamsostek namanya pak Eko, kemudian pak EKO meneruskan laporan peristiwa
pencurian ini ke pihak kepolisian. Saya pun meminta di check CCTV untuk
mengetahui siapa pencurinya, tetapi alangkah kagetnya CCTV di Koridor tersebut
mengalami gangguan, saya sempat kesal bagaimana mungkin di ibu kota negara ini
gedung semegah ini CCTVnya bisa mati?.
PULANG KE RUMAH DIMARAH-MARAHI ISTRI
Jam 3 sore saya pulang ke rumah bukannya
dihibur oleh istri tas saya hilang tersebut,
saya malah dimarah-marahin dibilang kalau nasehatin anak-anak dan istri
bisa tetapi dirinya sendiri tidak bisa menjaga miliknya dengan baik malah
barangnya sendiri hilang. Saya cuma bisa bilang sama istri bahwa hilang barang
masih bisa dicari tapi kalau anak-anak dan istri yang “hilang” tidak bisa
dicari. Sesampainya dirumah saya jungkal tiduran dengan memegang kepala, sekali
lagi data-datanya itu yang bikin klenger, masih untungya saya tidak pernah
menyimpan gambar-gambar yang tidak senonoh didalam laptop tersebut, meskipun saya
pusing juga karena uangnya juga raib, tetapi uang masih bisa dicari.
KEAJAIBAN DARI ALLAH SWT SULIT DITERIMA LOGIKA SEHAT
Ketika saya masih wiridan habis maghrib,
HP saya tiba-tiba berbunyi panggilan saya lihat dari pak Paino kepala TU S3
Ilmu Pemerintahan Universitas Satyagama, tentu saja saya angkat, beliau
mengabarkan bahwa PENCURINYA SUDAH KETEMU MUTER-MUTER GEDUNG TIDAK BISA KELUAR
GEDUNG TAS SAYA DIKEMBALIKAN LAGI BESERTA UANGNYA. Saya diminta oleh Pak Paino
untuk segera bergegas menuju Menara Jamsostek Lantai 12 untuk menemui pencurinya
tersebut. Mendengar khabar dari pak Paino tersebut kontan saya berteriak ‘’ALLAHU
AKBAR”, anak-anak dan istri sebenarnya ingin sekali ikut menemui pencurinya
tetapi saya larang karena pada waktu itu hujan lebat, kebetulan tetangga saya
namanya pak NJO lewat depan rumah langsung saya ajak ke menara Jamsostek, pak
Njo bilang pakai celana pendek nggak apa-apa pak?. Saya bilang nggak apa-apa
pak!. Ayo kita berangkat!. Sesampainya saya di Menara Jamsostek pencuri itu
sudah ngkligo (tidak pakai baju) tetapi masih pakai celana, ketemu saya pencurinya
minta-minta ampun sambil tangannya meminta-minta maaf, tetapi saya larang. Karena
saya penasaran di otak saya ini nggak masuk akal, ini peristiwa ajaib sekali bagaimana
mungkin pencuri ini sudah ngambil tas saya isi laptop dan uang kok dikembalikan
lagi?. Tanya jawab saya dengan pencuri:
Saya :
Namamu siapa?.
Pencuri : Si Anu….(Kode etik tidak saya sebutkan).
Saya :
Agamamu apa?
Pencuri : Islam.
Saya :
Kamu jawab jujur ya saya bingung kenapa kamu sudah mencuri tas saya isi laptop dan uang kamu kembalikan lagi?.
Pencuri : Saya disuruh mengembalikan pak!. Saya sudah muter- muter
mencari kontrakan saya sampai ke Pancoran, Benhil, Pejompongan dan Tanah Abang
tidak nemu-nemu mata saya gelap tidak ketemu-ketemu kontrakan saya.
Saya :
Siapa itu yang menyuruh mengembalikan?.
Pencuri : Diam seribu bahasa.
Jadi yang benar bukan kata pak Paino pencuri
tersebut muter-muter didalam gedung tidak bisa keluar gedung, tetapi sudah
keluar gedung namun mau mencari kontrakannya bingung matanya gelap muter-muter
tidak ketemu ini kesaksian dari pencurinya sendiri.
Akhirnya laporan polisi itu saya
cabut saya diminta oleh pak Eko Kepala
Security atas perintah kepolisian membuat surat pernyataan diatas materai bahwa
saya tidak menuntut secara hukum atas peristiwa pencurian ini. Berikutnya
karena pencuri itu masih muda sebelum dilepas oleh polisi, maka orang tuanya diminta
datang oleh polisi ke Jakarta untuk mengambil anaknya yang mencuri tersebut.
Pencuri Masih Baik Hati.
Karena pencuri masih baik hati tas
dan uang saya dikembalikan lagi saya tidak menuntut secara hukum untuk
dipidanakan, demi Allah pencuri itu saya maafkan malah saya kasih uang Rp.
200rb dia nggak mau dia meminta pekerjaan saja, oleh Security Menara Jamsostek
malah dimarah-marahi Security bilang kamu sudah mencuri malah meminta pekerjaan?.
Sesampainya dirumah saya cerita sama keluarga dan sama tukang cuci gosok,
asisten rumah tanggaku tertawa-tawa bilang ke saya: “Bagaimana bapak ini
pencuri sudah nyolong tas bapak nggak dihukum malah dicabut laporan polisi
terus pencurinya malah dikasih duit?. Saya bilang ke Asisten Rumah tanggaku
biarkan bu, Allah SWT itu maha segalaNya, Pencuri itu orangnya masih baik dan
mulia mana ada di jaman sekarang pencuri mengembalikan lagi?.
Ini kisah nyata, semua dokumen masih
saya simpan dengan rapi sengaja foto pencurinya, namanya, dan asal daerahnya
untuk menjaga kode etik tidak saya sebutkan disini biar orang tuanya tidak malu.
Jika ternyata saya berbohong saya siap dipidana dan berdosa dunia akhirat. Untuk
menambah keimanan kita silahkan dapat menanyakan peristiwa ajaib tersebut
kepada pihak-pihak yang saya sebutkan diatas. Sejak itu di ruangan dosen tempat
saya mengajar di Universitas Satyagama banyak teman-teman dosen yang meminta do’a
kepada saya. Ketika itu saya tertawa ngakak justru saya sendiri malah bingung
bagaimana peristiwa ini bisa terjadi saya memang penasaran, saya bertanya
sana-sini soal keajaiban ini, hanya kaca mata iman yang bisa menjawabnya.
Semoga bermanfaat.