Lulus sertifikasi dosen merupakan dambaan setiap orang yang menjadi profesi
dosen, baik itu dosen PNS maupun dosen swasta. Tahun 2016 nama saya diikutkan SERDOS
di tempat saya mengajar Universitas Satyagama Jakarta, persiapan waktu yang
diberikan tergolong mepet + 2 minggu saya harus kelimpungan berjibaku menyiapkan
berkas-berkas portopolio yang dipersyaratkan untuk di uploade melalui internet. Lulus tidaknya SERDOS benar-benar murni tidak ada KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), bagaimana kita mau KKN wong kita nggak tahu asesor dari Universitas negeri mana yang menguji, tiba-tiba setelah diumumkan kelulusan, baru ketahuan darimana asesor yang menguji kita. Alhamdulillah
saya dibantu oleh operator kampus untuk meng-uploade data-data yang dibutuhkan untuk dinilai oleh asesor. Untuk dapat lulus
Sertifikasi Dosen (Serdos) tidaklah mudah, perlu perjuangan ekstra
keras untuk memperoleh sertipikat pendidik yang berlabel dosen profesional ini. TRI DHARMA Perguruan Tinggi baik bidang
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat harus benar-benar
dijalankan oleh seorang dosen. Pada titik bidang penelitian ini, perlu mendapatkan perhatian
yang serius, sebab pada bidang ini merupakan poin yang sangat tinggi untuk menentukan kelulusan
SERDOS.
Untuk lulus SERDOS harus mengikuti
serangkaian test yaitu, Test of English Proficiency (TOEP) yang terdiri dari Listening
(50 butir soal) dan Reading (50 butir soal). Test Potensi Akademik (TPA) 100
soal. Namun
hemat saya SERDOS ini bukanlah bertujuan untuk menguji bahasa inggris bapak/ibu
dosen tetapi hanya sebagai syarat komplementer saja karena ada sisi lain supaya
kita bisa lulus serdos.
Pengalaman Lulus Sertifikasi Dosen
Cara Bisa Lulus Sertifikasi Dosen tidak hanya menyiapkan TKDA dan TOeP, tetapi perbanyak Publikasi Jurnal dan do'a Kepada Allah SWT, agar dapat asesor yang baik hati. Ada hal penting yang harus diperhatikan
oleh teman-teman yang akan mengikuti sertifikasi dosen. Test Bahasa Inggris dengan
hasil bagus dan Potensi Akademik dengan hasil gemilang pun tidak menjamin kita bakalan
lulus serdos. Pengalaman saya ketika test Toep dan Potensi akademik hasil
bahasa Inggris saya paling jeblok diantara rekan-rekan peserta, tapi untuk
potensi akademik nilainya cukup lumayan. Anehnya teman-teman saya dari perguruan tinggi lain yang bareng
ikut test bahasa Inggris dan potensi akademik tahun 2016 gelombang I banyak yang tidak lulus, padahal test bahasa Inggrisnya bagus-bagus. Jujur pada waktu itu saya agak
pesimis untuk bisa lulus serdos karena test bahasa inggris saya hasilnya jeblok. Sosialisasi Serdos yang diselenggarakan oleh
Kopertis III di Universitas Bunda Mulia Jakarta, saya ikuti dengan serius, asesor mewanti-wanti agar tidak menyontek dosen lain dalam membuat deskripsi diri sebab pasti tidak lulus. Konon ada alat yang namanya software dapat mendeteksi plagiat tsb. Untuk lulus SERDOS harus memperbanyak tulisan
jurnal ilmiah, karena pada poin inilah penilaian Serdos sangat tinggi, bagi dosen yang sudah memiliki jabatan fungsional Lektor dan pernah
ikut kegiatan PEKERTI (Program Peningkatan Keterampilan Dasar
Teknik Instruksional), bisa disubstitusikan (menggantikan) salah satu apakah bahasa
Inggris atau Potensi Akademik yang nilainya JEBLOK. Untuk
urusan jurnal ilmiah saya sudah cukup untuk mempublikasikan, begitu juga untuk menulis deskripsi diri tidak ada kesulitan berarti yang saya alami, karena hobi saya menulis mudah untuk merangkai kata demi kata menjawab 24 item soal yang ditanyakan dalam pengisian deskripsi diri dosen. Asesor yang menilai portopolio, saya ajak berselancar untuk menyambangi blog saya
(warsito-bicara-blogspot.com) untuk membuktikan bahwa saya sebagai seorang
dosen yang hobi menulis.
ALHAMDULILLAH….AKHIRNYA LULUS
Untuk lulus
serdos banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain penilaian atasan,
penilaian rekan sejawat, penilaian mahasiswa, kecerdasan intelektual (test
bahasa Inggris dan Potensi Akademik), pengajaran, publikasi ilmiah, pengabdian kepada
masyarakat dan SATU LAGI HAL YANG SANGAT PENTING BERMOHONLAH KEPADA ALLAH SWT AGAR DILULUSKAN SERDOS DENGAN BERJANJI AKAN MENJADI DOSEN YANG BAIK UNTUK MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DAN JANGAN JUAL BELI NILAI KEPADA MAHASISWA.
Alhamdulillah Serdos tahun 2016 gelombang I yang diumumkan bulan Agustus saya dinyatakan LULUS oleh Asesor, saya langsung sujud syukur kepada Allah SWT atas karunia ini dengan
memperoleh predikat sebagai dosen profesional. Alhamdulillah Ya Allah…ternyata
serdos terbukti bukan untuk menguji kemampuan bahasa Inggris bapak/ibu dosen, tetapi
kesungguhan kita untuk menjadi seorang dosen itulah yang akan dinilai asesor. Bagi
rekan-rekan dosen yang belum lulus Serdos jangan putus asa marilah mengevaluasi
diri dengan kekurangan yang ada masing-masing, mudah-mudahan periode berikutnya
kita bisa lulus serdos, selain akan mendapatkan predikat dosen profesional kita
juga akan mendapatkan tunjangan dari Negara setiap bulannya.
Untuk
mengukur kualitas dosen, standar penilaian yang digunakan adalah kepemilikan
sertifikasi dosen (Serdos) sebagai pengakuan dosen profesional. Sertifikasi
dosen (Serdos) adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada dosen yang
akan dibarengi pemberian tunjangan setiap bulan. Program ini merupakan upaya
meningkatkan mutu pendidikan nasional, dan memperbaiki kesejahteraan dosen,
dengan mendorong dosen untuk secara berkelanjutan meningkatkan profesionalismenya.
Persyaratan SERDOS sebagai berikut :
1. Memiliki kualifikasi
akademik sekurang-kurangnya S2 atau setara dari Program Studi Pasca Sarjana
yang terakreditasi.
2. Dosen tetap di
Perguruan Tinggi Negeri atau Dosen DPK di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan
oleh masyarakat atau dosen tetap yayasan di Perguruan Tinggi yang
diselenggarakan oleh masyarakat yang telah mendapatkan Surat Keputusan
Inpassing dari pejabat berwenang yang diberi kuasa oleh Mendiknas (pasal 4
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2008).
3. Telah memiliki masa
kerja sekurang-kurangnya 2 tahun di Perguruan Tinggi tempat dosen bekerja
sebagai dosen tetap.
4. Memiliki jabatan
akademik sekurang-kurangnya Asisten Ahli.
5. Melaksanakan Tridharma
perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua
belas) SKS pada setiap semester di perguruan tinggi dimana ia bekerja sebagai
dosen tetap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.