Kamis, 18 Maret 2021

PENGALAMAN KULIAH DI UI SEPERTI KAWAH CANDRA DIMUKA

 

SAYA WAKTU DI WISUDA DI UI TAHUN 2006 MENGAMBIL MASTER HUKUM


Oleh WARSITO, SH., M.Kn.

 Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta

Dosen Fakultas Hukum Universitas Satyagama, Jakarta

Alumni Magister Kenotariatan UI

Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016  

Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003


 

Begitu kagetnya ketika saya kuliah di UI tahun 2004 di fakultas hukum Magister Kenotariatan. Kaget dan terkejut karena kuliah saya S1 fakultas hukum berasal dari perguruan tinggi swasta yang kuliahnya tidak seketat PTN, begitu juga cara pemberian nilainya tidak susah. Namun tentu tidak bisa digebyah uyah disamaratakan semua PTS begitu, memang ada PTS-PTS di negeri ini yang kelas menengah keatas juga sangat bagus dalam hal penerapan disiplin masuk kuliah dan standard pemberian nilai kepada mahasiswa. PTS menengah kebawah umumnya soal urusan nilai masih bisa lobi-lobi  dengan dosen agar hasilnya bisa bagus. Terkadang dosen dibawain kue saja sudah klepek-klepek yang seharusnya dapat nilai C tiba-tiba berubah menjadi A. Sementara  di UI yang saya rasakan kuliah seperti masuk kawah candra dimuka harus benar-benar belajar keras, dosen tidak pandang bulu dosen tidak mau tahu “kamu itu siapa”, tetapi kamu bisa apa tidak. Ditambah ada ancaman yang sangat menakutkan bisa dikatakan horor di kalangan mahasiswa, jika  perpanjangan dua semester mahasiswa masih nggak lulus-lulus juga, pasti bakalan di drop out. Hampir semua dosen ketat dalam memberikan penilaian kepada mahasiswa, barangkali dosen di UI sudah di doktrin tidak bisa di lobi, tidak bisa disogok bahkan menerima tamu mahasiswa saja tidak mau. Pernah suatu ketika mahasiswa datang ke rumah dosen membawa oleh-oleh tetapi buah tangan tersebut disuruh membawa pulang lagi. UI tidak mau tahu jika mahasiswa tidak bisa mengerjakan soal ujian meskipun sudah beberapa kali tidak lulus-lulus juga, tidak dikenal istilah belas kasihan. Tetapi bagusnya kuliah di UI sportif tidak memandang apakah orang itu kaya atau miskin, pejabat atau rakyat jelata, tetapi ukurannya adalah apakah kamu bisa atau tidak mengikuti materi perkuliahan. Sehingga siapa pun yang mau kuliah di UI apa pun jurusannya mau tidak mau harus rajin belajar itu tidak bisa ditawar-tawar lagi. Di UI ada mahasiswa yang sampai memiliki bintang empat di kartu ujiannya, bintang empat ini bukan menandakan pangkat jenderal yang tertinggi di institusi TNI atau Polri, tetapi pertanda mahasiswa itu sudah tidak lulus ujian sampai 4 kali.

 

                           

Kuliah Mengelilingi 3 Propinsi

Kuliah mengelilingi 3 propinsi bukanlah cerpen atau roman tetapi fakta sejarah yang saya alami. Rumah saya yang di daerah Binong, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten ketika kuliah saya masih bekerja di PNS Sekretariat Jenderal MPR RI Jakarta, sore harinya selesai pulang bekerja berangkat kuliah ke  UI Depok, Jawa-Barat. Inilah yang disebut harian Pos Kota ketika meliput wisuda saya di UI pada 2 September 2006 yang menyatakan bahwa saya kuliah mengelilingi 3 propinsi Banten-DKI Jakarta-Jawa-Barat. Saya kuliah di UI memang sangat berat, sebab dalam waktu yang bersamaan posisi sebagai kepala keluarga, Ketua RT sekaligus menjalankan tugas sebagai abdi negara (PNS) kebetulan agenda sidang-sidang  di MPR sangat padat sekali sedangkan tugas kuliah juga sangat menumpuk yang harus saya kerjakan. Mula-mula nilai saya banyak yang jeblok dari 10 mata kuliah yang saya ikuti hanya 2 mata kuliah yang lulus inilah yang membuat saya shock saya kuliah di UI. Saya sempat pamit kepada istri  mau berhenti kuliah saja dari UI karena tidak kuat mengikuti mata kuliahnya dan ketatnya perkuliahan kata istri lanjutkan saja karena sudah banyak menghabiskan biaya. Dengan bertekad bulat meneruskan kuliah, maka saya mengubah cara belajar dan mengatur strategi dengan jitu. Banyak buku-buku saya taruh di kendaraan ketika lampu merah bahkan saya gunakan untuk membaca, ketika di kolam renang pun menunggu keluarga berenang saya tunggu sambil membaca, pokoknya, masya allah begitulah beratnya saya kuliah di Universitas Indonesia. Setelah saya rubah pola belajar saya, akhirnya membuahkan hasil yang maksimal dari 10 mata kuliah yang saya ikuti saya lulus 9 mata kuliah hanya satu mata kuliah yang tidak lulus. Singkat cerita akhirnya saya bisa lulus tepat waktu dari 175 mahasiswa saya termasuk 75 mahasiswa yang bisa lulus tepat waktu sehingga bisa wisuda tanggal 2 September 2006 yang membuat geger teman-teman saya semua, bagaimana mungkin saya bisa mengejar ketertinggalan mata kuliah begitu banyaknya jika bukan berkat rahmat Allah SWT. Tidak sampai disitu, teknik saya belajar juga banyak membuat resume mata kuliah kemudian saya tempelkan di dinding kamar tidur saya, setiap masuk kamar dengan sendirinya saya sudah belajar dan kiat itu sangat efektif sekali. Kuliah di UI memang ada adagium yang sudah menjadi rahasia umum yaitu: masuk susah keluar susah, itu  benar-benar terbukti, namun jika sungguh-sungguh mau belajar dan memperhatikan dengan saksama tipe-tipe atau karakter dosen yang mengajar, insya allah kita bisa lulus tepat waktu dan bisa mengikuti semua materi perkuliahan.

 

Kaki Pincang Selebritis Kampus

Siapakah yang menjadi selebritis di kelas ketika kuliah di UI?. Selebritis di kelas bukan wanita yang cantik, bukan pula pria yang tampan, tidak juga orang kaya yang bisa bergonta-ganti mobil mewahnya, pejabat pun tidak bisa jadi selebritis. Yang  menjadi selebritis di kelas ketika kuliah UI satu kelas dengan saya adalah kaki pincang bertongkat tetapi orangnya pinter dan cerdas secara akademik, dia dikejar-kejar oleh temannya yang membutuhkan bahan kuliah darinya. Sebab orang-orang yang pintar seperti ini sampai dosen mengajar saja direkam lalu dibuat resume atau kesimpulan, hasil resume inilah yang dibagikan kepada teman-temannya untuk bahan kuliah seperti UTS dan UAS inilah yang menjadikan dia selebritis.

Kuncinya jika ingin kuliah di UI fokus saja belajar dan rajin masuk kuliah karena ada dosen yang jika mahasiswa kehadirannya kurang maka tidak pernah akan diluluskan, juga perbanyak belajar kelompok dengan belajar kelompok maka kita akan cepat menangkap materi kuliah yang sedang kita ambil. Belajar kelompok sangat efektif sekali, apalagi jika dibarengi belajar sambil menulis tentunya akan lebih dahsyat lagi.

Selamat kuliah di UI kata kucinya rajin belajar dan rajin masuk kuliah.

Semoga bermanfaat.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALHAMDULILLAH ANAK SAYA LULUS SKD TEST ASN di KEMENTERIAN ESDM SUMBER DAYA MINERAL UJIAN BERTEMPAT DI PPK KEMAYORAN

    Foto Anak Saya Test ASN di Gedung PPK Kemayoran Pada hari Minggu, Tanggal 27 Oktober 2024   Pada hari Minggu, tanggal 27 Oktober 2024 sa...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19