Jumat, 19 Agustus 2022

KESAN DAN PESAN PENGALAMAN KULIAH DI UI MASUK SUSAH KELUAR LEBIH SUSAH MANTABKAN NIAT BELAJAR PASTI BISA

 

Gambar Perpustakaan UI
GAMBAR WARSITO KE PERPUSTAKAAN UI

 

 

 

 

Apakah anda berminat masuk kuliah di UI?. Saya pernah mendengar diluaran sana ada banyak orang yang takut untuk kuliah di UI karena mendengar cuitan masuk UI itu susah dan keluarnya lebih susah lagi. Benarkah demikian?. Jawabannya bisa ya bisa juga tidak tergantung seberapa keseriusan kita dalam mengikuti perkuliahan dan usaha sungguh-sungguh untuk belajar. Kesan dan pesan saya selama kuliah di UI memang ada adagium masuk susah keluar susah ternyata setelah saya jalani 2 tahun selama saya mengambil master hukum adagium itu benar sekali. Masuk UI ini saya rasakan memang susah dan keluarnya alias lulusnya lebih susah lagi. Adagium ini bukan mitos tetapi beneran terjadi di lingkungan kuliah di UI. Tapi jangan khawatir bagi kita yang benar-benar fokus dan niat kuat untuk belajar insya allah kita pasti bisa. Asalkan kita belajar dengan sungguh-sungguh kita bakalan bisa lulus tepat waktu. Selama saya kuliah di UI Angkatan tahun 2004 ada aturan jika perpanjangan selama 2 semester masih nggak lulus-lulus juga horor yang paling ditakuti mahasiswa UI adalah bakalan di droup out (DO) dari kuliah. Makanya hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi syaratnya untuk bisa lulus tepat waktu jika ingin kuliah di UI harus belajar dengan tekun dan giat.

 

Dosen Pengajar di UI Tidak Bisa Disogok

Pengalaman saya kuliah di UI selama 2 tahun jangankan untuk menyogok dosen untuk mendekati saja sangat susah sekali saya tidak ada ruang untuk itu. Saya berfikir kita adalah bangsa Indonesia dengan budaya pendekatan hal yang sulit bisa menjadi mudah, seharusnya sesuatu urusan yang tidak bisa menjadi mudah karena kita kenal dan dekat. Tapi selama kita kuliah di UI jangan coba-coba untuk mendekati dosen dengan harapan agar nilai kita dipermak menjadi lebih baik jangan berharap seperti itu tidak bisa. Sungguh hal ini tidak bisa kita lakukan bahkan saya kehilangan akal untuk bisa menembus dosen-dosen agar nilai saya diberi kebijakan menjadi baik. Ampun saya tidak ada celah untuk itu!. Lebih merinding lagi saya mendengar informasi dari teman saya yang sudah ke rumah dosen dengan membawa bingkisan tapi teganya-teganya bingkisan itu disuruh membawa pulang lagi. Dosen UI sudah hampir seperti KPK saja disiplin dan tegas menolak pemberian oleh-oleh sebab kalau oleh-oleh untuk dosen itu diterima besar kemungkinan bisa mempengaruhi penilaian. Terkadang dalam hati saya juga berpikir kenapa semua dosen di UI ini sudah bisa ke doktrin tidak ada kebijakan untuk memberi nilai kepada mahasiswa kecuali didasarkan bisa mengerjakan soal ujian atau tidak. Tidak didasarkan kepada yang lain. Jika tidak bisa mengerjakan sampai berapa kali pun nggak bakal lulus-lulus juga. Kita akan mendengar dan melihat sendiri bintang 4 ini banyak disematkan kepada mahasiswa UI bintang 4 ini dilingkungan POLRI dan TNI adalah pangkat tertinggi yaitu Jenderal tetapi bintang 4 di UI ini bukan kita punya pangkat Jenderal tetapi tanda yang memalukan kita tidak lulus sampai 4 kali pada mata kuliah tsb.

 

Manfaatnya Dosen UI Pelit Nilai

Setelah saya lulus kuliah memasuki dunia kerja ternyata hikmah besar yang saya dapatkan dari pelitnya dosen UI memberikan penilaian ternyata dibalik itu semua ada hikmah besar yang saya rasakan. Yaitu setelah kita bekerja atau memasuki profesi kita benar-benar bisa dalam mengetrapkan kelimuan dan menjadi orang yang baik di bidangnya serta lebih percaya diri oleh karena itu saya bangga menjadi alumni Universitas Indonesia meskipun susah kuliahnya dan dosennnya tidak memiliki belas kasihan dalam memberikan penilaian tetapi setelah saya tamat justru saya merasakan hikmahnya dibalik itu semua. Memang ada dosen di UI yang penilaiannya hanya mendasarkan kepada makalah dan kehadiran saja bahkan tidak ada ujian jadi kalau nggak pernah masuk atau jarang kuliah  pasti tidak lulus.

 

Senangnya Kuliah Dengan Memakai Jas Kuning

Jujur saja ada rasa bangga menjadi bagian dari alumni Universitas Indonesia dengan memakai jas almamater warna kuning waduh pokonya senangnya bukan main. Bangga disini bukan berarti saya sombong justru saya ingin menjunjung tinggi nama baik almamater saya di mana pun berada. Begitulah saran saya kepada adik-adikku sekalian jika ingin kuliah di UI belajarlah dengan sungguh-sungguh jangan main-main dan tanggalkan status sosial kita diluar karena kuliah di UI tidak memandang kita siapa apakah berpangkat, kaya atau miskin atau rakyat jelata tetapi kuliah di UI hanya memandang satu kata kamu kuliah bisa atau tidak kamu bisa mengerjakan soal ujian atau tidak tentu juga banyak beberapa dosen yang memperhatikan komponen penilaian termasuk kehadiran, tugas-tugas dan makalah serta UTS dan UAS.

 

Senang dan Bahagia bisa di wisuda

Puncak kuliah di UI senang dan bahagianya saya bisa diwisuda pada 2 September 2006 alias lulus tepat waktu. Wisuda di UI tsb saya mengajak keluarga saya termasuk kedua orang tua saya betapa bangganya kedua orang tua, saya bisa kuliah di UI dan lulus tepat waktu sehingga di wisuda. Rasanya terharu Ketika di wisuda tapi setelah wisuda ternyata ada penantian Panjang yang menunggu untuk mendedikasikan keilmuan baik di keluarga, Masyarakat, bangsa dan negara. Semoga kesan dan pesan saya kuliah di UI ini kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua yang ingin menjejakkan kaki kuliah di UI. Aamiin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19