Rabu, 10 Maret 2021

MENGAPA ERA REFORMASI BANYAK YANG MEMILIH JADI PNS?

 



 

Oleh WARSITO, SH., M.Kn.

 Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta

Dosen Fakultas Hukum Universitas Satyagama, Jakarta

Alumni Magister Kenotariatan UI

Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016  

Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003



Saat ini mengapa banyak orang yang berlomba-lomba ingin jadi PNS?. Padahal tahun 1980an orang ogah untuk jadi abdi negara dengan lambang KORPRI ini. Jawabannya tidak lain dan tidak bukan meski gaji PNS itu kecil tetapi yang menggiurkan adalah tunjangannya. Siapakah yang tidak girang diterima PNS di gedung Bulat Senayan alias  gedung Wakil Rakyat MPR-DPR?. Meski gaji kecil sekali pada waktu itu tapi tunjangannya bikin ngiler kita semua. Siapa pula yang tidak tahu kala itu MPR berstatus sebagai lembaga tertinggi negara yang memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentkan presiden dan wakil presiden?. Pengalaman saya diterima PNS Sekretariat Jenderal MPR pada tahun 1997, gaji memang kecil tapi tunjangannya lumayan gede, instansi yang lain belum ada tetapi Sekretariat Jenderal MPR sudah ada tunjangan ini dan itu. Saya diterima di Sekretariat Jenderal MPR bukan karena saya orang pintar bukan pula saya punya keahlian khusus seperti layaknya atlet yang masuk PNS diprioritaskan, tetapi karena bejo saja alias (untung) atas kebaikan seseorang saya dibantu bisa diterima masuk menjadi PNS Sekretariat Jenderal MPR-RI. Saya masuk PNS dengan start golongan IIA karena ijasah saya cuma SMA, tetapi senang dan bahagianya  sudah tidak ketulungan, satu kampung di daerah Kayen-Pati, Jawa-Tengah dibuat geger mendengar saya diterima di MPR sebagai lembaga tertinggi negara yang memiliki kewenangan purbawisesa.

Namun, satu kampung tidak tahu saya PNS di MPR itu posisinya hanyalah sebagai pegawai rendahan menjadi suruhan belaka bukan orang penting di negeri ini yang dapat mengambil keputusan untuk bangsa dan negara. Selama bekerja di PNS MPR yang saya lihat, saya tahu dan saya rasakan ukurannya tidak penting orang pintar atau gebleknya seseorang, bukan pula males atau rajinnya pegawai, tetapi standardnya adalah golongan atau pangkat seseorang, siapa yang golongan dan pangkatnya tinggi disitulah dia punya kuasa untuk memerintah atau sebentar lagi akan memiliki jabatan. Sudah menjadi rahasia umum siapa yang ingin cepat menduduki jabatan harus pintar-pintar mengambil hati atasan selain memiliki jabatan dan pangkat yang sudah memenuhi syarat untuk dipromosikan. Jangan harap yang hanya bergolongan rendahan meski cerdas dan pintar serta rajin masuk kerja akan dapat naik jabatan, sekali lagi ukurannya adalah ijasah, pangkat dan golongan.

 

Gaji Kecil Tapi Tunjangannya Yang Bikin Kantong Tebal

Pada waktu tahun 1997 itu gaji pokok golongan IIA sekitar 197ribuan,  atas kebesaran Allah SWT saya bisa ngontrak rumah di Kebon Jeruk pertahun 3juta, bisa beli motor, bisa kirim orang tua di kampung dan bisa naik pesawat Garuda dari Bandara Ahmad Yani Semarang-Soekarno-Hatta, Jakarta, naik pesawat Garuda yang harga tiketnya 225ribu saja sudah menggemparkan masyarakat satu kampung. Sekarang naik pesawat tidak segempar itu lagi karena terkadang harga tiket kereta api justru lebih mahal ketimbang tiket pesawat. Itu semua karena meski gaji kecil pada waktu itu tapi tunjangannya pegawai di Sekretariat Jenderal MPR sudah cukup banyak, sehingga pada tahun 2000 hasil ngumpulin uang sidang saya sudah bisa beli mobil Daihatsu Clasy seharga 41juta rupiah.

Ketika saya masih melantai di lapangan tenis DPR RI alias sebagai ball boy penjaga bola tenis pada tahun 1984, pada waktu itu orang yang ditawari PNS banyak yang ogah menjalani, maklum pada waktu itu gaji PNS amat sangat kecil sekali, sampai ada yang bilang sory ya saya nggak mau jadi PNS saya pengin hidup bebas tanpa ada ikatan. Sayangnya, saya masih ingat orang yang merendahkan profesi PNS itu hidupnya kini justru keblangsak suka minta-minta sama temannya. Seiring dengan berjalannya waktu, kini status PNS menjadi seksi banyak diburu oleh pencari kerja, karena selain gaji pokok yang sudah bagus, ditambah tunjangan kinerja dan lain-lain penghasilan yang sangat aduhai sekali plus jaminan hari tua berupa pensiun. Namun tidak semua orang tertarik profesi PNS karena setiap orang memiliki talenta dan passion di bidangnya masing-masing semua dikembalikan kepada pribadi masing-masing.

 

Diterima PNS Bukan Karena Pinter Tapi Atas Kebaikan Orang

Saya diterima PNS memang bejo karena saya bisa bermain tenis lapangan menemani sparing partner pejabat-pejabat MPR bahkan sejak reformasi runtuhnya pak Harto berhenti dari jabatan presiden pada 21 Mei 1998 saya sering bermain tenis menemani ketua MPR-DPR RI H. Harmoko. Pada waktu saya tes PNS hanya menjalani sebagai formalitas belaka soal ujian saya kerjakan seadanya, banyak pertanyaan yang tidak tahu langsung saya tutup lembar jawaban terus saya kumpulkan, termasuk test bahasa inggris nilai saya besar kemungkinan jeblok bagaimana bisa mengerjakan bahasa inggris dengan baik lha wong sehari-hari saya ngomong bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Selang beberapa minggu hasil test PNS diumumkan. Hasilnya?. Saya dinyatakan lulus diterima masuk PNS Sekretariat Jenderal MPR dengan hati yang berbunga-bunga dan bangga sampai-sampai saya syukuran memotong 5 kambing sebagai bentuk sujud syukur saya kepada Allah SWT. Sejak menjadi PNS MPR hampir setiap minggu saya ketemu dan bermain tenis di lapangan tenis Sekretariat Jenderal MPR dengan H. Harmoko bapak saya dari kampung sampai nyidam datang ke lapangan tenis hanya ingin bersalaman dengan Harmoko. Niat bapak saya yang bersalaman dengan Harmoko sudah kesampaian dan senangnya bukan main diceritakanlah kepada satu kampung jika bapak benar-benar bisa ketemu Harmoko dan sudah bersalaman. Kata bapak saya tangannya Harmoko empuk banget seperti kapas. 

 

PNS Itu Mengabdi Kepada Negara Atau Mengabdi Kepada Orang?.

Kembali kepada laptop saya diterima PNS Sekretariat Jenderal MPR tahun 1997 tersebut bapak saya senangnya bukan main karena orang kampung dapat diterima di gedung yang Megah MPR/DPR yang diangini AC sepoi-poi basa, lagi-lagi orang tua tidak tahu bahwa anaknya yang hanya berijasah SMA masuk gedung bulat ini sesungguhnya sudah masuk terperangkap kandang macan. Ya Benar yang saya rasakan seperti masuk kandang harimau karena yang kuat akan menerkam yang lemah, yang berijasah dan pangkatnya tinggi akan menerkam pegawai-pegawai yang rendahan menjadi suruhan seenak jidatnya sendiri seperti barang yang bisa ditaruh kesana kemari, begitulah nasib jika hanya bertamatkan ijasah SMA ketika masuk PNS. Hati saya ketika itu selalu bertanya-tanya, sesungguhnya saya jadi PNS ini apakah mengabdi kepada orang atau mengabdi kepada Negara?. Makanya saya punya anak agar tidak bernasib tragis seperti saya dua anak saya berusaha sekuat tenaga untuk menyekolahkan setinggi-tingginya agar kelak masuk PNS tidak menjadi suruhan orang seenak udelnya.

Kembali masuk PNS MPR yang bejo tadi, nanti akan saya ceritakan pada episode berikutnya, mengapa dan kenapa akhirnya saya terpaksa harus meninggalkan untuk berhenti dengan hormat dari PNS atas permintaan sendiri pada tahun 2008, padahal waktu itu tunjangan PNS MPR sangat besar sudah ada uang sidang, uang paket, uang cuci jas, dll sangat menggiurkan sekali. Begitulah kehidupan, manusia memang berencana, Tuhan jualah yang menentukanNya.

Kamis, 04 Maret 2021

JANGAN PERGI KE MALAYSIA KALAU TIDAK BERWISATA KE GEDUNG MENARA KEMBAR PETRONAS YANG MENJULANG LANGIT

 

MENARA KEMBAR PETRONAS DI MALAYSIA SAYA BERKUNJUNG TAHUN 2006


Oleh WARSITO, SH., M.Kn.

 Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta

Dosen Fakultas Hukum Universitas Satyagama, Jakarta

Alumni Magister Kenotariatan UI

Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016  

Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003


 

JANGAN PERGI KE MALAYSIA KALAU TIDAK BERWISATA KE GEDUNG MENARA KEMBAR PETRONAS GEDUNG YANG MENJULANG LANGIT. Malaysia punya andalan wisata yaitu Gedung Menara Kembar Petronas. Pengalaman ke Malaysia berwisata ke gedung menara kembar Petronas Sungguh sangat menakjubkan sekali. Jika kita berkunjung ke Malaysia tetapi tidak wisata ke gedung Menara Kembar Petronas Rasanya kurang afdhol. Gedung menara kembar Petronas tersebut menjadi pusat perhatian turis dari mancanegara untuk dikunjungi. Pada tahun 2006 pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke Malaysia dan untuk pertama kalinya pula saya pergi ke luar Negeri. Kepergian saya ke Malaysia bukan untuk piknik atau bersenang-senang ria dengan keluarga, melainkan tugas bekerja mendampingi dan melayani anggota DPD-RI yang sedang studi banding antara lain ke Parlemen Malaysia dan Genting High Lands tempat perjudian terbesar di Asia Tenggara terkait pembahasan RUU Prolegnas DKI Jakarta. Pengalaman ke Malaysia wisata ke gedung menara kembar Petronas Sungguh sangat indah dan menakjubkan sekali, insya allah jika Allah SWT memberikan rezeki saya akan mengajak keluarga saya ke Malaysia untuk kembali wisata di gedung menara kembar Petronas yang menjadi milik dan kebanggaan warga Malaysia.

 

Pengalaman ke Malaysia Berwisata ke gedung menara kembar Petronas Semoga Indonesia Kelak Memilikinya. JANGAN PERGI KE MALAYSIA KALAU TIDAK BERWISATA KE GEDUNG MENARA KEMBAR PETRONAS ini artinya ada terasa yang kurang jika kita bepergian ke Malaysia tetapi tidak berkunjung ke Gedung Menara Kembar Petronas. Sebelum saya berwisata ke Gedung Menara Kembar Petronas milik Malaysia saya dikagetkan pemandangan atribut atau spanduk yang berseliweran dijalanan yang berbunyi: “Sayangilah Malaysia dan Sayangilah Kuala Lumpur”. Melihat pemandangan kebangsaan yang menyentuh kalbu ini saya sempat tertegun sembari merenung sejenak sesungguhnya ada apa rakyat Malaysia begitu cinta dan bangganya kepada negaranya?. Belum selesai saya membathin, disuguhi pemandangan sepanjang jalanan Kuala Lumpur saya tidak menemukan yang namanya pedagang asongan berkeliling di Jalanan karena pedagang asongan sudah direlokasi di tempat khusus di China Town. Lebih jauh saya amati sepanjang perjalanan di Kuala Lumpur saya juga tidak mendapati “pak ogah” berkeliaran dijalanan tanpa surat keputusan dari negara atau pemerintah daerah untuk mengatur lalu lintas dengan mengharapkan imbalan recehan rupiah, sayangnya, jika pengendara mobil tidak memiliki uang recehan, pak ogahnya ngedumel, bahkan tidak segan-segan ada oknum pak ogah yang membaret mobil. Ketika sampai ke gedung menara kembar Petronas yang megah itu saya bersama rombongan anggota DPD-RI berkeliling menara kembar Petronas itu sambil berfoto ria. Pengalaman ke Malaysia berwisata gedung menara kembar Petronas saya perhatikan di mall menara kembar Petronas tsb banyak dijual pakaian dari Indonesia pikir saya ngapain beli pakaian di Malaysia tetapi produk Indonesia bukankah harganya jauh lebih murah di Indonesia?. Pengalaman ke Malaysia berwisata ke gedung menara kembar Petronas para pelayan toko juga tidak kesulitan untuk melayani pembeli dari Indonesia karena antara Indonesia dan Malaysia adalah satu rumpun dalam menggunakan bahasa hanya saja bahasa Melayu di Malaysia terkadang dicampur aduk dengan bahasa inggris.

 

Pengalaman ke Malaysia Berwisata ke gedung menara kembar Petronas Harga Air Mineral Aqua Tidak Beda Jauh Dengan Indonesia. JANGAN PERGI KE MALAYSIA KALAU TIDAK BERWISATA KE GEDUNG MENARA KEMBAR PETRONAS disana makanan padang khas Indonesia juga mudah kita temukan. Pengalaman ke Malaysia berwisata ke gedung menara kembar Petronas ketika saya membeli minuman kaleng tidak beda jauh dengan Indonesia. Pada tahun 2006 ketika harga aqua botol eceran di Indonesia 1000 rupiah di Malaysia dengan harga 5000 rupiah menurut saya selisih harga yang masih wajar. di Malaysia juga saya temui banyak nasi padang orang Indonesia yang berjualan. Pokoknya kalau lidah Indonesia kita tidak akan kesulitan untuk mencari makanan Indonesia.

Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Malaysia adalah termasuk negara kaya, beberapa buktinya jutaan TKI betah bekerja dan tinggal di Malaysia, dan adanya gedung Menara Kembar Petronas milik Malaysia, coba berapa ribu triliun untuk membangun menara gedung yang megah itu kalau Malaysia bukan tergolong negara kaya?. Maka, setelah saya mendengar, melihat sendiri dan menyimak dengan saksama dan sungguh-sungguh dari beberapa fenomena yang penulis lihat sendiri, penulis bisa menganalisa dan menyimpulkan bahwa Malaysia termasuk negara yang memiliki kesejahteraan yang baik. Ketika anggota DPD berkunjung ke Parlemen Malaysia disana di presentasikan bahwa pendidikan di Malaysia adalah percume (alias gratis), alhamdulillah untuk urusan pendidikan ini pemerintah Indonesia juga sudah menggratiskan biaya sekolah dari mulai SDN-SMAN, sayangnya yang sekolah di swasta belum terjangkau sepenuhnya oleh pemerintah karena masih membayar SPP bulanan yang dikenakan oleh pihak yayasan. Jadi pemerintah Indonesia belum sepenuhnya melaksanakan perintah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa dengan memberikan biaya penuh kepada siswa-siswi yang bersekolah di swasta. Namun kami tidak menutup mata pemerintah Indonesia juga sudah hadir dalam memberikan bantuan BOS (Biaya Operasional Sekolah) tapi belum sepenuhnya bantuan itu diberikan kepada sekolah swasta layaknya sekolah-sekolah negeri yang sebenarnya tidak boleh ada diskriminasi. Ketika di Parlemen Malaysia di presentasikan bahwa sampai perguruan tinggi pun Pemerintah Malaysia akan membiayai warga negaranya yang mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (universitas). Luar Biasa!. Pada tahun 2006 saya ke Malaysia Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia dijabat oleh bapak Rusdihardjo mantan Kapolri, kami beserta rombongan anggota DPD juga mengunjungi Kedutaan besar Republik Indonesia yang disambut dengan ramah oleh pak Rusdihardjo beserta stafnya. Indonesia yang memiliki aset besar Pertamina tidak ada salahnya meniru Malaysia memiliki dua menara Kembar yang megah tersebut bisa juga dinamai dua menara kembar Pertamina milik Indonesia atau bahkan dibuat semewah mungkin melebihi gedung menara kembar Petronas milik Malaysia.

 

JANGAN PERGI KE MALAYSIA KALAU TIDAK BERWISATA KE GEDUNG MENARA KEMBAR PETRONAS ke Genting High Lands

Pengalaman ke Malaysia tidak hanya berwisata ke gedung menara kembar Petronas yang sungguh sangat menakjubkan sekali. Kami staf DPD beserta anggota DPD juga mengunjungi pusat perjudian terbesar di Asia Tenggara namanya Genting High Lands, luar biasa Malaysia bisa mengambil kesempatan ini karena menyadari perjudian itu tidak pernah akan hilang sampai kapan pun di muka bumi ini meski telah ada regulasi yang melarangnya dan agama telah mengutuk dengan keras untuk melakukan perjudian. Perjudian itu memang tidak pernah dan mustahil akan bisa hilang dari dunia ini. Menyadari akan hal itu pemerintah Malaysia membangun tempat perjudian yang megah yang jaraknya sengaja dijauhkan dari warganya dengan tujuan untuk melindungi warga negaranya agar tidak ikut-ikutan berjudi disana. Sisi lain demi meraup devisa, Malaysia membolehkan warga negara asing untuk melakukan perjudian di negaranya. Sebelum memasuki area perjudian kami diperiksa dengan ketat, pemerintah Malaysia memberlakukan warga negaranya tidak diperbolehkan berjudi, tetapi bagi kami rombongan dari Indonesia baik yang beragama Islam maupun non muslim dipersilahkan masuk ke area perjudian dengan catatan tidak boleh mendokumentasikan kegiatan perjudian yang ada didalam. Selain tempat perjudian, di area itu juga dilengkapi fasilitas penginapan hotel-hotel yang megah. Bagaimana pun hebatnya gedung perjudian yang dilengkapi dengan hotel mewah yang sudah dilarang oleh Allah SWT, pasti akan banyak mudharat dan membahayakan bagi umat manusia, saya melihat orang-orang yang berjudi disitu  terutama muka-muka petugasnya terlihat tidak bersahabat, nampak muka asam dan bengis, inilah bukti kebesaran Allah SWT mengapa judi itu dilarang. Anggota DPD RI yang sudah berkunjung ke Malaysia kiranya dapat mendorong pemerintah untuk melakukan pembangunan menara kembar seperti di Malaysia yang memiliki dua menara kembar yang megah dan menakjubkan yaitu menara kembar gedung Petronas.


PERGI KE MALAYSIA BERWISATA KE GEDUNG MENARA KEMBAR PETRONAS dapat Merekatkan Hubungan Tali Persahabatan Dua Negara.

Indonesia dengan Malaysia persahabatannya harus ditingkatkan bahkan bersahabat bukan hanya kepada Malaysia saja kepada bangsa-bangsa di dunia ini kita harus merekatkan talipersaudaraan karena kita pasti saling membutuhkan. Hubungan Indonesia-Malaysia yang kerap panas-dingin dipicu oleh hal-hal misalnya fanatisme sepakbola, tapal  batas negara dan persengketaan tentang kepemilikan seni budaya perlu dicarikan solusi dengan pendekatan humanis dan bilateral yang tidak menimbulkan gesekan diantara dua negara. Padahal saya menyaksikan dan melihat serta merasakan sendiri secara langsung, ketika saya berada di Malaysia rakyat Malaysia sangat ramah kepada saya. Menurut pendapat saya jangankan negara yang memiliki wilayah luas, saya umpamakan Indonesia dengan Malaysia adalah saudara kakak beradik wajar jika ada gesekan-gesekan dalam perbedaan prinsip yang terpenting perbedaan tersebut dikelola dengan baik untuk memperkukuh tali persatuan dan kesatuan antar bangsa agar tidak terjadi permusuhan. Ingat bahwa kita sebagai bangsa tidak pernah akan bisa hidup sendirian tanpa bekerjasama dan bantuan oleh orang lain.

 

PERGI KE MALAYSIA JANGAN LUPA MENYAMBANGI Pusat Pasar Tradisional China Town

Pengalaman ke Malaysia berwisata ke gedung menara  kembar Petronas tersebut tidak lengkap jika saya tidak berkunjung ke pasar Tradisional China Town di Kuala Lumpur, pusat perbelanjaan pasar tradisional tsb ramainya bukan main disana saya lihat banyak wajah-wajah orang Indonesia yang sedang berbelanja. Pengalaman ke Malaysia berwisata ke gedung menara kembar Petronas saya berharap Indonesia kelak memiliki gedung menara kembar yang megah seperti di Malaysia yang akan dapat dijadikan pusat wisata bisa saja dinamai Gedung Menara Kembar Pertamina. Terakhir Pengalaman ke Malaysia melihat gedung menara kembar Petronas saya mewawancarai pekerja dari Indonesia yang ada disana, menurutnya bahwa bekerja di Malaysia selama ini yang dirasakan enak dan nyaman karena gajinya lumayan besar dibandingkan dengan di Indonesia. Pantesan saja, inilah yang menjadikan banyak Tenaga Kerja Indonesia berbondong-bondong pergi bekerja di Malaysia karena gajinya menggiurkan. 

PERGI KE MALAYSIA BERWISATA KE GEDUNG MENARA KEMBAR PETRONAS YANG MENJULANG LANGIT Semoga Indonesia kelak akan memiliki dua menara kembar yang menakjubkan seperti Malaysia  bisa saja namanya Menara Kembar Pertamina.

 

Senin, 01 Maret 2021

RESEP AGAR PRESENTASI TIDAK GROGI DAN GUGUP

 


Oleh WARSITO, SH., M.Kn.

 Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta

Dosen Fakultas Hukum Universitas Satyagama, Jakarta

Alumni Magister Kenotariatan UI

Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016  

Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003


 

SAYA PEMAKALAH DI UNIVERSITAS SATYAGAMA TAHUN 2015

Bagi dosen, pemakalah atau narasumber yang ingin memaparkan hasil pemikirannya atau kajiannya melalui presentasi biar tidak canggung dan gugup di depan audiens,  berikut saya berikan trik atau cara-cara yang harus dipersiapkan agar jalannya berbicara didepan publik tersebut bisa lancar. Sebelum cara-cara berikut saya paparkan maka akan saya berikan terlebih dahulu pemahaman mengenai apa sebenarnya presentasi itu?. Dan Bagaimana agar materi yang kita sampaikan lewat presentasi tersebut dapat meyakinkan audiens?. Untuk itu saya harap saudara jangan beranjak dari tulisan ini sebelum membaca secara terintegrasi dan komprehensif mengenai cara Presentasi agar tidak gugup dan gemeteran di depan publik. Presentasi adalah pemaparan hasil karya ilmiah kita dihadapan audiens dengan kajian teori, data dan nalar dengan menggunakan metode penelitian secara ilmiah. 

 

Cara Presentasi Agar Lancar Tidak Gugup.

Kita harus menyadari bahwasanya setiap manusia di muka bumi ini pasti punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing, tinggal bagaimana kita bisa mengelola dan memanfaatkan kelebihan kita itu menjadi sesuatu kekuatan dan peluang yang pada akhirnya dapat menguntungkan dan menghasilkan pundi-pundi finansial maupun kepuasan hidup. Kembali kepada topik agar presentasi menjadi lancar dan tidak gugup,maka kita harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya mulai dari penguasaan materi, persiapan mental untuk mengatasi demam panggung dan tentunya harus memiliki jiwa PD (percaya diri) bahwa yang kita hadapi adalah sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT mengapa kita harus gemetaran presentasi di depan mereka?. Keyakinan itu penting untuk membesarkan hati agar kita tidak menjadi orang yang rendah hati juga tidak pula menjadi orang yang sombong dihadapan sesama manusia, karena sesungguhnya yang berhak sombong hanyalah Allah SWT. Jika cara-cara presentasi tersebut sudah anda persiapkan dengan sebaik-baiknya, maka hampir dapat dipastikan presentasi saudara akan berjalan lancar dan tidak gugup, sebagai orang yang beriman tentunya kita barengi dengan berdo’a kepada Allah SWT agar dimudahkan segala urusannya dan diberikan kelancaran dalam presentasi.

 

Pengalaman saya Presentasi di Universitas Brawijaya, Malang

Apa yang penulis sampaikan tersebut diatas telah penulis praktekkan sendiri tatkala saya menjadi pemakalah di Universitas Brawijaya, Malang pada  tahun 2015, dimana ketika itu saya berangkat naik kereta api dari stasiun Gambir-Menuju Stasiun Malang berangkat dari Jakarta jam 14.00 sampai di Stasiun Malang Pukul 23.00WIB. Dalam perjalanan naik kereta api itu saya sembari mempersiapkan presentasi sambil membuka-buka laptop untuk belajar menguasai materi agar dalam pelaksanaan presentasi nanti dapat diberikan  kelancaran dan kemudahan, sebab yang saya hadapi itu nanti audiensnya dosen dari seluruh Indonesia yang akan mempresentasikan tentang ilmu pemerintahan sekaligus akan diadakan tanya jawab kepada peserta. Maka itu saya tidak main-main agar tidak dihakimi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyulitkan maka saya mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Ketika presentasi saya usahakan tidak membaca di layar dengan demikian audiens percaya bahwa saya benar-benar menguasai materi tersebut sehingga audiens tidak bertanya macam-macam kepada saya, bahkan boleh dibilang trik yang saya lakukan ini ampuh dan berhasil buktinya para peserta sudah ngeper duluan tidak bertanya macam-macam.

Begitulah selayang pandang Tips atau cara presentasi agar kita tidak  gugup dan gemeteran di depan audiens maka kita harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya supaya audiens yakin bahwa kita memang benar-benar menguasai materi yang kita sajikan, padahal sebenarnya tidak juga demikian.

Kamis, 25 Februari 2021

PENGALAMAN MENJADI JUARA I LOMBA PIDATO ANTAR PEGAWAI SETJEN MPR-DPR TAHUN 2003

 

 


  

Oleh WARSITO, SH., M.Kn.

 Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta

Dosen Fakultas Hukum Universitas Satyagama, Jakarta

Alumni Magister Kenotariatan UI

Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016  

Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003


 

Pengalaman menjadi juara I lomba pidato antar pegawai Setjen MPR-DPR tahun 2003 dalam rangka PORSENI (Pekan Olah Raga dan Seni) sangat membanggakan dan mengharukan. Mengharukan karena pada waktu itu peserta lomba sangat ketat rata-rata peserta banyak yang sudah bergelar S2 sedangkan saya statusnya masih SMA. Banyak orang yang tidak percaya bahwa saya yang menjadi juara pidato pada waktu itu. Pengalaman menjadi juara I lomba pidato antar pegawai Setjen MPR-DPR tahun 2003 sangat berkesan sekali karena persiapan yang matang dan sebelumnya ada yang mengecilkan saya justru menambah semangat saya untuk menjuarai lomba pidato tersebut. Jika kita ingin mengikuti  lomba pidato atau ceramah didepan umum, agar tidak grogi dan gemetaran, maka kita harus menyiapkan materi dan mental yang kuat, agar apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima oleh audiens dengan sebaik-baiknya, terlebih dewan juri yang akan  menilainya. Persiapan matang itu perlu kita lakukan agar kita tidak demam panggung dan gugup melihat dan menghadapi banyaknya orang yang akan menyaksikan kepiawaian kita dalam berpidato nantinya. Kegiatan lomba pidato, ceramah atau presentasi pasti akan kita temui dalam kehidupan sehari-hari, disini masalahnya, tidak semua orang itu lihai atau ahli berbicara didepan umum. Pengalaman saya menjadi juara I Lomba Pidato antar pegawai DPR-MPR harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, ibarat mau perang peralatan tempurnya harus lengkap tidak boleh tangan kosong. Jika kita ingin tampil di panggung baik itu pidato atau ceramah, tetapi kita tidak mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, maka hasilnya sudah dipastikan akan buruk, sebab  materi yang kita sampaikan kepada audiens tidak dapat diterima dengan baik.

 

Pengalaman Menjadi Juara I Pidato Antar Pegawai MPR-DPR Agar Tidak Gugup dan Gemetaran

Pengalaman saya menjadi juara I Lomba Pidato antar pegawai MPR-DPR tahun 2003 Langkah-langkah agar ketika berpidato kita tidak gugup dan gemetaran dan hasilnya bisa menjadi juara I, yang pertama, usahakan ketika berpidato kita tidak membaca naskah agar makna dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens dan dewan juri. Dengan demikian, Dewan juri akan menilai bahwa kita memang menguasai materi yang kita angkat dan layak untuk menjadi juara. Yang Kedua, usahakan sebelum berpidato kita melihat-lihat situasi tempat pelaksanaan lomba agar kita nantinya dapat menguasai medan ketika berpidato, selain itu akan menambah keyakinan kita dan bertambah mantab sebelum pelaksanaan lomba pidato dimulai. Yang terakhir, jangan lupa kita berdo’a kepada Allah SWT dzat yang maha segalaNya agar dalam pelaksanaan lomba pidato atau ceramah kita diberi kelancaran dan kesuksesan.

Itulah pengalaman penulis selama mengikuti lomba pidato dan menjadi juara I Lomba Pidato antar pegawai MPR-DPR tahun 2003 dewan juri terpaksa tidak bisa menolak untuk memutuskan saya menjadi juara I Lomba pidato antar pegawai Setjen MPR-DPR tahun 2003, Tips lomba pidato tersebut telah penulis praktekkan pada tahun 2003 dan hasilnya ampuh dalam lomba Pidato MPR-DPR, dari 32 peserta lomba pidato, alhamdulillah saya dinyatakan juara pertama, lebih senangnya lagi dalam pengumuman lomba pidato tersebut dewan juri independent dari Universitas padjajaran Bandung menyampaikan bahwa diantara peserta lomba hanya saya satu-satu peserta yang benar-benar berpidato lainnya cuma ceramah dan sambutan.

Pengalaman menjadi Juara I lomba pidato antar pegawai Setjen MPR-DPR tahun 2003, sebelum pelaksanaan lomba pidato tersebut saya berusaha untuk menghafal materinya, saya berprinsip saya harus beda dengan yang lain kalau saya membaca pasti saya tidak bisa juara maka dari itu, materi lomba pidato sebanyak 10 lembar saya hafal mati agar saya bisa menjadi juara lomba pidato. Saya pun juga melihat-lihat suasana panggung sebelum pelaksanaan lomba pidato dimulai agar saya bisa menguasai “medan pertempuran”.

 

Pengalaman saya Menjadi Juara I Lomba Pidato antar Pegawai MPR-DPR Ketika Mau Naik Panggung Gemetaran

Pengalaman saya menjadi juara I lomba pidato antar pegawai MPR-DPR tahun 2003, sebagai manusia biasa saya harus mengakui dengan jujur ketika saya akan naik panggung untuk berpidato giliran nomor urut saya dipangil maju kedepan, saya pun sempat grogi dan gemetaran. Menghadapi hal seperti  ini sebagai orang yang beragama saya tak lupa berdo’a kepada Allah SWT memohon agar dalam pelaksanaan lomba pidato ini saya diberikan kelancaran dan kesuksesan. Saya banyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan membaca Suratul Fatihah memohon kepada Allah SWT agar saya diberikan kemudahan dalam lomba Pidato. Meski sedikit grogi, karena saya sudah berikhtiar untuk menguasai materi dan berdo’a kepada Allah SWT, maka semula yang gemeteran dan grogi, ketika saya sudah diatas panggung berpidato tiba-tiba-tiba saja rasa gugup dan gemetaran itu hilang sama sekali berubah menjadi lancar menyampaikan pidato yang berjumlah 10 lembar tersebut,  dan lebih ajaibnya lagi 3 Dewan juri yang membikin grogi tersebut tiba-tiba dihadapan saya berubah menjadi “semut”, kecil sekali saya melihatnya, itu karena berkat do’a saya kepada Allah SWT bahwa tiada yang besar kecuali Allah SWT.

Hasilnya, akhirnya saya diputuskan menjadi juara 1 lomba pidato MPR-DPR pada tahun 2003 antar pegawai Sekretariat Jenderal MPR-DPR dengan tema tentang good governance dengan hadiah 1juta rupiah. Itulah pengalaman saya menjadi juara I lomba pidato antar pegawai Setjen MPR-DPR tahun 2003 bahagianya bukan main pada waktu itu menerima hadiah sebesar itu. Begitulah selayang pandang Pengalaman saya mengikuti lomba pidato antar pegawai Setjen MPR-DPR tahun 2003 agar kita tidak gugup dan grogi sebelum pelaksanaan lomba pidato dimulai maka kita harus mempersiapkan materi dengan sebaik-baiknya dan tak lupa berdo’a kepada Allah SWT, karena do’a lah senjata bagi umat muslim.

Semoga pengalaman saya menjadi Juara I lomba pidato antar pegawai MPR-DPR Tahun 2003 ini bermanfaat bagi kita semua.  Aamiin...3x Ya Robbal ‘Aalamiin.


HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19