Barangkali terdengar berlawanan orang
yang sedang dimaki-maki dan dikuliti habis-habisan oleh orang lain justru
dikatakan orang yang beruntung. Sepintas hal tsb terdengar tidak masuk akal,
dengan membaca kisah nyata berikut ini dengan tuntas maka dapat menjawab
pernyataan tsb secara hakekat benar atau tidak. Saya adalah termasuk orang yang membenci praktek perdukunan,
di kampung saya praktek perdukunan sangat marak sekali, profesi tsb dilakoni
untuk mencari nafkah belaka sesungguhnya mereka tidak mengerti apa-apa soal
ilmu ghoib soal ghoib yang tahu hanyalah Allah SWT manusia hanya diberitahu cuma sedikit. Contoh buruk akal bulus dukun yang
saya ketahui mensyaratkan membawa ayam untuk dipotong ayamnya kecil
nggak apa-apa yang penting ada jalunya, logikanya mana ada ayam kecil yang ada jalunya jika bukan ayam
yang sudah besar.
Ditengah keputus-asaan saya tidak
mempercayai kepada dukun, pada tahun 1995 saya diperkenalkan bapak saya kepada
“orang pinter”, orang pinter tsb namanya mbah Mail nama lengkapnya mbah Ismail.
Kata bapak saya kamu berani ketemu le? Soalnya orangnya galak itu tetanggamu
nyolong sapi saja tahu datang kerumahnya minta kekebalan dikejar dan diusir
disuruh pulang. Saya bilang kepada
bapak, aku wani sekalipun dipateni asal dia orang alim, begitulah jawaban
saya pada waktu itu kepada bapak saya. Akhirnya pada tahun 1995 bulan
Februari saya diajak bapak saya ke rumah orang pinter itu, di daerah dusun Tawung Desa lengkapnya Tawang Harjo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Jawa Tengah. Maklum bapak saya ini banyak mengenal orang-orang alim yang punya karomah rumah
saya dengan mbah Mail sama-sama kabupaten Pati tetapi beda kecamatan masih agak jauh. Untuk menuju kerumahnya pada waktu itu saya naik angkutan umum turun di gang
tidak ada ojek sehingga saya sama bapak saya jalan kaki menuju kerumahnya melewati
hamparan sawah. Sebelum menuju ke rumah mbah Yai Mail yang punya nama lengkap
mbah Ismail tsb saya sudah disuguhi kejadian aneh sangat tidak masuk akal
dimana dalam perjalanan menuju mbah Mail yang banyak hamparan sawah saya bertanya
dengan memberhentikan kakek-kakek bersepeda ontel dengan membawa arit di stang
sepeda kanannya. Saya bertanya: “Mbah kulo bade taken daleme mbah Ismail niku
pundi?. Pertanyaan Bahasa jawa yang menurut saya sudah sangat sopan jawabannya
diluar dugaan kakek-kakek itu balik bertanya dengan menggedor-gedor arit di
stang sebelah kanannya “kowe arep nong nggone mbah Mail arep ngopo?! Karuan
saja saya mundur bagaimana tidak takut?. Kakek-kakek itu membawa arit/parang,
dalam hati saya apakah pertanyaan saya ini kurang sopan atau bagaimana kok
kakek-kakek ini marah-marah, saya mundur selangkah lagi karena dalam hati saya
bergumam jangan-jangan kakek-kakek ini orang gila. Kakek-kakek itu masih
menanya untuk kedua kali dengan tetap menggedor-gedor stang sepeda kanan dengan
membawa arit karuan saja saya terus mundur saya membisu tidak menjawabnya, saya
pikir orang kampung ini aneh ditanya baik-baik kok jawabannya malah nyeleneh
dan marah-marah saya pikir ini orang gila. Pertanyaan pertama dan kedua karena
saya tidak menjawab karena ancaman dan tekanan barulah pertanyaan ketiga
kakek-kakek itu sangat dingin, lembut dan landai: “kowe arep nong nggone mbah
Ismail arep ngopo?. Barulah saya bisa menjawab karena pertanyaan ini sangat
lembut sekali: “Kulo inggih bade sowan yai”!. Setelah saya jawab dengan lembut
juga, kakek-kakek tsb meneruskan perjalanannya naik sepeda ontel sambil
menggerutu saya dengar sekali beliau mengomel. Bapak saya baru sadar karena
lupa-lupa ingat orangnya yang namanya mbah Mail bapak saya bilang “to iku maeng
wonge”!, maksud bapak saya Warsito itu tadi orangnya yang namanya mbah Ismail.
Maklum bapak saya orangnya agak sudo rungon alias kurang pendengarannya dan
matanya juga sudah kabur untuk melihatnya, sampai meninggal bapak saya mengidap
glukoma yang susah untuk diobati. Saya bilang kepada bapak, kalau itu orangnya
berarti bener pak pasti orang itu punya kelebihan soalnya tadi saya dengar
banget dia ngomel-ngomel sambil jalan bilang: “wong iku dak soko amal ibadahe
dewe-dewe”. Begitu bapak saya bilang itu tadi orangnya saya yakin orang ini
bukan orang sembarangan.
Akhirnya Tibalah Sampai di rumah Mbah
Ismail.
Akhirnya tibalah saya di rumah mbah
Ismail yang tamunya sudah banyak sekali dirumahnya, istrinya bilang: mbahe baru
ke saben (sawah) berarti benar apa kata bapak saya bahwa mbah Yai Ismail adalah
kakek-kakek yang saya berhentikan dijalan dengan menggertak saya pakai parang
tadi. Cukup lama saya menunggu mbah Mail pulang dari sawah sekitar jam 11 baru
beliau pulang dari sawah. Begitu sampai dirumah saya tegang menunggu giliran
untuk dipanggil karena saya tahu secara kode etik kita tidak boleh mendahului
tamu lain sopan santun harus dijaga. Yang datang ke rumah mbah Mail pasti
memiliki niat untuk diutarakan satu persatu. Saya terus tegang menunggu mbah
mail yang sudah keluar di ruang tamu sambil jalan-jalan di ruang tamu. Diluar
dugaan yang banyak tamu tsb beliau teriak-teriak histeris menunjuk saya
terlebih dulu untuk maju sambil berkata: “he! Kowe reneo (kamu kesini!) dapurmu
kyai kowe ora gelem kyai sambil “menghajar dan memaki-maki saya habis-habisan” sampai-sampai
istri mbah Mail keluar dari dapur mengelus-elus rambut saya, karena saya
berlinang air mata, masya allah seumur hidup saya tidak pernah menjumpai orang
seperti ini bagaimana mungkin beliau bisa tahu maksud kedatangan saya jika
orang ini bukan kekasih Allah SWT?. Bagaimana beliau bisa tahu dan mengkuliti
dosa-dosa yang pernah saya perbuat dan
itu benar sekali, orang tua saya saja tidak tahu. (maaf yang pasti bukan dosa
nyolong). Setelah saya dimaki-maki dan dihajar habis-habisan barulah suasananya
bisa bicara normal beliau tanya nama saya, alamat rumah dll dengan pertanyaan
yang lembut padahal sebelumnya seperti orang kesurupan. Sebelum saya pulang
diberi wejangan untuk senantiasa netepi perintahe gusti Allah SWT kowe
tinggalkan Mo Limo yo le: minum, madat, madon dll insya allah kowe arep
dilindungi Gusti Allah. Kowe ojo wani-wani karo wong tuwo ya!. Ketika saya benar-benar mau pulang ditanya:
“kowe iso shalat”? Jawab saya: saget Yai. Dikasihlah saya wirid untuk dibaca
habis shalat maghrib sambil beliau bilang mengko aku nek nong omahmu kowe ojo
kaget yo?. Ketika memberi wirid untuk saya baca itu kembali mbah Mail kesurupan
beliau bilang sambil mencak-mencak: “Iki nek ora mbok Woco kowe Mati!!!!.
Tambah takut lagi saya tambah merinding lagi saya. Hal ini sudah biasa sering
saya dengar dukun-dukun itu bilang nek aku nong omahmu ojo kaget. Wiridan
maghrib pertama saya baca nggak ada apa-apa, Maghrib kedua juga nggak apa-apa
barulah Maghrib ketiga saya baca ada keajaiban ternyata mbah Ismail tsb benar-benar
bisa datang ke rumah saya karuan saja saya batalkan shalat, saya menjerit-jerit
ketakutan akhirnya bapak saya menyuruh pak lek saya kerumah mbah Mail untuk menanyakan
perihal mbah Mail bisa datang ke rumah. Jawaban mbah Mail ke Pak lek saya
katanya masya allah iman saya masih tipis tapi ketika saya sudah sembuh dari
penyakit saya sowan ke rumahnya saya tanya: Mbah Yai kok bisa datang niku pripun nggeh?. Tandanya orang mengerti beliau
nggak menjawab pertanyaan saya mungkin biar saya mikir sendiri. Pada waktu saya
dapat hidayah ini kakak saya yang CPM bertugas di Medan Sumatera utara karena
belum menjalankan shalat 5 waktu saya minta agar menjalankan shalat lima waktu
sebab di dunianya saja saya diperlihatkan sedikit ghoib apalagi di akhirat
nanti. Begitulah orang se kampung saya geger mendengar ketika saya dimaki-maki
dan dihajar habis-habisan oleh mbah Mail semua orang bilang saya malah
bejo/untung. Orang-orang kampung yang sudah pernah sowan ke mbah Mail bilang ke
bapak saya bahwa anakke panjenengan bejo mbah tidak semua orang dimarahi mbah
Mail. Ya benar sekali saya memang merasa bejo alias untung karena dapat hidayah
ditunjukkan kepada jalan yang benar oleh waliyullah tsb.
Alhamdulillah pada waktu itu saya datang
ke rumahnya dengan keputus-asaan, karena penyakit saya yang tidak sembuh-sembuh
oleh mbah Mail dibilang dokternya yang goblok akhirnya saya diminta membaca
yasin 41x di Baskom dibuat mandi sebelum Jumatan selain itu diminta mencari 9
peceran (comberan) tempat yang berbeda juga dengan membaca surat al fatihah
sebanyak 41 untuk dibuat kramas ketika mandi. Subhanallah sembuh benar penyakit
saya. Kelebihan mbah Mail yang saya ketahui: benar-benar bisa datang ke rumah saya, tamu yang tidak punya niat
baik akan menguji mbah Mail beliau bisa tahu, akhirnya tamunya tersungkur mohon
maaf, tetangga saya yang nyolong ditanya sampai 3 kali nggak ngaku mbah Mail
bilang kalau kamu bukan yang nyolong kamu selamet, kalau kamu yang nyolong kamu
mungkir cendak umurmu, ajaibnya 3 hari orang yang nyolong mungkir itu meninggal
beneran. Kelebihan mbah Mail satu lagi saya dikasih tahu oleh semua
murid-muridnya yang sudah pernah naik haji di Mekah ditemui mbah Mail (yang ini
saya belum tahu). Semua orang yang sudah pernah sowan kepada mbah Mail Pasti
bilang itu Wali Allah SWT berbagai macam karomah diberikan mbah Mail misalnya
ketika ada orang yang mau bersidang muridnya diminta baca wirid tertentu hakim
akhirnya luluh.
Mbah Mail meninggal pada tahun 2005 bersama
ini saya sertakan suasana haul mbah Mail dari tahun ke tahun yang membludak
pengunjungnya. Sekarang ilmunya diturunkan kepada anaknya namanya Yai Agus,
mbah Yai Agus bilang ke saya mas anakke bapak iku aku sing ora kyai malah aku
diwasiatkan bapak untuk meneruskan amalan ini untuk diberikan kepada
murid-muridnya yang shaleh.
Begitulah kisah nyata saya bisa bertemu
wali Allah SWT hidayah ini saya sebarluaskan mudah-mudahan menambah keimanan kita
kepada Allah SWT. Aamiin.