 |
MENDAMPINGI MAHASISWA UNIVERSITAS IBNU CHALDUN KE DIRJEN HKI DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM
|
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT saya pindah home base
ke Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta dari Universitas Satyagama Jakarta dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Kita tidak tahu takdir apa yang bakalan terjadi
pada diri kita, termasuk kita juga tidak tahu akan dilahirkan dari ibu dan
bapak siapa, kita tidak tahu akan bertempat tinggal dimana, kita juga tidak
tahu akan berjodoh dengan siapa bahkan kita juga tidak tahu dimana kematian
akan menjemput kita. Begitu pun saya tidak tahu saya yang alumni Universitas
Satyagama sekaligus menjadi dosen tetap sejak 2006 ternyata takdir berkata lain
saya harus pindah home base di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta. Terima kasih saya
ucapkan kepada bapak Dr. Edy Haryanto, SH., MH sebagai ketua Umum Yayasan Ibnu
Chaldun beserta jajaran rektorat dan operator Universitas Ibnu Chaldun yang
telah banyak membantu kepindahan saya di Universitas Ibnu Chaldun sehingga
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Saya terpaksa pindah ke Universitas Ibnu
Chaldun karena almamater saya sekaligus sebagai home base saya sebagai dosen
tetap di Universitas Satyagama tidak menghormati hak-hak sebagai dosen dan banyak
aturan yang dilangar tidak etis kiranya jika saya tulis didalam blog ini
mengenai berbagai bentuk pelanggaran yang dilakukan. Semula saya pindah home
base ke Universitas Ibnu Chaldun yang saya khawatirkan adalah keraguan apakah
nantinya saya bisa beradaptasi atau tidak di tempat yang baru. Setelah saya
jalani apa yang saya khawatirkan dan saya takutkan itu sama sekali tidak
terjadi justru yang ada rekan-rekan sejawat sesama dosen dan pegawainya
ramah-ramah bahkan mengajak makan bersama secara kekeluargaan. Secara umum
lingkungan Universitas Ibnu Chaldun lebih baik dari home base saya sebelumnya Universitas
satyagama bahkan di Universitas Ibnu Chaldun ada upacara bendera dalam rangka
memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke 77. Senang saya bisa upacara di
Universitas Ibnu Chaldun mengingatkan saya ketika masih menjadi PNS di
Sekretariat Jenderal MPR saya sering menjadi petugas upacara, baik sebagai
pengibar bendera, pembacaan teks Pancasila, dan pembukaan UUD 1945. Hati siapa
yang tidak sedih sudah bertahun-tahun menjadi dosen tetap di Universitas
Satyagama sekaligus almamater yang saya cintai dan saya banggakan tetapi apa
boleh buat saya terpaksa harus hijrah ke tempat yang lebih baik karena banyak
hal-hal yang tidak pantas saya jelaskan disini mengenai Universitas Satyagama. Saya
menyadari dimana-mana kita mengajar sebagai dosen tetap, pasti ada kelemahan
dan kelebihannya yang tentunya tidak saya sebutkan satu persatu didalam blog
ini. Tetapi kalau kekurangannya kelewat parah buat apa saya bertahan di home
base sebagai dosen tetap justru akan makan hati. Ini menjadi catatan penting
seharusnya pengelola Universitas memperhatikan dosen dan pegawai sebagai pilar
Universitas, jika dosen dan pegawai dipelihara dengan baik diberikan
kesejahteraan dan karir yang pasti bagi yang berprestasi, tentu Universitas tsb
bakalan maju akan dibarokahi oleh Allah SWT. Kalau Universitas sudah dibarokahi
oleh Allah SWT maka akan turun berkah dari langit dan bumi.
Pindah Home Base Langsung Dikasih Membimbing dan Menguji
Alhamdulillah Pindah Home Base Saya Sebagai Dosen tetap di
Ibnu Chaldun Dapat Berjalan Lancar selain dibantu oleh Ketua Umum Yayasan,
rektorat dan operator kampus. Saya juga tak henti-hentinya mengucapkan terima
kasih kepada mbak Ina pegawai LLDIKTI Wilayah III Jakarta bagian perpindahan
home base yang telah banyak membantu kepindahan saya ke Universitas Ibnu Chaldun
sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Mbak Ina Pegawai LLDIKTI
Wilayah III Jakarta sampai heran kepindahan saya begitu lancar dan cepat dari
Universitas satyagama ke Universitas Ibnu Chaldun langsung di Acc oleh LLDIKTI Wilayah
III Jakarta dan Kemenristekdikti ini semua kata mbak Ina Allah SWT yang bekerja
tanpa bantuan Allah SWT mustahil kepindahan saya di Universitas Ibnu Chaldun
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dekan Fakultas Hukum Universitas
Satyagama telah melakukan pelanggaran berat, status saya yang sudah dosen tetap
sudah punya NIDN dan sudah sertifikasi dosen tetapi saya tidak dibolehkan dan
dirintangi untuk menguji dan membimbing skripsi mahasiswa hal ini sudah saya
laporkan kepada pak Rektor Satyagama beliau sangat bijaksana dan sudah memanggil
dan menegur dekan tsb. Tetapi begitu saya pindah ke Universitas Ibnu Chaldun
selain langsung diberikan mata kuliah saya juga langsung diberikan kepercayaan
untuk menguji dan membimbing skripsi mahasiswa. Ibu Dekan Fakultas Hukum
Universitas Ibnu Chaldun sangat bijaksana beliau paham saya sudah dosen tetap
dan sudah punya jabatan fungsional Lektor memiliki wewenang untuk menguji dan
membimbing mahasiswa. Pada waktu di Fakultas Hukum Universitas Satyagama saya
tidak dibolehkan menguji karena iri dan dengki, padahal saya sebagai dosen
bukan saya menyanjung diri saya sendiri sayalah dosen di fakultas hukum yang
paling rajin untuk mengajar jika tidak ada halangan yang sifatnya darurat saya
tetap mengajar mahasiswa. Kalau hanya meriang dan nggak enak badan sedikit saja
saya tetap mengajar bahkan ketika terjadi banjir besar di Jakarta saya tetap
menjalankan tugas untuk mengajar mahasiswa sampai di kampus Satyagama pada
waktu itu terendam banjir dan hanya satu mahasiswa yang datang tetapi puas hati
rasanya masih tetap bisa datang mengajar. Begitulah tanggungjawab saya sebagai
dosen untuk mengajar mahasiswa makanya ketika melihat dan merasakan
kepemimpinan dekan fakultas hukum Universitas Satyagama yang bertentangan
dengan UU dan agama saya tidak bisa berdiam diri harus saya suarakan saya punya
komitmen harus hijrah sebab kalau saya tidak hijrah maka saya termasuk orang
yang merugi dan mendholimi diri saya sendiri. Lebih anehnya lagi pada waktu itu
ada mahasiswa fakultas hukum yang meminta dibimbing oleh saya secara dibawah
tangan padahal saya bukan pembimbingnya, mahasiswa itu tahu karena materi
skripsi yang diangkat adalah kompetensi saya, lebih aneh dan ajaibnya lagi
dosen pembimbingnya juga konsultasi dengan saya tentang materi yang diangkat oleh
mahasiswa tsb hal ini sudah saya laporkan juga kepada pak Rektor Universitas Satyagama
untuk ditindaklanjuti agar pelanggaran berat yang dilakukan dekan ini dapat
ditindak dengan tegas. Saya yang sudah punya NIDN, dosen tetap dan sudah
sertifikasi tidak dibolehkan menguji saya belum mau melaporkan ke LLDIKTI Wilayah
III Jakarta saya harus laporkan dulu ke bapak rektor dengan harapan bapak rektor
orang yang memiliki kewenangan tertinggi di Universitas dapat menegur orang
yang diberikan kewenangan tetapi berbuat sewenang-wenang tsb. Mengapa saya
tidak mau langsung melapor ke LDIKTI Wilayah III?. Sebab saya masih menghormati
almamater saya sendiri, coba kalau saya langsung lapor ke LLDIKTI Wilayah III
Jakarta terus almamater saya diberikan sanksi bagaimana nasibnya?.
Carilah Pemimpin yang bijak dan Cerdas
Saya berharap kepada pimpinan perguruan tinggi tidak hanya di
Universitas Satyagama saja, jika kampus ingin maju carilah rektor, wakil rektor,
dekan dan kaprodi serta pegawai-pegawai yang memiliki kompetensi, bijak, baik
dan jujur. Jangan mencari pemimpin karena kedekatan semata tetapi tidak
memperhatikan kualitas kinerjanya dijamin bakalan hancur kampus yang memelihara
manajemen seperti ini. Harus ditanamkan dengan kuat menjadi pemimpin atau dosen
di Universitas harus memiliki rasa bangga untuk membesarkan kampus dan bekerja
dengan hati insya allah rezeki pasti akan mengikutinya. Jangan memiliki sifat
iri dan dengki kepada orang lain tidak ada artinya penyakit hati ini dipelihara
harus dibuang jauh-jauh jika kita ingin maju, tidak ada untungnya kita
merintangi orang lain, kalau kita membuat susah orang lain diri kita juga pasti
akan dibuat susah oleh orang lain.
Mendampingi Mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun Di Kementerian
Hukum dan HAM
Menjadi dosen tetap Universitas Ibnu Chaldun baru beberapa bulan
selain sudah diberikan kepercayaan mengajar, membimbing dan menguji skripsi
saya juga mendampingi Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun ke Kementerian
Hukum dan HAM Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual agar mahasiswa lebih
dekat dan tahu tentang Hak Kekayaan Atas Intelektual. Selama puluhan tahun saya
mengajar di Universitas Satyagama belum pernah mendampingi mahasiswa seperti
ini bisa dikatakan kosong kegiatan fakultas hukum Universitas Satyagama.
Layaknya pada umumnya Universitas sebelum mahasiswa sidang skripsi terlebih dahulu
mengadakan Kuliah kerja kemasyarakatan, atau kuliah kerja nyata, ini fakultas hukum
Universitas Satyagama sama sekali tidak ada kegiatan benar-benar mati bak
kuburan tidak ada kegiatan untuk menyemarakkan mahasiswa. Sempat dalam hati
saya berpikir coba saya yang jadi dekan Fakultas Hukum Universitas Satyagama
insya allah akan saya besarkan dan majukan fakultas hukum sebagai almamater
saya karena memang saya suka kemajuan. Tetapi kondisi zona nyaman kampus
seperti ini memang ada yang suka justru kalau saya ingin memajukan fakultas
hukum ada yang tidak suka karena takut kepentingannya terganggu. Inilah
orang-orang yang pikirannya cetek dan sempit hanya memikirkan kepentingan
pribadinya tidak ingin membesarkan universitas tempatnya mengabdi. Maka
pimpinan Yayasan harus tanggap jangan memilih pimpinan yang tidak memiliki
kualitas, pilihlah pemimpin yang punya kompetensi dan bijak dalam memimpin
fakultas atau Universitas. Ingat jangan asal bapak senang atau ibu senang
mendapatkan laporan sepihak dari orang-orang seperti ini.
Alhamdulillah Pindah Home Base Saya Sebagai Dosen tetap di
Universitas Ibnu Chaldun Dapat Berjalan dengan baik dan Lancar saya berkomitmen
dengan sungguh-sungguh, cukup sekali saja saya pindah home base dan akan
selamanya berkarya di Universitas Ibnu Chaldun tempat saya mengabdi,
Universitas Ibnu Chaldun kategori baik karena bisa menghormati hak-hak dosen
dengan memberikan gaji tetap, tunjangan dan lain-lain. Selamat tinggal
Universitas Satyagama saya doakan semoga almamater saya tetap jaya.