Kiat mengatasi
orang yang berhutang tidak punya niat membayar kita harus berhati-hati dalam
menghadapi fenomena masyarakat dan teman-teman kita dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika dia butuh dia merengek-rengek begitu dia punya susah untuk membayarnya. Hal
ini sudah biasa terjadi di dalam kehidupan kita terkadang orang sering
menggunakan kesempatan jika kita memiliki uang atau dianggap kita memiliki
harta berlebih, maka mereka akan berlomba-lomba atau berbondong-bondong untuk
mendekat kepada kita, sebaliknya, jika kita mengalami kesulitan hidup, mereka
menghilang bak ditelan bumi. Tapi hal ini tidak berlaku untuk semua orang, ada
temen yang baik tatkala kita susah maupun kita bahagia atau
gembira mereka tetap setia menemani kita nah orang-orang seperti ini masih ada
tetapi jarang dijumpai. Oleh sebab itu, maka kita harus pandai-pandai mencari
orang yang baik, harus pandai-pandai mencari sahabat yang baik dan setia jangan sampai kita punya temen hanya
memanfaatkan ketika kita sedang bergembira mereka mendekat, sementara
setelah kita mengalami kesulitan hidup, mereka lari tunggang langgang. Hidup ini tak ubahnya ada gula ada semut di mana ketika kita jadi orang sukses dengan
sendirinya temen-temen, masyarakat akan banyak mendekat kepada kita ada yang dengan
modus memuji kita, berbagai macam cara dilakukan tujuannya untuk berhutang tadi yang
saya sebutkan.
Tolong Menolonglah
Dalam Hal Kebaikan
Dalam hidup ini kita memang dianjurkan untuk
tolong-menolong kepada sesama ini juga perintah agama perintah Allah subhanahu
wa ta'ala tolong menolonglah kamu dalam hal kebaikan jangan tolong-menolong
dalam hal keburukan. Oleh karena itu pentingnya kita memiliki "panca indra
keenam" agar kita bisa membedakan mana orang yang utang betul-betul
membutuhkan dan orang yang berhutang dengan modus untuk menipu orang lain.
Saya Beri Uang
Ala Kadarnya
Untuk mengatasi
orang yang hutang saya melihat dulu gelagat orang tsb
kalau sekiranya orang tadi mau tipu-tipu, maka tidak akan saya beri utangan
tapi mereka akan saya beri uang ala kadarnya misalnya, Rp200.000 atau Rp300.000
untuk beli beras atau untuk kebutuhan hidup lainnya. Jadi itu cara itu yang saya lakukan untuk
mengatasi orang yang hutang agar tidak ngemplang daripada saya sakit hati memikirkan
dia mengembalikan hutang tetapi sampai kapan tidak jelas mau mengembalikan lebih
baik saya ikhlaskan saja uang pemberian saya ala kadarnya tsb. Dengan demikian,
saya tidak berharap kembalian karena saya sudah ikhlas apa yang saya berikan
tadi. Sebagai orang yang belajar ilmu hukum saya tentu tidak mau untuk menipu
orang lain saya juga tidak mau ditipu oleh orang lain itu prinsip hidup saya, saya
betul-betul sangat selektif sekali apakah orang itu benar-benar membutuhkan suatu
pertolongan atau tidak, misalnya untuk berobat orang sakit apalagi saya melihat
sendiri, untuk biaya anak-anak sekolah atau kuliah pasti saya kasih pinjaman
hutang sepanjang saya punya dan juga tidak mengganggu dapur atau kehidupan
rumah tangga saya. Prinsip saya dalam hidup ini kalau kita tolong-menolong
kepada orang lain tentu pasti Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membantu kita juga
suatu ketika kita butuh nanti pasti akan ditolong oleh orang lain juga. kita
Jangan berharap bahwa nanti yang kita
tolongin akan berbuat baik kepada kita jangan berharap seperti itu tetapi
berharaplah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala kita harus yakin bahwa kalau kita
berbuat baik pasti kita akan ditolong oleh orang lain juga. Selain itu
tolong-menolong ini adalah pahala yang sangat besar sekali karena itu
berlomba-lombalah kita untuk menanam kebaikan jadilah orang yang bermanfaat
kepada orang lain Insyaallah orang lain itu akan selalu mengingat kebaikan kita.
Kalau kita menanam kebaikan tentu kita akan berbuah kebaikan juga begitu
sebaliknya, kalau kita menanam kejahatan maka kejahatan itu akan kembali kepada
kita sendiri pengalaman saya banyak memberikan hutangan atau pinjaman kepada
orang lain tetapi jarang sekali bahkan bisa dikatakan langka yang benar-benar
membayar, umumnya mereka kalau ditagih justru lebih galak daripada kita kalau
ditagih rata-rata susah sekali untuk membayar hutang. Bahkan tidak
jarang sering terjadi keributan di antara mereka inilah yang melatari saya
untuk lebih berhati-hati, waspada, dalam memberikan hutangan kepada seseorang
saya akan melihat dulu yang melatari mereka berhutang
kebutuhan mendesak atau modus.
Apalagi saya
yang dari kampung ini tahu persis tabiat orang-orang kampung, saya dari Jakarta dikiranya
duitnya banyak mereka hutang ujung-ujungnya susah untuk membayar.
Hal ini yang terjadi di kampung saya sungguh sangat menyakitkan jika kita ingat bekerja di Jakarta banting tulang peluh keringat susah payah nyari
duit dikiranya mencari duit itu gampang makanya banyak yang modus meminjam uang
dengan berbagai macam alasan. Tapi sebenarnya saya juga senang sekali jika ada
orang yang berhutang apalagi mereka membutuhkan ketika dia sudah punya uang
lalu membayar dengan tepat waktu dan mengucapkan terima kasih saya dapat pahala
karena saya bisa menyenangkan hati orang lain. Orang ini masih ada tetapi sudah
jarang saya jumpai karena kebanyakan mereka ngemplang utang. Sebagaimana yang
saya sebutkan tadi bahwa mereka tidak takut dengan pertanggungjawaban di akhirat nanti mereka punya itikad buruk untuk mendekati
seseorang karena memiliki kemauan untuk hutang begitu
dikasih hutangan biasanya orangnya kabur menjauh dari kita. Inilah yang sangat
menyakitkan sekali bahkan saya pernah ada orang yang bilang hutang ke saya
katanya 2 hari keluarganya tidak makan tapi saya tidak percaya masa 2 hari
orang tidak makan tentu bisa mati kelaparan ini saya anggap modus
menghiba maka saya kasih saja uang Rp300.000 dengan beras untuk dimakan oleh
keluarganya. Mending itu saja yang bisa saya lakukan ketimbang saya meminjami
berjuta-juta itulah fenomena yang terjadi pada diri saya tapi setelah saya
berkomunikasi dengan teman-teman dan sahabat yang lain hampir semua orang-orang
yang berhutang memang punya karakter seperti itu. oleh karena itu kita jangan
mau dibodohi oleh orang lain kita juga jangan membodohi orang lain. Jadi kita
harus punya prinsip yang baik tidak mau membodohi orang lain juga tidak mau
dibodohi oleh orang lain karena sakit rasanya kalau kita merasa dibodohi
apalagi kita orang yang berpendidikan tinggi dibodohi oleh orang yang lebih
rendah pendidikannya daripada kita. Sebenarnya kita bukan bodoh jika memberikan
pinjaman hutang kepada mereka justru kita orang yang baik dan mulia karena kita
memiliki sifat tolong-menolong dan gotong royong kepada orang lain, tetapi
mereka itu yang kelewatan kurang ajar. Jadi Bukan Kita Yang Salah bukan kita
yang merasa tertipu tetapi mereka itulah yang memang niatnya tidak baik. Dengan
menghiba memohon-mohon pertolongan tentunya kita sebagai manusia tidak tega
kita pinjami sebatas kemampuan kita. Tapi kalau meminjamnya di luar kemampuan
kita, sedangkan kita sendiri membutuhkan biaya untuk keluarga tentu kita
akan berpikir ulang untuk memberikan pinjaman
Yang jadi
masalah sedihnya kalau kita sedang tidak punya uang sementara ada orang yang
membutuhkan kepada kita mereka menganggap kita ini pokoknya punya duit mereka
tidak mau tahu kita punya atau tidak. Padahal kita sendiri juga kesulitan dalam
hidup dalam hati saya kasihan mereka kalau tidak ditolongi saya pernah
mengalami kejadian seperti ini karena saya orang yang tidak tegaan dan
kebetulan itu juga saya lihat orangnya benar membutuhkan saya justru mencarikan
pinjaman kepada orang lain untuk meminjami dia. Banyak temen-temen saya yang
tidak membenarkan cara saya seperti ini kalau saya tidak punya uang kenapa
pinjam uang orang lain untuk memberikan pinjaman kepada orang tersebut.
Biarkanlah Allah subhanahu wa ta'ala yang akan memberikan balasannya kepada
saya yang telah memberikan hutang dengan hasil pinjam utang juga tersebut.
Demikianlah
Selayang Pandang atau KIAT MENGATASI ORANG HUTANG TIDAK MEMBAYAR.