Rabu, 20 Juli 2022

Hidup Itu Pilihan Kesan dan Pesan Berlabuh Menjadi Dosen Profesional di Universitas Ibnu Chadun Yang Sangat Membahagiakan

 

 

GAMBAR GEDUNG LLDIKTI WILAYAH III JAKARTA

 

 

Jika berbicara mengenai profesi hampir semua sudah pernah saya lakoni dari mulai tukang kebun, bangunan, penjaga bola lapangan tenis, PNS, perusahaan swasta, sampai tukang pengamen. Tetapi profesi dosen yang saat ini saya jalani sungguh sangat indah dan membahagiakan sekali karena profesi ini meski honor kecil tetapi saya menikmati sekaIi. Membahagiakan karena bisa mengajar anak-anak didik yang kelak bisa berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa serta agama selamanya dosen akan mendapatkan pahala secara terus menerus jika anak didik menjalankan profesi dengan baik. Untuk menjadi dosen yang baik agar mendapatkan pahala terus menerus maka dosen harus mengajar mahasiswa dengan baik dan sabar, niatkan mengajar untuk mencari ridho Allah SWT, jangan sekali-kali kita mejadi dosen dengan jual beli nilai kepada mahasiswa praktek ini sangat memalukan dan tidak terpuji. Ada beberapa oknum dosen yang melakukan tindakan tidak terpuji dengan jual beli nilai kepada mahasiswa juga ada beberapa dosen yang melakukan tindakan a moral dengan jual beli skripsi kepada mahasiswa yang dibimbingnya. Bagi saya menjadi dosen harus saya luruskan niat untuk ibadah kepada Allah SWT saya tidak mungkin melakukan praktek jual beli nilai kepada mahasiswa meski saya terjepit hidup saya berjanji tidak akan melacurkan akademis saya meski perut saya lapar. Hal ini sudah pernah saya buktikan kepada mahasiswa, ketika saya di uji oleh mahasiswa diberikan uang agar mendapatkan nilai yang baik seketika itu juga saya tolak karena hal ini bertentangan dengan hati Nurani dan peraturan perundang-undangan yang  berlaku.

 

Saya Berhenti PNS Pilih Menjadi Dosen Swasta

Tidak mudah memang menentukan pilihan hidup setiap orang memiliki jalan kebahagiannya masing-masing setiap orang harus bisa menentukan pilihan hidupnya yang menurutnya bisa membuatnya bahagia. Hal ini wajar karena setiap manusia diberikan kelebihan dan kekurangannya masing-masing oleh Allah SWT dan diberikan talenta yang setiap orang tidak akan pernah sama.  Ketika menjadi PNS waktu itu tidak saya pungkiri dari sisi finansial sudah cukup bahkan lebih dari cukup tetapi dari sisi kabahagiaan saya tidak pernah bahagia bahkan saya merasa orang paling menderita di seluruh dunia, karena setiap hari bekerja merasa tertekan ketika menjadi PNS kalau sudah begini untuk apa hidup ini?. Saya menjadi PNS benar-benar cuma sebatas kacung saja yang se enaknya saya bisa diperintah orang kesana kemari saya ini persis seperti barang yang bisa dipindahkan kesana kemari. Begitulah saya ceritakan dengan jujur apa yang saya rasakan waktu masih menjadi PNS di Sekretariat Jenderal MPR RI. Di lingkungan PNS Sekretariat Jenderal MPR orang yang dihormati bukan karena hafidz al quran, bukan pula orang yang memiliki etika moral yang baik tetapi yang dihormati dan terpaksa disegani adalah orang yang memiliki jabatan dan golongan yang tinggi. Penghormatan ini menyalahi asas-asas perikehidupan yang baik, maklum pada waktu saya masuk PNS cuma menggunakan ijazah SMA dengan golongan IIA maka saya harus menerima nasib menjadi pesuruh di ruangan PNS tsb. Golongan IIA ini saya benar-benar sebagai kacung, orang tua saya tidak tahu saya bekerja di PNS MPR hanya sebagai kacung hanya sebagai suruhan orang lain ada pepatah mengatakan yang kuat akan menerkam yang lemah itu tidak salah karena kenyataannya memang demikian ketika saya bekerja di Sekertariat Jenderal MPR RI golongan yang rendah menjadi koki orang lain. Maka anak saya biar sekolah yang setinggi-tingginya sampai sarjana bahkan saya berharap sampai S3 jangan sampai menjadi korban seperti saya masuk PNS ijazah SMA bergolongan IIA hanya sebagai kacung dan budak belaka. Meski rajin dan pintar seperti apa bahkan saya pernah menjadi juara I Lomba Pidato MPR/DPR  pada tahun 2003 tidak bakalan berpengaruh apa-apa tidak bakalan dianggap dan di dengar di lingkungan PNS Sekretariat Jenderal MPR sekali lagi bekerja di PNS MPR yang penting punya jabatan dan pangkat tinggi pasti terpaksa disegani meski kadang di belakang pejabat yang terpaksa disegani tsb jika tidak baik dan benar banyak pegawai yang ngedumel apalagi pejabat ybs sewenang-wenang ketika menjabat maka ketika sudah pensiun pejabat ini nggak dianggap oleh pegawai bahkan banyak pegawai yang pura-pura tidak kenal pejabat ini main ke kantor. Itulah sanksi bagi pejabat yang arogan dan sewenang-wenang ketika sudah pensiun tidak ditegur oleh pegawai makanya ketika menjabat jadilah orang yang baik buatlah kebijakan-kebijakan yang membuat kebajikan insya allah kita akan dikenang  oleh banyak orang. Karena saya bekerja tekanan bathin selama menjadi PNS akhirnya saya memutuskan berhenti menjadi PNS Sekretariat Jenderal MPR pada tahun 2008 bapak saya dengan berlinang air mata ketika saya memutuskan berhenti menjadi PNS Sekretariat Jenderal MPR. Karena menurut bapak saya menjadi PNS sudah enak bapak saya mengatakan apalagi yang mau saya cari sampai saya harus berhenti menjadi PNS maklumlah namanya orang tua pasti sayang kepada anaknya jangan sampai anaknya setelah keluar dari PNS menjadi menyesal dan sengsara hidupnya. Dengan berhenti PNS di iringi air mata bapak saya, saya jadikan sebagai pembelajaran bahwa bapak saya itu sayang kepada anaknya.

 

Kuliah S1 dan S2 Supaya Tidak Jadi Kacung di PNS

Karena untuk memperoleh jabatan mau tidak mau harus kuliah lagi maka saya meneruskan kuliah pada tahun 1998 mengambil jurusan hukum di Universitas Satyagama, Jakarta. Susah payah saya jalani S1 Fakultas Hukum di Universitas Satyagama lulus tahun 2002 tetapi harapan penyesuaian ijazah tak kunjung datang ada pejabat yang mempersulit penyesuaian ijazah saya apalagi kalau bukan iri dengki. Sekarang ini yang mempersulit penyesuaian ijazah saya sudah meninggal saya doakan saja mudah-mudahan dosa2nya diampuni oleh Allah SWT. Selesai S1 pada tahun 2002 pada tahun 2004 saya meneruskan S2 Magister Kenotariatan di Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2006. Sampai dengan saya lulus S2 pada tahun 2006 gelar yang saya raih dari Universitas ternama di negeri ini belum juga disesuaikan karuan saja saya kesal dan buat apa kerja hanya mencari duit tetapi nama saya di belakang dan depan tidak ada embel-embelnya padahal saya diluar sudah dihargai dengan gelar S2 saya. Atas dasar itulah maka dengan berat hati pada tahun 2008 saya memutuskan untuk berhenti dari PNS sampai sekarang nyatanya saya masih bisa hidup meski tidak menjadi PNS. Ternyata yang bisa hidup bukan hanya PNS saja kerja apa saja jika kita jalani dengan serius, teliti dan hati-hati serta hemat dan bisa menyisihkan sebagian dari hasil yang kita dapatkan maka di hari tua kita pasti akan bisa hidup bahagia.

 

Akhirnya saya memilih menjadi dosen Swasta

Akhirnya saya memilih menjadi dosen swasta senangnya luar biasa pada tahun 2006 pertama kali saya menjadi dosen meski gaji kecil saya sangat bahagia sekali. Home base tempat saya mengajar pertama kali ada di Universitas Satyagama, Jakarta sayang sekali institusi ini tidak memperhatikan kesejahteraan dosen selain gaji tetap tidak ada THR juga tidak ada. Akhirnya pada tahun 2021 karena Universitas Satyagama mendapat status Pembinaan dari Pemerintah saya putuskan untuk pindah di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta yang alhamdulilah keadaannya lebih baik selain dapat gaji pokok juga mendaptakan THR yang lumayan. Karena dosen PTS di Jakarta maka masuk Kopertis III wilayah Jakarta yang menjadi mitra dosen-dosen di seluruh Jakarta sekarang Kopertis III wilayah Jakarta berubah nama menjadi LLDIKTI wilayah III Jakarta. Gambar diatas adalah foto Gedung LLDIKTI wilayah III Jakarta ketika saya berkunjung ke LLDIKTI kebetulan saya fotoin untuk kenang-kenangan saya. Begitulah serba-serbi sejarah saya menjalani berbagai profesi yang akhirnya saya berlabuh dan bahagia serta mantab menjadi dosen yang profesional di Universitas Ibnu Chaldun. Semoga pilihan saya menjadi dosen dapat bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara serta mendapat ridho dari Allah SWT. Aamiin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19