Sabtu, 01 Mei 2021

PENGALAMAN MENJADI PEMBANTU RUMAH TANGGA DI RUMAH GEDUNG MEWAH LEBIH ENAK DI RUMAH SENDIRI MESKI GUBUK DERITA

 


PENGALAMAN MENJADI PEMBANTU RUMAH TANGGA DI GEDUNG MEWAH LEBIH ENAK RUMAH SENDIRI MESKI GUBUK DERITA. Pengalaman menjadi pembantu rumah tangga makan nasinya orang itu tidak enak meski lezat. Kalau boleh memilih saya tidak mau dilahirkan dari keluarga miskin rasanya pedih dan menderita sekali, hidup ketulo-tulo kalau kita jadi orang miskin. Setamat SMP karena anak bapak 9 orang dari ibu yang berbeda, kondisi seperti ini makan sehari-hari saja sudah susah mengharuskan saya merantau meninggalkan kampung halaman untuk pergi ke Jakarta ikut orang, dengan satu tujuan agar saya tetap bisa melanjutkan sekolah SMA. PENGALAMAN MENJADI PEMBANTU RUMAH TANGGA DI RUMAH GEDUNG MEWAH LEBIH ENAK DI RUMAH SENDIRI MESKI GUBUK DERITA, makan nasinya orang itu ketika bangun tidur saya sering tersadar bahwa saya ini dirumah orang. Hari-hari saya lalui dengan derai airmata paling lambat jam 5 pagi saya sudah harus bangun. Ibuku yang bercerai dengan bapak saya sekira tahun 1970an merantau ke Jakarta, maklum ibuku tidak berbekal pendidikan, SD saja tidak tamat tidak mungkinlah bisa bekerja di kantoran apalagi kalau tidak jadi pembantu rumah tangga, bagi saya menjadi pembantu rumah tangga nggak apa-apa yang penting bekerja halal di ridhoi Allah SWT daripada punya harta banyak tetapi hasil korupsi lebih baik jadi pembantu rumah tangga tetapi barokah.
 

 

Pengalaman menjadi pembantu rumah tanggal di Rumah Gedung Mewah Lebih Enak Rumah Sendiri Meski  Gubuk Derita

Ikut orang itu sangat tidak enak kalau bos sedang marah-marah jiwa saya tertekan sampai-sampai saya yang usia masih muda sudah terlihat menua gara-gara tekanan bathin, hidup saya benar-benar seperti orang yang sedang dijajah belum kalau suami istri memaki-maki tidak karuan rasanya tidak berguna saya dilahirkan di dunia ini. Ketika menjadi pembantu rumah tangga saya baru tahu lebih baik tinggal dirumah gubuk milik sendiri ketimbang tinggal di rumah gedung mewah tetapi hidup seperti dalam penjajahan. Doa saya kepada Allah SWT mudah-mudahan anak keturunanku tidak ada yang mengikuti jejak saya jadi pembantu rumah tangga cukuplah bapaknya yang menderita saya akan berusaha keras untuk menyekolahkan anak-anak setinggi-tingginya. Begitulah keadaan orang tua jika tidak mampu kita harus ikhtiar tidak boleh pasrah untuk menggapai cita-cita insya Allah kalau kita sungguh-sungguh pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Awal mula yang jadi pembantu rumah tangga adalah ibu saya, waktu saya masih sekolah SMP di Kayen Pati, bos ibu saya yang bertempat tinggal di Tebet Timur, Jakarta Selatan selalu menanyakan saya kapan selesai sekolah SMP saya disuruh ke Jakarta akan di Sekolahkan SMA. Memang pada waktu saya belum sekolah SMA melihat anak-anak sekolah SMA rasanya senang sekali menangis jika saya melihat anak-anak SMA sedang bercengkerama di Jalanan kapan saya bisa seperti dia. Pada waktu itu saya polos banget ketika bos ibu saya menanyakan kapan saya ke Jakarta akan di sekolahkan SMA yang terpikir oleh saya hidup saya nanti akan enak tinggal serumah bersama orang kaya nggak tahunya setelah saya jalani ikut orang bertahun-tahun rasanya saya seperti masuk kawah candra dimuka, jangan sampai anak keturunan saya ikut orang atau ngenger cukup saya saja yang menjalaninya. Pada waktu itu bos saya bertanya kepada saya; Warsito kamu kepengin sekolah atau seneng sekolah? Saya bingung jawabnya, jawab saya asal kepengin sekolah padahal jawaban yang benar adalah senang kalau sudah senang maka akan menekuninya dengan sungguh-sungguh. Saya disuruh bos untuk nemui anak buahnya namanya Tugimin yang bekerja di kantor bos saya sambil sekolah malam hari. Saya hubungi Tugimin itu di Kantornya saya menanyakan sekolah Tugimin namanya SMA TRI UTAMA, alamat Duren Tiga Jakarta Selatan. Saya pun akhirnya sekolah malam hari SMA TRI UTAMA tersebut sambil ikut ngenger orang selama 4 tahun. Selama sekolah ikut orang tersebut saya seperti orang yang dijajah tidak ada kemerdekaan untuk hidup saya seandainya saya tidak sekolah pada waktu itu sudah kabur dari rumah bos karena tidak kuat menahan tekanan kerjaan dan tekanan psikis.

Begitulah PENGALAMAN MENJADI PEMBANTU RUMAH TANGGA DI  GEDUNG MEWAH LEBIH ENAK RUMAH SENDIRI MESKI GUBUK DERITA. Meski di Gubuk Derita tapi rumah sendiri akan lebih indah ketika kita istirahat bisa menumpuk kaki dirumah sendiri pun tidak ada yang mengganggu.

Semoga Bermanfaat.

Kamis, 29 April 2021

Pengalaman Kredit Motor Honda Beat Melalui Leasing Adira Uang Muka 5juta Senangnya Punya Motor Baru

 

SAYA MENUNGGU SERVICE MOTOR DI BENGKEL HONDA


 

Oleh WARSITO, SH., M.Kn.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta

Dosen Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta

Alumni Magister Kenotariatan UI

Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016  

Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003

 


 

Pengalaman Pertama Kali Kredit Motor Honda Beat ke Leasing Adira akhirnya lunas juga. Banyak teman-teman yang tidak percaya jika saya bisa berkendara dan punya mobil tetapi tidak bisa naik motor. Hal ini sungguh terjadi, dikarenakan saya hidup dari keluarga tidak mampu pada waktu saya kecil orang tua saya tidak kuat beli motor ditambah saya juga takut untuk pinjam motor tetangga, khawatir kalau terjadi apa-apa di jalanan misalnya tabrakan nanti bapak saya yang akan menanggungnya. Boro-boro untuk beli motor buat makan sehari-hari saja sudah susah. Bagaimana mungkin beli motor anak 9 makan sehari saja  terkadang cuma dua kali, nasi berasnya dicampur dicacah dengan ketela sungguh memprihatinkan jika saya mengenang kemiskinan bapak saya. Setamat SMP umur yang belum 17 tahun belum waktunya mandiri terpaksa saya harus ke Jakarta ngenger ikut orang sambil sekolah. Saya ikut bos di Tebet Timur Jakarta Selatan sambil sekolah malam. Sedih rasanya makan nasinya orang hidup rasanya terjajah tapi apa boleh buat orang tua tidak mampu dan anaknya banyak terpaksa saya harus jadi babu dirumah orang. Saya sekolah malam di SMA TRI UTAMA Duren Tiga Jakarta-Selatan. Hampir semuanya pemuda-pemudi di kampung saya desa Bukung, Kecamatan Kayen, Pati bisa berkendara kendaraan bermotor meski ada yang keluarga tidak mampu terkadang pada nekat pinjam sepeda motor orang lain untuk dinaiki tidak peduli resikonya, sementara saya berpikir ulang jika ingin meminjam kepada tetangga takut terjadi tabrakan motor, orang tua saya yang bakalan akan mengganti padahal orang tua saya tidak mampu. Pengalaman Pertama kalinya Kredit Motor melalui Leasing Adira senang rasanya bisa punya motor pertama kalinya buat latihan muter di Komplek saya di Sari Bumi Indah, Tangerang. Ternyata baru latihan beberapa kali saya sudah bisa untuk berkendara motor saya coba test nyali saya bepergian paling jauh ke Pancoran Jakarta-Selatan, saya baru tahu rasanya jika berkendara motor jauh itu badan rasanya pegel semuanya terutama pinggang apalagi kalau ada polisi tidur.  

 

Baca juga PENGALAMAN KREDIT MOBIL MELALUI LEASING ACC PEMBAYARAN BAGUS DAPAT BONUS GRATIS CICILAN SATU BULAN

 


 


 

Pengalaman pertama kali kredit Motor melalui leasing Adira Uang muka 5juta

 

Pengalaman saya kredit motor Beat melalui leasing Adira uang muka 5juta cicilan perbulan 800ribu rupiah akhirnya bisa lunas juga. Saya teringat pada tahun 1992 satu kampung yang punya motor hanya saudara tiriku sendiri pada waktu itu Honda Prima harganya 2.5juta itupun yang punya benar-benar satu kampung satu orang, luar biasa!. Sekarang kalau saya pulang kampung saya lihat satu keluarga hampir semuanya sudah punya kendaraan bermotor terkadang ada yang sampai punya 3 atau 4 motor luar biasa!.

Pengalaman pertama kali Kredit Motor Honda Beat Tahun 2019 Menyenangkan

 


 

Itulah gambar motor saya hasil kredit dari leasing Adira yang saya apit bersama mobil saya Toyota Rush tahun 2011 waktu saya beli harganya 150juta kini kalau dijual Toyota Rush Tahun 2011 sudah turun drastis menjadi 100juta. Sementara saya kredit motor Honda beat tahun 2019 dari Leasing Adira dari uang muka 5juta dengan cicilan perbulan 800ribu selama 2 tahun jika ditotal harganya 23.8 juta tetapi saat ini kalau dijual ditawar orang cuma 10juta terjun bebas harganya. Makanya pengalaman saya jika ingin berkembang aset kita investasikanlah kepada tanah, rumah, logam mulia atau reksadana. Beli motor atau mobil bukan sebagai investasi tetapi suatu kebutuhan yang harus kita miliki untuk kebutuhan operasional kita. Maka kendaraan sekarang bukan barang yang mewah tetapi sudah merupakan kebutuhan hidup yang harus kita miliki. Namun hendaknya jika kita ingin hutang atau kredit mobil hendaklah disesuaikan dengan kemampuan kita membayar jangan sampai kita tidak bisa membayar lalu kendaraan kita ditarik oleh leasing. Apalagi debct colektor sekarang banyak yang kurang ajar merampas motor dijalanan karena nasabahnya terlambat membayar. Saya pun pernah ngutang  mobil baru xenia tahun 2008 melalui leasing ACC sebelumnya saya memiliki mobil bekas merk Daihatsu Clasy Tahun 2002,  tidak puas saya ganti Honda grand civic tahun 1992 berikutnya ganti lagi mobil Mazda Interplay tahun 1994 tapi banyak jajannya. Secara teori 5 tahun sekali mobil sudah harus ganti supaya tidak banyak jajannya karena mobil bekas sudah pasti merongrong banyak peralatan yang aus harus diganti. Maka itu saya nekat kredit mobil baru melalui leasing ACC.

 

Pengalaman  kredit motor Honda Beat ke leasing ACC sangat menarik dan menyenangkan katakanlah jika saya tidak kredit motor di Adira uangnya juga pasti habis tidak terkumpul, dengan adanya hutang maka ada disiplin untuk membayar. Budaya kita memang jika ingin memiliki suatu kebendaan harus ngutang dulu kalau nunggu ngumpulin susah untuk terkumpul.

Menghadapi hidup ini kata orang mengalir saja ada benarnya, hidup tidak selamanya dapat disandarkan dengan logika sehat ada kekuatan lain diluar jangkauan manusia yang harus dipercaya. Berusahalah sekuat tenaga dan jangan lupa berdoa hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT.

 

PENGALAMAN MEWAWANCARAI SUKA DUKA PENGEMUDI GOJEK DI PANGKALAN SARI BUMI INDAH, TANGERANG

 


 

Oleh WARSITO, SH., M.Kn.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta

Dosen Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta

Alumni Magister Kenotariatan UI

Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016  

Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003



 

Pengalaman Mewawancarai suka duka Pengemudi gojek di Pangkalan Sari Bumi Indah Tangerang sangat mengasyikkan. Asyik karena ketika saya lihat dari luar pengemudi gojek atau grab sedang bercengkerama dengan sesama profesi, kelihatan orang paling bahagia di dunia orang yang tidak punya problematika kehidupan seperti onak yang penuh duri merintang ini. Ada falsafah jawa yang buru-buru dapat untuk mengontrol bathin saya yang memposisikan orang lain itu lebih enak ketimbang diri saya, falsafah jawa itu adalah sawang sinawang apakah benar orang yang saya lihat dari luar kelihatan bahagia ini benar-benar tidak ada beban hidupnya?. Seperti biasa setiap pagi saya mengantar istri naik jemputan berangkat bekerja menjadi  PNS di Sekretariat Jenderal DPR RI. Untuk mengantar istri terkadang saya pakai mobil terkadang membawa motor tergantung situasinya kalau kesiangan pengin buru-buru ya naik motor, sedangkan kalau gerimis atau hujan deras saya antar pakai mobil. Selepas mengantar istri saya sempatkan untuk ngobrol diskusi dengan pengemudi gojek di pangkalan gojek Sari Bumi Indah Tangerang, sekaligus untuk penelitian kecil-kecilan sebagai dosen untuk mengetahui lebih dekat mengenai suka duka menjadi pengemudi gojek. Pembicaraan saya awali dengan enak ya pak menjadi sopir gojek? Saya bilang orang yang paling merdeka didunia ini adalah bekerja sebagai pengemudi gojek atau grab kalau capek bisa istirahat sesuka hatinya, waktunya shalat bisa datang di masjid sambil beristirahat untuk sementara aplikasinya dimatikan. Pikir saya seperti itu pengemudi gojek itu bahagia daripada bekerja kantoran memakai dasi belum tentu bahagia, kelihatannya saja yang gagah pakai dasi pengalaman saya meski pakai dasi bisa saja hanya anak buah yang akan dimangsa menjadi suruhan atasan. Tulisan ini saya terbitkan melalui Blog Hukum Ketatanegaraan dan Kajian Konstitusi karena saya sendiri pernah menjadi PNS Sekretariat Jenderal MPR selama 11 tahun tetapi tidak bahagia meski dapat gaji bulanan dan tunjangan yang sudah sangat cukup, hanya satu yang tidak bisa memberikan kepuasan hidup saya ketika menjadi PNS yaitu saya hanya menjadi suruhan belaka tanpa memperhatikan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai untuk mengembangkan diri. Maka itu pada tahun 2008 saya menyatakan resign dari PNS.

 

Pengalaman Mewawancarai suka duka Pengemudi gojek di Pangkalan Sari Bumi Indah Tangerang Tidak selamanya yang kita lihat indah itu selalu bahagia

Dengan mewawancai pengemudi gojek saya bisa tahu suka dan dukanya ketika mencari duit di jalanan, sementara yang saya lihat memang enaknya saja dukanya ketika sedang basah kuyub kehujanan terkadang sepi penumpang saya tidak mau tahu. Pengalaman saya juga sering melihat pengemudi gojek tiduran di atas motornya sambil menunggu penumpang yang mau diangkut. Jika saya sedang melihat pengemudi tidur diatas motornya saya membathin ini orang benar-benar merdeka, sementara orang yang bekerja di kantoran berangkat pag-pagi meski di ruangan dilengkapi fasilitas AC sering tertekan bathinnya, karena menjadi pesuruhan atasan disuruh kesana kemari oleh atasannya. Dari hasil wawancara dengan pengemudi Gojek untuk kerja santai tidak ngoyo saja hasilnya bisa membawa pulang uang 200ribu-300ribu, tapi kalau badannya kuat bisa sampai malam bisa mendapatkan lebih dari jumlah tersebut. Kehadiran moda transportasi berbasis online memang sangat menguntungkan semua pihak. Dari sisi pemerintah dengan adanya gojek online dapat mengurangi pengangguran sehingga dapat menciptakan suasana negara dalam kondisi kondusif. Sementara itu dari sisi pengusaha grab atau gojek adanya aplikasi berbasis online ini sangat menguntungkan karena dapat menenggak keuntungan besar dari jasa mempertemukan sopir gojek dengan pelanggan pemakai jasa gojek tsb. Lain lagi bagi pengemudi gojek atau pengemudi grab adanya aplikasi moda transportasi berbasis online sebagai penolong jiwa karena dapat mempekerjakan para pengemudi grab atau gojek untuk mendapatkan penghasilan yang akan dibawa pulang ke rumah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Bagaimana dengan pengguna grab atau gojek apakah merasa diuntungkan?. Jelas pengguna Gojek atau Grab diuntungkan adanya aplikasi moda transportasi berbasis online karena selain harganya murah dibandingkan ojek konvensional juga praktis cara memesannya. Disini jelas semua pihak sangat diuntungkan dengan adanya banyak pengemudi grab dan gojek maka ekonomi kerakyatan akan semakin tumbuhkembang menggeliat meski pandemi covid-19 belum juga reda di Republik ini.

 

Baca Juga:  ASAS KEMANFAATAN MODA TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE

 Pengalaman Mewawancarai suka duka pengemudi driver gojek di Pangkalan Sari Bumi Indah Tangerang Hikmahnya kita jangan meremehkan orang lain

 

Pengalaman mewawancarai pengemudi gojek di pangkalan Sari Bumi Indah Tangerang hikmahnya, dengan jujur saya mengatakan meski saya pernah menjadi PNS Sekretariat Jenderal MPR di ruangan yang megah dan berAC terkadang Nyentrik pakai dasi, sesungguhnya saya tidak lebih baik daripada pengemudi gojek atau grab. Saya katakan demikian karena hidup saya tidak ada kemerdekaan ketika menjadi PNS, hakekatnya lebih bahagia menjadi pengemudi grab atau gojek meski kelihatannya terkadang dilihat orang berpakaian kumel pengemudinya yang mahal adalah jiwa merdekanya, ketika capek kerja bisa beristirahat sesuka hatinya. Hendaklah kita jangan merendahkan orang lain, boleh jadi yang kita rendahkan sesungguhnya lebih tinggi dari kita. Janganlah kita melihat tampilan luarnya saja, pengemudi gojek saya lihat ada orang yang mampu setelah purna bhakti supaya tidak dianggap diam dirumah maka dia berkarya dengan menjadi pengemudi gojek atau grab. Sesungguhnya orang yang paling mulia disi Allah SWT adalah orang yang bertaqwa, soal profesi apa pun bisa menjadi baik atau tidak tergantung orang yang menjalaninya dengan dasar akhlaq yang baik, semua profesi sudah ada aturan dan rambu-rambunya masing-msing untuk ditaati bersama.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19