Kamis, 09 Desember 2021

Kesan dan Pesan Pengalaman Mengajar di Universitas Primagraha Serang

 


 

Sebelum saya mengajar di Universitas Primagraha Serang Kelas Perum Tangerang, saya diwawancarai terlebih dahulu ada juga sedikit micro teaching di kelas. Karena jiwa dan hoby saya memang mengajar maka tidak ada kesulitan dalam wawancara dan mikro teaching tsb alias lancar-lancar saja. Saya jelaskan teknik mengajar selalu mengabsen mahasiswa satu persatu sehingga tidak ada yang boleh nitip absen, saya mengajar tidak boleh kaku sekali-kali saya selingi dengan canda untuk mencairkan suasana agar tidak serius sehingga membosankan mahasiswa. Pada umumnya mahasiswa dimana-mana hampir sama tidak suka dosen terlalu kaku dalam mengajar, karena saya sudah memiliki jam terbang mengajar cukup lama bisa dikatakan matang dalam mengajar sehingga saya bisa membaca kondisi mahasiswa tsb. Didalam mengajar pun “mata bathin” saya harus melihat jika mahasiswa biasanya rajin masuk kuliah tetapi begitu UTS dan UAS tidak bisa ikut saya minta segera untuk ujian susulan menghubungi dosen. Jika mahasiswa tidak masuk ada alasan pembenar yang dapat diterima akal sehat misalnya sedang sakit, tugas pekerjaan, mengantar orang tua sakit dll yang sifatnya darurat sebagai dosen saya memakluminya. Tetapi jika setiap perkuliahan tidak pernah masuk, giliran UTS dan UAS bisa masuk maka saya tidak punya ampun pasti tidak akan saya luluskan. Saya tidak mau nanti mereka cuma dapat gelar dan ijasah tetapi isi kepalanya kosong melompong. Tapi Alhamdulillah di Universitas Primagraha Serang Cabang Perum Tangerang ini mahasiswanya super rajin masuk, kalaupun ada satu atau dua mahasiswa yang tidak masuk itu karena ada alasan penting yang tidak dapat ditinggalkannya, tentu saya sebagai dosen memakluminya.

 

Dari 15 Calon Dosen Yang Diterima cuma 2 orang

Dari seleksi wawancara dan mikro teaching dari 15 orang calon dosen yang diterima hanya 2 orang termasuk saya, barangkali pertimbangan menerimanya saya sebagai dosen Universitas Primagraha fakultas hukum selain sudah berpengalaman menjadi dosen pengajar saya juga sudah mendapatkan predikat dari negara sebagai dosen profesional alias dosen yang sudah tersertifikasi. Mengajar di Universitas Primagraha Serang kelas Perum Tangerang tentu senang dan puas sebab selain mahasiswa/mahasiswinya rajin masuk dan aktif tanya jawab di kelas, kebetulan kampus cabang Perum Tangerang tsb dekat dengan rumah saya sehingga tidak terlalu banyak mengeluarkan energi dan biaya transportasi untuk mengajar. Dimana-mana saya mengajar selalu pantang tidak pernah menanyakan berapa honor mengajar, saya pikir mengajar adalah hobi dan kegemaran tentu pihak kampus sudah akan memikirkan mengenai honorarium yang harus dibayarkan kepada dosennya sesuai dengan kemampuan yayasan. Saya adalah dosen tetap Universitas Satyagama yang telah mengajukan lolos butuh untuk pindah home di PTS lain karena Universitas Satyagama sudah beberapa tahun ini statusnya Pembinaan oleh Dikti. Status pembinaan tsb diberikan oleh pemerintah karena ada pelanggaran-pelanggaran berat yang dilakukan oleh Universitas Satyagama, jika waktu kesempatan yang diberikan tsb tidak bisa memperbaikinya besar kemungkinan Universitas Satyagama akan ditutup oleh pemerintah. Jika ditutup oleh pemerintah maka yang rugi adalah mahasiswa, dosen dan karyawannya. Sebab selama pembinaan oleh Dikti Universitas Satyagama tidak boleh menerima mahasiswa baru, tidak boleh mewisuda mahasiswa dan dosen yang sudah sertifikasi tidak bisa laporan BKD atau laporan Beban Kerja Dosen. Kasus Universitas Satyagama dalam status pembinaan mengakibatkan banyak mahasiswa yang pindah, banyak karyawan yang sudah resign, banyak sekali dosen yang sudah mengajukan pindah homebase ke PTS lain. Wajar saja jika banyak yang resign termasuk dosen yang sudah mengajukan pindah home base karena selain tidak mendapatkan gaji tetap bulanan, dari kampus lebaran yang setahun sekali saja tidak ada THR bahkan syrup 1 botol pun tidak ada. Sungguh kejam!!. Maka wajar jika banyak orang-orang yang didholimi ini doanya didengar oleh Allah SWT sehingga Universitas Satyagama dihukum oleh DIkti dengan status pembinaan. Saran saya kepada pemerintah jika memang sudah diberikan kesempatan oleh DIkti agar Satyagama berbenah dan memperbaiki diri tetap tidak mau maka lebih baik PTS ini ditutup saja, karena akan merugikan masyarakat luas yang sedang menempuh pendidikan disana. Pemerintah harus tegas jangan menutup mata dengan status Universitas Satyagama, selama ini pemerintah sudah baik memberikan kesempatan kepada Universitas Satyagama tetapi tidak mau berubah lebih baik ditutup saja. Bagaimana Universitas Satyagama bisa berubah baik? sementara tidak memiliki aturan, aturannya sentral ditentukan oleh 1 orang bahkan mengangkat dan memberhentikan karyawan atau dosen cukup dengan sms saja. Antara Rektor dan Yayasan satu keluarga bagaimana Universitas Satyagama ini bisa maju?. Tanya dosen-dosen tetap dan pegawai di Universitas Satyagama apakah ada SKnya?. Jawabannya tidak ada, karena biar tidak berdampak di masalah ketenagakerjaan untuk menuntut uang pesangon jika sewaktu-waktu diberhentikan tidak dengan hormat. Makanya kalau Universitas Satyagama nyungsep ini banyak doa-doa orang yang didholimi dikabulkan oleh Allah SWT.

Selasa, 07 Desember 2021

Jika kita bergembira Dunia Ikut Bergembira Tetapi Jika Susah Sedihlah Kita Sendirian

 


 

Sudah menjadi rahasia umum, jika kita sukses akan banyak orang yang berbondong-bondong dengan berbagai modus untuk mendekat kepada kita, sukses dapat diukur secara materi, jabatan dan lain-lainnya, sebaliknya jika kita susah, kita akan menangis sendirian umumnya temen-temen akan menjauhi kita. Pepatah mengatakan disitu ada gula disitu ada semut bisa dimaknai jika kita sedang dalam kesuksesan banyak orang yang mendekat kepada kita dengan alasan berbagai macam cara ada yang menyanjung dan mengangkat kita setinggi langit giliran kita susah kesulitan hidup maka kita akan menangis sendirian.Tapi itu tidak berlaku bagi orang-orang dan teman yang baik, tak peduli baik kita susah maupun gembira mereka akan tetap menemani kita dengan setia, orang seperti ini masih ada tetapi jumlahnya sangat sedikit sekali. Prinsip saya kalau ingin bersahabat lakukan  dengan tulus ikhlas jangan sampai bersahabat cuma ada maunya punya niatan yang terselubung, giliran melihat teman susah menghindar jauh ini perbuatan tidak baik buat tali persahabatan, perlu dihindarkan jauh-jauh perbuatan negatif ini.

 

Baik dan buruknya seseorang bisa ditunjukkan dengan sikap dan perilaku meski tanpa bicara dengan gerak-gerik tubuhnya bisa diketahui apakah orang ini baik atau tidak. Begitu juga kalau kita memiliki teman yang baik teman yang sejati maka dia akan menemani kita meskipun kita dalam keadaan sulit ekonomi itulah pentingnya memiliki teman-teman yang punya akhlak dan moral yang baik agar kita bisa berteman dengan mereka secara langgeng. Terkadang ada orang yang dengan modus meminjam uang begitu dipinjami uang tetapi tidak mau mengembalikan uangnya bahkan orangnya menghilang, tetapi kalau tidak dipinjami uang mereka umumnya pada membenci, mereka memalingkan muka jika ketemu seolah-olah kita yang salah begitulah salah satu misal sifat manusia yang buruk yang ada di dalam masyarakat utamanya di pedesaan yang tidak patut kita tiru. Kalau kita punya barang sepertinya mereka mengincar supaya barang itu kalau bisa dipinjam atau dihutang  tapi giliran membayarnya susah sekali. Padahal kita bisa membeli kendaraan bisa membeli sapi, sawah dan lain sebagainya Itu hasil jerih payah murni keringat kita mengapa mereka harus iri hati mengapa mereka harus benci kepada kita kalau kita tidak memberikan hutangan kepada mereka.

 

 

JIka Mereka melihat orang lain senang dia  justru susah, sebaliknya, jika orang lain susah justru dia bahagia.

Orang-orang yang punya sifat iri ini tidak bakalan maju hidupnya, mereka melihat orang lain senang dia  justru susah, sebaliknya, jika orang lain susah justru dia bahagia sifat yang sangat buruk ini jangan ditiru. Di dalam masyarakat kita harus punya pedoman punya prinsip dan pandangan serta pendapat agar tidak mudah diombang-ambingkan oleh orang banyak. Prinsip yang baik itu harus tetap dipertahankan seperti misalnya untuk tolong-menolong sesama teman kita harus memegang teguh pendirian sepanjang untuk kebaikan dan kebenaran. Begitulah selayang pandang untuk membedakan orang yang baik dan tidak kita harus waspada dan senantiasa hati-hati sekali kepada orang-orang yang mendekat kepada kita dengan berbagai modus.

Jumat, 03 Desember 2021

Kesan dan Pesan Pengalaman Ketakutan Naik Pesawat Malaysia Airlines

 

 


 

Kesan dan pesan pengalaman saya naik pesawat selalu ketakutan padahal maskapai penerbangan Malaysia Airlines sungguh saya alami ketika saya berangkat ke Malaysia pada tahun 2006 mendampingi anggota Dewan Perwakilan Daerah melakukan kunjungan kerja ke Malaysia. Kunjungan ke Malaysia antara lain ke Departemen pengajaran, parlemen Malaysia, Genting High Landas, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia. Sampai sekarang saya juga tidak tahu mengapa kalau naik pesawat selalu panik dan ketakutan, di dalam pesawat tersebut saya selalu berdoa dengan khusu’ memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar kiranya diberikan keselamatan. Untuk menghilangkan stress penumpang di dalam pesawat tersebut caranya bermacam-macam ada yang membaca koran, ada yang nyetel radio, dan ada pula yang wirid seperti saya, saya yakin semua yang ada di pesawat pasti ada rasa cemas dan ketakutan cuma barangkali takutnya tidak seperti saya secara berlebihan, padahal pesawat Malaysia airlines adalah termasuk pesawat yang super canggih kenapa saya harus takut?.

 

 Pertama kali naik pesawat Garuda

Saya pertama kali naik pesawat Garuda pada tahun 1997 saya punya Nadzar jika saya diterima menjadi PNS Sekretariat Jenderal MPR RI maka saya akan naik pesawat, dan Nazar itu saya laksanakan pada tahun 1997 saya naik pesawat dari Bandara Ahmad Yani Semarang-Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Pada waktu saya berangkat naik pesawat dari Bandara Ahmad Yani Semarang diantar oleh Bapak saya sebelum subuh untuk mengantisipasi jangan sampai terlambat naik pesawat sebab rumah saya jaraknya jauh dari Kayen, Pati -Semarang sekitar dua setengah jam jika ditempuh dengan kendaraan pribadi, kalau naik umum lebih lama lagi maka saya harus lebih awal datang supaya tidak ketinggalan pesawat. Pertama kali naik pesawat Garuda pada waktu itu rasanya sangat senang sekali tidak ada rasa sedikit pun takut senangnya bukan main cuma di dalam pesawat tersebut ketika ada gonjangan muka saya yang terasa pucat beberapa pramugari senyum-senyum pada saya, mereka tersenyum melihat keanehan saya mengapa saya ketakutan dan pucat dan mengapa saya panik karena pesawat kena goncangan jadi pesawatnya berguncang-guncang siap yang tidak takut. Itulah pengalaman saya pertama kali naik pesawat Garuda dari Bandara Ahmad Yani Semarang menuju soekarno-hatta Jakarta.

 

 Sekarang kalau naik pesawat selalu cemas dan ketakutan

Saya juga tidak tahu mengapa sekarang ini jika saya naik pesawat selalu panik dan ketakutan saya sendiri tidak tahu padahal kalau istri saya sangat senang dan menikmati naik pesawat tidak ada rasa takut sama sekali katanya justru malah keindahan Allah subhanahuwata'ala. Sebaliknya saya pasti selalu rasa cemas dan ketakutan bahkan saya pernah diberikan tiket gratis Jakarta-Bali tetapi saya tidak mau menerima karena ada rasa panik dan ketakutan barangkali kalau sedang naik haji saya berani naik pesawat. Sampai kapan kepanikan Ini tidak ada lagi saya juga nggak tahu. Sebenarnya ada penyebabnya kenapa akhir-akhir ini saya panik dan takut jika naik pesawat disebabkan karena sering ada berita terjadinya kecelakaan pesawat yang meledak di udara yang pesawatnya mencebur ke laut inilah yang bikin saya panik dan takut naik pesawat. Makanya saya menyarankan kepada keluarga kalau naik pesawat lebih baik Garuda saya punya keyakinan Garuda adalah menjaga ketat SOP, meski hidup mati di tangan Allah kita harus berusaha. Padahal saya juga tahu bahwa hidup mati ada ditangan Allah subhanahuwata'ala kenapa mesti saya ketakutan sedangkan banyak teman-teman saya tidak takut karena ia yakin bahwa hidup mati ditangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Di dalam pesawat tersebut saya selalu berdoa kepada Allah subhanahuwata'ala diberi keselamatan sampai tujuan dengan saya berjanji kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala jika diberi keselamatan akan berbuat baik akan selalu mengabdi kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tapi kenyataannya begitu sampai di darat terkadang saya lupa terkadang saya melupakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala inilah kelemahan saya, Astaghfirullahaladzim ketika kesulitan dalam ancaman marabahaya berdoa pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ketika sudah selamat sering melupakan Allah saya malu kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

 

Begitulah pesan dan kesan pengalaman saya ketika naik pesawat Malaysia Airlines, Garuda dan semua penerbangan selalu trauma dan ketakutan mudah-mudahan saya tidak akan takut lagi untuk naik pesawat karena hidup mati Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang menentukan. Saya berharap semua maskapai penerbangan di seluruh dunia khususnya Indonesia harus memperhatikan SOP memperhatikan keselamatan penumpang harus dijaga benar-benar meski hidup dan mati adalah Allah yang menentukan kita sebagai manusia harus berusaha dan berupaya keras untuk memperoleh keselamatan tersebut dengan cara memelihara maskapai dengan dengan baik agar tidak ada jatuh korban lagi.

 

 

Selasa, 30 November 2021

Kesan dan pesan pengalaman dapat honor Menulis Pertama Kali Dari Media Cetak Media Indonesia

 

Siapa orang yang tidak girang dapat honor menulis dari Media cetak besar seperti Media Indonesia?. Semua profesi memang sudah pernah saya lakoni termasuk menjadi PNS Sekretariat Jenderal MPR RI, profesi jasa hukum dan menjadi dosen pengajar di berbagai perguruan tinggi swasta, dari profesi tersebut  tentunya mendapatkan bayaran atau honor tetapi yang paling indah dan berkesan tatkala saya mendapatkan honor menulis untuk pertama kalinya pada tahun 2007 ketika artikel saya diterbitkan oleh media cetak harian nasional Media Indonesia yang berjudul MPR perlu belajar Hukum Perjanjian. Honornya sebesar Rp700.000 senangnya bukan main mendapatkan honor tersebut saya belikan susu untuk anak-anak saya harapan saya dengan saya belikan susu tersebut anak-anak saya bisa menjadi penulis yang baik dan handal yang diniatkan untuk kemaslahatan umat. Artikel dengan judul MPR perlu belajar hukum perjanjian tersebut diterbitkan pada bulan Mei 2007, berikutnya artikel kedua terbit pada bulan September 2007 yang berjudul refleksi tiga tahun kelahiran Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ini juga honornya sekitar Rp700.000, lagi-lagi senangnya bukan main. Pada waktu artikel saya diterbitkan saya masih bekerja di PNS Sekretariat Jenderal MPR yang dipindahkan di Sekretariat Jenderal DPD pada waktu itu di samping saya anggota DPD membaca artikel saya dengan judul refleksi 3 tahun kelahiran DPD anggota tersebut bilang ini Warsito dosen Universitas Satyagama menulis refleksi tiga tahun kelahiran DPD. Padahal saya sendiri Warsito disampingnya kebetulan pada waktu itu saya melayani rapat PANMUS DPD. Dalam artikel tersebut saya jelaskan bahwa DPD adalah Antara Ada Dan Tiada. Isinya jika DPD ingin terus dipertahankan maka harus diberikan kewenangan melalui amandemen undang-undang Dasar 1945. Tetapi jika DPD  masih diambangkan seperti sekarang ini konstitusi tidak memberikan kewenangan kepada DPD, konstitusi hanya memberikan fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan fungsi pertimbangan yang disampaikan kepada DPR, pertanyaannya apabila pertimbangan itu tidak ditindaklanjuti oleh DPR tidak memiliki implikasi yuridis. Oleh karena itu jika di DPD masih diambangkan seperti sekarang ini maka wajib hukumnya untuk dibubarkan saja. Itulah yang pernah saya tulis tentang DPD isinya melalui artikel yang terbit pada bulan September 2007 yang berjudul refleksi tiga tahun kelahiran DPD. 

 

Hobi saya menulis

Kesan dan pesan pengalaman dapat honor Menulis Pertama Kali Dari Media Cetak Media Indonesia memacu hobi saya untuk terus menulis hal-hal yang bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Saya masuk PNS Sekretariat Jenderal MPR pada tahun 1997 dengan start golongan IIA karena ijazah SMA hanya menjadi pegawai rendahan. Untuk mengubah nasib itu saya terus kuliah mengambil S1 Fakultas Hukum di Universitas Satyagama Jakarta, tetapi begitu lulus saya dipersulit untuk penyesuaian ijazah sampai lulus magister hukum di Universitas Indonesia pada tahun 2006 tetap saya dipersulit untuk penyesuaian kenaikan pangkat akhirnya saya berhenti menjadi PNS pada tahun 2008. Di habitat PNS itu golongan rendahan seperti saya bicaranya tidak didengar kita ketahui di institusi  hampir dimana-mana kalau kita hanya kroco kita hanya staf tidak akan didengar kalau memberikan masukan meski baik. Oleh karena itu di website MPR ada forum untuk menyampaikan masukan-masukan ada forum untuk menyampaikan aspirasi disitulah saya menyampaikan aspirasi melalui forum MPR yang akan dibaca oleh seluruh pegawai dan anggota MPR. Sebagai hak dasar saya sebagai warga negara untuk menyampaikan aspirasi tersebut tentu tidak semua orang suka kepada saya, meski berbicara kebenaran dan keadilan, mereka masih melihat orang bukan melihat apa yang dibicarakan. Kalau saya sampaikan melalui forum-forum resmi tidak ada kesempatan mana ada orang kecil bisa memberikan masukan-masukan. Oleh karena itu hanya melalui forum website MPR saya bisa menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasan untuk perbaikan sekretariat jenderal MPR dan lembaga negara MPR agar menjadi lebih baik ke depan.

 

Saya punya blog hukum ketatanegaraan

Pada tahun 2008 saya berhenti PNS sekretariat jenderal MPR karena sudah tidak nyaman dan tenang lagi dalam bekerja di PNS MPR ketika itu saya sudah lulus S2 masih saja golongan saya IIA saya mundur dengan hormat pada tahun 2008, sejak itu saya mengenal membuat blog yang saya beri judul blog hukum ketatanegaraan dan kajian konstitusi yang bertujuan tidak hanya dibaca oleh pegawai MPR dan anggota MPR tetapi oleh seluruh anak bangsa. Blog tersebut saya isi dengan tulisan-tulisan yang kreatif membahas mengenai persoalan masyarakat, bangsa dan negara kekinian. Blog hukum juga membahas mengenai persoalan tata negara,  kajian konstitusi, pembagian waris, dll  bahkan juga membahas mengenai hukum perlindungan konsumen.

 

 PNS yang sombong di sekretariat jenderal MPR Ketika saya jadi dosen cium tangan

Saya punya pengalaman menarik ketika bekerja di PNS Sekretariat Jenderal MPR dimana kalau orang kecil golongan kecil dipandang sebelah mata tapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala Maha Kuasa bisa membolak-balikkan keadaan, ketika saya menjadi dosen mengajar di Universitas Satyagama ada pegawai Sekretariat Jenderal MPR yang cium tangan kepada saya, padahal aslinya dia sombong ketika masih sama-sama menjadi PNS di sekretariat jenderal MPR maklum saya PNS bergolongan rendahan. Saya tidak suka sebenarnya orang hormat secara berlebihan, saya juga tidak suka orang merendahkan orang lain, saya ingin biasa-biasa saja. Yang wajar-wajar saja. Itulah kesan dan pesan pengalaman saya bisa menulis dan menghasilkan uang dari media cetak juga dari temen-temen yang minta tolong dibuatkan artikel maupun jurnal ilmiah dengan keahlian tulis-menulis ini alhamdulillah mereka memberikan lebih kepada saya. Dengan hobi menulis pula saya bisa menyampaikan aspirasi ketika pimpinan Sekretariat Jenderal MPR sewenang-wenang kepada pegawainya.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19