Sampai saat ini asuransi Bumiputera tidak ada kepastian untuk membayar nasabah yang sudah polisnya jatuh tempo, maka tepat sekali jika Asuransi Bumiputera ini di ibaratkan Hidup Segan Mati Tak Mau karyawan masih pada masuk kerja tetapi tidak jelas mereka itu mengurusi apa dan mengurusi siapa?. Masih menerima gaji tetapi melakukan pembiaran terhadap nasabah yang mengharapkan haknya segera dibayar. Padahal ada beberapa nasabah yang menggantungkan pembayaran tersebut untuk membiayai anak-anak sekolah dan anak-anak kuliah dengan harapan agar anaknya kelak bisa menjadi orang sukses. Bertahun-tahun belum dibayar polis asuransi Bumiputera yang sudah jatuh tempo banyak orang tua yang berhutang Gali Lubang Tutup Lubang untuk membayar biaya anak sekolah dan kuliah, orang tua sadar di era millennial menguliahkan anak ini sebagai warisan yang tidak pernah akan habis adalah warisan ilmu.
KEMELUT BUMIPUTERA SAAT INI HARUS SEGERA DIATASI
Kemelut gagal bayar Bumi Putera saat ini harus segera diatasi dengan cara pemerintah harus segera turun tangan untuk turut menyelesaikan kasus Bumiputera ini, Pemerintah berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia oleh karenanya sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk turut menyelesaikan Asuransi Bumiputera yang sampai saat ini masih Hidup segan mati tak mau. Pemerintah jangan cuma jadi penonton nasabah sudah memiliki itikad baik untuk membayar premi baik setiap bulan, 3 bulan atau setiap tahun sekali dengan lancar dengan harapan ketika jatuh tempo Asuransi Bumiputera akan segera membayarkan hak-hak nasabah nyatanya yang dirasakan oleh tertanggung sungguh pahit getir dan kejam sampai sekarang bahkan ada yang sudah 4 tahun belum dibayarkan juga. Asuransi Bumiputera yang Hidup Segan Mati Tak Mau Tidak Ada Kepastian Membayar Polis Nasabah jangan dibiarkan berlarut-larut kasihan rakyat yang sudah ikut asuransi. Alternatif kedua carilah investor baik pemerintah maupun swasta yang ingin menanamkan modalnya di Bumi Putera untuk menyelamatkan asuransi ini agar tidak ditutup.
OJK DAN ASURANSI BUMIPUTERA TIDAK SERIUS BERUSAHA MEMBAYAR POLIS NASABAH
OJK sebagai pengawas asuransi Bumi Putera mestinya sudah bisa mendeteksi sejak dini jika perusahaan ini sudah ada tanda-tanda sakit dalam mengelola manajemennya. Saya melihat asuransi Bumiputera yang berdiri pada tahun 1912 ini tidak memiliki itikad baik sama sekali untuk menyelesaikan kasus nasabah yang gagal bayar. Hal ini dapat dilihat dari cara menyelesaikan permasalahan polis gagal bayar ini ada yang sudah 4 tahun sampai saat ini masih belum dibayarkan juga bahkan manajemen Asuransi Bumiputera sengaja untuk mengulur-ulur waktu dengan memberikan hiburan berupa pemberian nomor urut antrian kepada nasabah dengan janji manis dengan nomor urut antrian tsb nasabah akan dibayarkan sesuai nomor urut masing-masing. Dalam kenyataannya nomor urut antrian tersebut tidak bergerak sama sekali ada orang yang memiliki nomor urut antrian 4 ribuan sedangkan sampai saat ini sejak diluncurkan nomor urut antrian 2 tahun yang lalu nomor urut tidak bergerak sama sekali masih berkisar 21-an. Ini menurut saya orang mati 7 kali hidup kembali tidak bakal kebayar dengan cara seperti ini. Anehnya, Asuransi Bumiputera sampai saat ini manajemennya masih beroperasi baik di tingkat cabang maupun Pusat dan tentu saja dengan beroperasinya manajemen Asuransi Bumiputera tersebut tentu bisa membiayai operasional kantor dan juga membiayai gaji karyawan tetapi lagi-lagi anehnya untuk membayar polis nasabah sampai saat ini tidak ada jalan keluar apakah menjual aset ataukah dengan menggandeng investor baik dari dalam maupun luar negeri tidak dilakukan oleh asuransi tersebut. Asuransi ini malah berputar-putar soal pemilihan direksi dan pengangkatan badan perwakilan anggota dan lain-lainnya tidak menyentuh urgensi substansi pembayaran polis nasabah. Ada nasabah yang diberi hiburan agar supaya cepat dibayar diminta untuk menulis surat kepada direksi langsung dengan alasan betul-betul membutuhkan dana darurat surat ditujukan kepada direksi dan kantor wilayah dengan disertakan bukti-bukti bahwa memang membutuhkan dana darurat saya sertakan nilai anak kuliah, sampai sekarang belum juga dibayar. Dasar memang penipu kurang ajar sekali sudah menyuruh orang menulis surat capek2 kepada direksi dan Kanwil dengan bukti-bukti nilai ujian anak kemudian bukti-bukti utang sudah banyak tapi masih juga tidak dibayar sekali lagi kurang ajar sekali.
Jika asuransi tidak bisa membayar nasabah lebih baik dibubarkan saja
Hanya ada dua pilihan Asuransi Bumiputera membayar nasabah dengan cara menggandeng investor baik dari dalam maupun luar negeri atau ditutup saja asuransi ini karena akan membahayakan masyarakat luas yang telah ikut asuransi, dampaknya juga akan berpengaruh kepada asuransi yang lain yang memiliki rekam jejak baik akan di ikut-ikutkan negatif di hadapan masyarakat pemerintah harus tegas menutup atau mempertahankan jika ditutup maka aset-aset semua dijual untuk membayar nasabah jika dipertahankan harus mencari investor yang lain. Pemerintah jangan terlalu lama membiarkan nasib Bumiputera yang hidup segan mati tak mau ini kasihan rakyat tidak memiliki kepastian hukum untuk ikut asuransi Bumiputera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.