Rabu, 27 Februari 2019

Hakekat Kemenangan Pilpres 2019


        Siapa sesungguhnya  pemenang Pilpres 2019?. Jokowi kah yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin? Ataukah Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno?. Melihat spanduk yang berseliweran dijalanan yang menjagokan pasangan Capres masing-masing itu sah-sah saja, namun dukung mendukung itu jangan dilakukan berlebihan, apa pun jika dilakukan dengan cara berlebihan itu tidak baik. Toh semua Capres pastilah berniat mulia untuk memajukan Indonesia tercinta ini.
        Kita harus paham berangkat dari filosofi digelarnya Pilpres yaitu mencari pemimpin yang terbaik untuk membangun Indonesia menjadi lebih maju dan sejahtera untuk rakyatnya. Pastilah Capres-capres itu akan berupaya dan berusaha sekuat tenaga untuk memakmurkan Indonesia, sebab kalau kinerjanya buruk pastilah akan mendapat hukuman dari konstituennya tidak terpilih kembali itu jika Capres yang incumbent. Namun bagi rival Jokowi, Capres Prabowo Subianto harus bisa meyakinkan rakyat jika terpilih nanti kinerjanya akan menjadi lebih baik dari apa yang sudah dikerjakan oleh Jokowi. Capres-capres dalam setiap debat yang diadakan oleh KPU harus benar-benar bisa merebut hati masyarakat dengan cara memiliki argumentasi, kesungguhan dan keyakinan bahwa jika dipercaya oleh rakyat menjadi Presiden akan memastikan bekerja untuk kepentingan rakyat, mendengar rakyat dan mau turun dilapangan dengan melihat kondisi ril yang dihadapi rakyat, bangsa dan Negara.
        Keluarga saya, saya berikan kebebasan untuk memilih, ada yang memilih Jokowi silahkan, ada yang memilih Prabowo Subianto juga saya persilahkan, saya tanyakan mereka memiliki alasan masing-masing yang dapat dibenarkan. Satu keluarga saja sudah berbeda pilihan apalagi satu Rukun Tetangga (RT) atau bahkan satu propinsi. Saya bilang ke keluarga saya silahkan pilih sesuai hati nuranimu masing-masing, TOH SIAPA PUN yang jadi PRESIDENNYA NANTI SAYA TIDAK BAKALAN JADI MENTERI MESKI JIKA DIBERI TUGAS INSYA ALLAH MAMPU untuk MELAKSANAKANNYA, MASALAHNYA BAGAIMANA DIJADIKAN MENTERI DEKAT dengan PENGUASA TIDAK?.

        Maka itulah saya menjadikan pertarungan Pilpres selalu hal yang biasa-biasa saja, yang tak lain dan tak bukan tugas rutinitas yang diadakan untuk memenuhi ketentuan konstitusi lima tahunan sekali. 

Sabtu, 16 Februari 2019

DEBAT KEDUA SIAPA PASLON AKAN MENGUASAI PANGGUNG?.


       Debat putaran kedua yang akan dilaksanakan pada hari minggu, tanggal 17 Februari 2019 pukul 19.30 bakalan Seru dan menarik jika para PASLON Presiden dan Wakil Presiden RI baik Joko Widodo yang berpasangan dengan ma’ruf amin maupun   Prabowo   Subianto  yang   berpasangan   dengan Sandiaga Uno tidak mendapatkan bocoran  kisi-kisi  jawaban dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Untuk  apa  kisi-kisi  lagi toh tema debat sudah ditentukan yaitu, di bidang  energi  dan pangan,  sumber   daya   alam  dan  lingkungan  hidup,  serta infrastruktur. Tidak adanya kisi-kisi maka debat akan berjalan menarik dan natural.
       Analisis penulis pada debat ronde kedua nanti masing-masing Paslon akan mendominasi penguasaan panggung sesuai dengan kompetensi (bidangnya masing-masing). Prediksi saya, bi bidang energi, Paslon no.urut 2 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan menyoal kelangkaan Premium utamanya di desa-desa yang sampai saat ini masyarakat masih berebut antrian panjang di POM BENSIN mengingat harganya yang relatif murah maka tetap diburu. Paslon urut no. 1 Joko widodo harus berhati-hati menjawabnya, apalagi jika pertanyaan dikaitkan ada dan ketiadaan premium dikaitkan dengan tahun politik. Memang secara nasional Bahan Bakar Minyak tidak ada kelangkaan, namun khusus untuk Premium dibatasi mengingat bahan bakar ini masih disubsidi oleh pemerintah, terpenting jawabannya argumentatif dan dapat diterima akal sehat.
       Berikutnya, prediksi saya pertanyaan Paslon no. urut 2 kepada Paslon no. urut 1 mengenai pangan (beras) yang sampai saat ini masih mengimpor sebagaimana yang ditanyakan pada debat ronde pertama kemarin. Pertanyaan ini juga sebenarnya mudah sekali untuk dijawab sebagaimana yang pernah saya tulis beberapa waku lalu, kita masih memerlukan impor untuk beras-beras tertentu.
       Terapi kejut pertanyaan ketiga oleh Paslon no. urut 2 kepada paslon urut no. 1 tentang SDA (Sumber Daya Alam) kemungkinan sudahkah SDA dimanfaatkan untuk  sebesar-besar kemakmuran rakyat sesuai amanat konstitusi (pasal 33 ayat {3} UUD 1945)?. Dan kemungkinan besar akan menyoal Freeport bagaimana caranya mengembalikan ke aset nasional yang sesungguhnya. Pertanyaan semacam ini diprediksi Prabowo Subianto akan menguasai panggung.
       Soal Lingkungan Hidup penulis tidak dapat memprediksi pertanyaan dari kedua Paslon namun soal infrastruktur Joko Widodo diprediksi akan menguasai panggung karena di masa pemerintahannya infrastruktur benar-benar digalakkan.
       Sebaliknya, semua pertanyaan dari Paslon no. urut 1 ke Paslon no. urut 2 dari tema-tema yang didebatkan secara psychologis Paslon no. urut 1 akan “aman”, karena pertanyaan ke Paslon no. urut 2 berkisar “apa yang akan dilakukan”. Namun jika Prabowo Subianto dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan narasi dan argumentasi yang cerdik dan runut serta dapat meyakinkan publik maka Debat Ronde Kedua nanti benar-benar seru dan memantik perhatian publik.
       Siapa yang akan menguasai panggung nanti?. Mari kita saksikan bersama-sama!.

Selasa, 12 Februari 2019

INDOMARET LUAR BIASA DAN PEDULI SOSIAL



                Sebagai dosen di Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang, saya sering melihat toko mobil keliling Indomaret di pelataran kampus, sehingga menjadikan suasana kampus lebih hidup, semarak dan menarik karena ketika rehat dosen dan mahasiswa bisa menyeruput minuman kopi atau susu coklat.
          Dengan adanya toko mobil keliling Indomaret di kampus tersebut ketika saya menjadi Ketua Panitia Pemilihan Ketua DKM Masjid Al-FALAH periode 2019-2022 di perumahan Sari Bumi Indah, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, saya menyurati Indomaret yang berpusat di Bitung, Tangerang untuk berpartisipasi mengirimkan mobil Toko Keliling Indomaret dalam pemilihan Ketua DKM tersebut. Alhasil respon Indomaret melalui pak HASAN sangat cepat sekali menjawabnya bahwa siap berpartisipasi dalam event tersebut.
          Yang lebih membanggakan lagi ada kiriman WA ke saya bahwa hasil penjualan Indomaret akan dibagikan profit sharing sebesar 10% ini yang betul-betul saya bangga dan salut dengan Indomaret, padahal pikir saya datang saja sudah bagus untuk berpartisipasi untuk meramaikannya.
          Ternyata pada hari H yang saya tunggu-tunggu pemilihan Ketua DKM Masjid Al-Falah yaitu, pada hari Minggu, tanggal 10 Februari 2019, betul-betul toko keliling mobil  Indomaret sudah datang, bahkan lebih awal dini hari.
          Alhamdulillah, meski penjualan omset agak sepi dalam event tersebut, Indomaret memenuhi janjinya memberikan bagi hasil (infaq) dari penjualan tersebut kepada Masjid Al-Falah Sari Bumi Indah, Tangerang.
          Semoga Indomaret tetap jaya dan mendapat tempat di hati masyarakatnya.
Aamiin…3x Ya Robbal  ‘Alamiin.

Rabu, 06 Februari 2019

BNI LIfe LUAR BIASA



       Istri saya penderita penyakit miom harus segera diangkat, karena sudah berbulan-bulan mengalami pendarahan bahkan pada perkembangannya petunjuk dokter bukan hanya miomnya saja yang harus diangkat tetapi juga harus siap kehilangan rahimnya untuk ikut dipotong, sebab antara miom dengan rahim sudah menempel di dindingnya keduanya sulit untuk dipisahkan.
       Untuk memantapkan langkah operasi, saya berobat ke RS Harapan Kita bagian kandungan (obgyn) mengingat kedua anak saya lahir cesar di RS tersebut yang saya anggap sudah berpengalaman dengan peralatan medisnya yang menunjang. Semula ingin menggunakan BPJS yang menjadi hak kami mengingat setiap bulan kami sudah dipotong untuk iuran BPJS. Namun sayangnya, BPJS ini pasien tidak bisa memilih RS yang dikehendaki harus melalui tahapan-tahapan ke rumah sakit type c terlebih dahulu yang menurut saya sengaja dibuat merepotkan peserta BPJS. Melalui faskes tingkat 1 kami mendapatkan rujukan jatah rumah sakit Qadr Tangerang dan RS Hermina Bitung Kabupaten Tangerang di benak saya kurang mantap untuk melakukan operasi, sebab ini masalah nyawa, harus ditangani dengan penunjang medis yang cukup. Bahkan dokter Obgyn di RS Qodr (untuk menjaga kode etik tidak saya sebutkan namanya) dengan jujur dan terus terang mengatakan bahwa alat penunjang medisnya disini tidak lengkap dan menyarankan untuk di operasi di RS Harapan kita saja. Saya sudah berketetapan hati menghubungi  dan mendatangi langsung ke RS Harapan Kita Jakarta untuk melakukan operasi dengan meminta informasi prakiraan biayanya.
       Istri saya adalah pemegang Polis BNI Life No Kartu :8000103005559625, No Polis:2769/PK-KES/0617 dan Nomor Peserta: SJI-KES00415, atas Nama Peserta: Gardina Kurniawati, SE, dengan PLAN: IP500  akan menggunakan asuransi BNI Life untuk operasi di RS harapan Kita soal  nambah-nambah biaya sedikit nggak ada masalah yang penting pelayanannya bagus dan mengutamakan safety pasien, tetapi jawaban petugas di RS Harapan Kita ini untuk operasi miom dan pengangkatan rahim biayanya belum ketahuan harus tindakan terlebih dahulu baru ketahuan biayanya. Jawaban yang tidak memuaskan itu saya menanyakan petugas yang satunya lagi, jawabannya sama saja harus tindakan terlebih dahulu baru ketahuan berapa biayanya yang harus di cover oleh asuransi, menurutnya tindakan operasi sendiri bisa berkembang 3, 4 bahkan lima tindakan, makanya belum ketahuan nominal biayanya. Masih tidak puas atas jawaban itu, saya mendatangi tata rekening menanyakan kisaran biaya operasi pengangkatan miom dan rahim, jawabannya setali tiga uang alias sami mawon bahwa harus tindakan terlebih dahulu baru ketahuan berapa biayanya yang di cover oleh BNI Life. Akhirnya saya simpulkan bahwa ini memang kebijakan RS Harapan kita jadi bukan salah memberikan informasi petugasnya meski menurut saya ini agak aneh, bagaimana jika sewaktu-waktu operasi biayanya membengkak dan  kita tidak siap biayanya yang ditanggung asuransi cuma satu juta dari seratus juta misalnya?.
       Sedangkan di RS Qadr Tangerang dan RS Hermina Kota Tangerang, Jln KS Tubun Pasar Baru tidak demikian biaya prakiraan operasi besar miom dan pengangkatan rahim sudah ketahuan untuk RS Hermina kota Tangerang biaya tindakan operasi besar maksimal 27 juta belum termasuk kamar dan obat-obatan. Akhirnya, saya putuskan istri saya menjalani operasi pengangkatan miom dan Rahim di RS Hermina Pasar Baru kota Tangerang. Sebelum tindakan operasi istri saya menjalani test laboratorium, EKG, penyakit dalam, rontgen, anestesi, puasa dll. Sebelum tindakan operasi, pihak RS Hermina mengirimkan berkas-berkas hasil opname dokter ke BNI life, kira-kira 2 hari kami sudah mendapatkan jawaban pasti dari asuransi BNI life bahwa biaya tindakan operasi pengangkatan miom dan Rahim di Cover 15juta dari 27 juta belum termasuk kamar dan obat-obatan akan ditanggung. Mengapa RS Harapan kita tidak mau melakukan hal yang sama seperti RS Hermina mengirimkan ke BNI Life dengan melampirkan data-data pendukung perlunya tindakan dokter?. Demikian itu untuk memastikan berapa yang di cover oleh BNI Life agar pasien bisa menyiapkan biayanya. Bukannya malah RS Harapan kita menunggu tindakan operasi terlebih dahulu baru mengirimkan berkas-berkasnya ke BNI Life. Ya kalau di cover kalau tidak, berpikir seperti ini sungguh menjungkirbalikkan logika sehat. TIDAK MASUK AKAL!.
       Pada hari Kamis tanggal 31 Januari 2019 istri masuk RS Hermina untuk persiapan menjalani operasi. Operasi sendiri dilakukan pada hari Jumat tanggal 1 Februari 2019 dari mulai jam 09.00-10.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 dari ruang isolasi baru dipindahkan ke ruang perawatan.
       Puji Syukur kahadhirat Allah SWT operasi pengangkatan miom dan rahim berjalan lancar. Dokter visit pada tanggal 3 Februari sudah membolehkan istri saya pulang. Saya diminta ke tata rekening oleh suster untuk mengurusi administrasinya dan berapa yang harus saya bayar selisihnya. Tak berapa lama saya mendapatkan panggilan menuju ke kasir untuk memberesi biaya operasinya. Alangkah kagetnya dan puji syukur kepada Allah SWT dari total biaya rumah sakit Rp. 19.922.972,- di cover oleh BNI Life 19.265,404  saya cuma membayar dari kantong saya Rp. 657.568,-. Alhamdulillah ya Allah.. Engkau permudah urusanku, terima kasih BNI Life, ternyata klaim asuransi tidak seseram dan sesusah apa yang pernah saya dengar selama ini. Semoga BNI Life tetap jaya untuk melayani umat ketika sedang membutuhkan.

Jumat, 18 Januari 2019

RONDE PERTAMA DEBAT CAPRES 2019 KAKU DAN TIDAK MENARIK



      Debat Capres yang dimoderatori  oleh Ira Koeno dan Imam Priyono terasa kaku dan hambar. Judulnya debat tapi sesungguhnya bukanlah debat tapi cuma tanya jawab belaka. Padahal, para Paslon sebelumnya sudah diberikan kisi-kisi pertanyaan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), tetapi masih saja menjawabnya tidak sistematis dan substansial. Saya teringat ketika sedang UTS atau UAS di Universitas Indonesia (UI) ketika ujian itu Panitia meminta buku-buku mahasiswa dikumpulkan ke depan semua, dosen terkadang seenaknya sendiri memberikan pertanyaan tanpa ada kisi-kisi, buku yang tebal-tebal itu seolah-olah harus sudah dihafal. Kontras dengan Paslon yang sedang debat Kamis malam, meski kisi-kisi sudah diberikan tetap saja menjawabnya masih plegak-pleguk.
            Salah satu media internasional yang memberikan perhatian adalah Sydney Morning Herald (SMH). Dalam pemberitaannya, media yang berbasis di New South Wales ini mengkritik jalannya debat.

            SMH menilai jalannya perdebatan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan penantangnya Prabowo Subianto sangat kaku seperti robot. Baik Jokowi maupun Prabowo dinilai sama-sama menghindari risiko. Padahal keduanya memiliki semua yang dibutuhkan agar acara debat bisa berjalan menarik (https://international.sindonews.com/read/1371458/40/media-asing-sebut-debat-capres-kaku-seperti-robot-1547755430).
 

      Ira Koeno selaku moderator  dalam menjalankan tugasnya nampak sudah adil, obyektif dan tegas cuma agak sedikit kaku dan tegang  terlihat raut di wajahnya tatkala memandu jalannya debat ala Indonesia ini. Begitu juga imam priyono, datar-datar saja tidak dapat mengemas  dan menyelingi suasana debat tersebut dengan  suasana yang humoris, namun, kepribadian pria ini tenang dan sangat sopan sekali. Tapi secara umum kedua moderator tersebut sudah dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
      Debat Kamis malam tersebut diperparah kedua pasangan calon Presiden, setiap menjawab pertanyaan yang dilontarkan kurang mengenai sasaran, substansinya tidak pas. Misalnya, Paslon No. urut 1 Jokowi dan Ma’ruf Amin yang mendapat undian pertanyaan bagaimana pemberantasan terorisme agar tidak melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), moderator meminta dengan memberikan kasus-kasus secara konkrit. Nampaknya, jawaban, respon dan tanggapan kedua paslon masih pada ngalor ngidul, padahal jawaban yang pas dan pasti sesuai Pasal 28j UUD 1945:

Ayat (1): Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara"

Ayat (2): Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan mmaksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban, umum dalam suatu masyarakat demokratis".

      Tapi tambahan jawaban paslon no. urut 1 ini sudah cukup lumayan bahwa tindakan terorisme perlu menggunakan berbagai pendekatan, antara lain: hukum, humanis, ekonomi, sosial budaya dan agama, kata kuncinya perlu pencegahan dan tindakan.

      JADI PEMEBERANTASAN TERORISME SECARA TEGAS OLEH APARAT ITU BUKAN PELANGGARAN  HAM, karena HAM memang dibatasi oleh Undang-undang, artinya pelaku terorisme memang harus mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya. Itulah yang dimaksud kebebasannya dibatasi oleh undang-undang, Pelaku terorisme harus dihukum seberat-beratnya karena terorisme sendiri biangnya pelanggaran HAM.

      Ketika Prabowo bertanya kepada Jokowi mengapa ada menteri-menterinya yang berbeda pendapat soal pangan ada menteri yang mengatakan perlu impor beras ada pula yang mengatakan tidak perlu. Jawaban Jokowi kurang pas yang mengatakan memperbolehkan perbedaan pendapat dikalangan menteri, jawaban yang tepat adalah impor beras jenis-jenis tertentu masih dibutuhkan, sebab konsumsi beras di kelas bawah, menengah dan atas berbeda-beda jenis yang dimakan, hanya beras jenis tertentu saja yang perlu di impor. Seharusnya seperti itu jawabannya, meski terkesan agak sedikit ngeles, tapi argumentasinya dapat dibenarkan dan audiens puas mendengarnya, dan hal ini otomatis akan mendongkrak keterpilihannya.

      Begitu juga tatkala Jokowi bertanya kepada Prabowo banyak mantan Napi Koruptor yang menjadi Caleg Gerindra yang notabene pencalegannya ditandatangani oleh Ketua Umumnya (Prabowo), jawaban prabowo mestinya manusia itu bisa saja salah, dan sebaik-baik manusia itu apabila melakukan kesalahan mau bertobat untuk menjadi lebih baik. Jawaban Prabowo sudah agak lumayan dengan mengatakan meski mantan narapidana Koruptor, regulasi kita masih memungkinkan pencalegan sepanjang hukumannya itu tidak mencabut hak-hak politiknya ini negara demokrasi boleh-boleh saja, siapa tahu menjadi anggota dewan para napi mantan koruptor akan menjadi lebih baik, yang terpenting takut sama Allah SWT dan pro rakyat banyak.

      Debat model ini sesungguhnya minim seni, karena tidak ada Paslon saling menginterupsi satu sama lain, sekali lagi ini bukan debat tapi sekedar tanya jawab belaka. PATUT DIPERTANYAKAN DALAM  DEBAT INI, NAMPAKNYA PASLON TIDAK MEMPERSIAPKAN DEBAT DENGAN BAIK DENGAN MEMBAHAS KISI-KISI PERTANYAAN YANG SEBELUMNYA DISAMPAIKAN OLEH PANITIA. TIM AHLI DARI PASLON TIDAK MEMBERIKAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN BAIK UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN DENGAN TEPAT DAN SISTEMATIS. PASLON HARUS BETUL-BETUL PAHAM TENTANG  HUKUM, HAM, KORUPSI DAN PEMBERANTASAN TERORISME. SARAN SAYA KEPADA PASLON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN CARILAH PARA AHLI YANG DAPAT MEMBIMBING DAN MENGARAHKAN JAWABAN DENGAN BAIK DAN SISTEMATIS, AUDIENS YANG MENDENGARKAN PASTI AKAN  TERPUASKAN, OTOMATIS AKAN MENAIKKAN PERINGKAT ELEKTABILITAS PASLON.

      Coba perhatikan, ketika prabowo mendapat undian pertanyaan bagaimana peraturan perundang-undangan antara pusat dan daerah sering terjadi benturan dan tumpang tindih sehingga tidak ada kepastian hukum dalam iklim berusaha. Meski secara umum dua paslon sudah menyinggung menjawab perlunya sinkronisasi regulasi dan review undang-undang, tetapi dua-duanya belum menjawab pertanyaan tersebut secara substansial. Jawaban yang paling tepat  meski undang-undangnya sudah baik jika manusianya tidak memiliki pribadi-pribadi yang baik, sekalipun hukum lengkap tidak akan memiliki makna apa-apa. Spencer mengatakan jika ingin menjadi ahli hukum yang baik, maka terlebih dahulu harus menjadi pribadi-pribadi yang memiliki budi pekerti yang luhur.

sebaliknya, meski peraturan perundang-undangan tidak lengkap atau bahkan terjadi tumpang tindih, jika para penyelenggara negara memiliki akhlaq yang luhur, maka sistem pemerintahan akan menjadi baik. Apalagi sudah ada UU. No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur hierarki peraturan perundang-undangan. Penjenjangan peraturan perundang-undangan: UUD 1945, TAP MPR, UU/Perppu, PP, Perpres dan Perda. didalam UU itu disebutkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan yang lebih tinggi.
      Dua paslon juga nampak kosong melompong ketika menjawab pertanyaan closing statement bagaimana agar suasana demokrasi pemilu Capres ini dapat berjalan dengan suasana kondusif  moderator juga meminta mengapresiasi paslon masing-masing. Harusnya jawaban itu dimanfaatkan oleh paslon untuk menambah poin paslon dengan memuji kebaikan lawan, hal ini justru akan mendongkrak reputasi kepribadian paslon. Seharusnya jawabannya, siapa pun yang akan menang Capres nanti, demokrasi harus tetap tegak berjalan dengan baik, damai, tertib, tenang, dan aman. Kemenangan paslon nanti sesungguhnya adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Meski jawaban itu sebatas basa-basi saling memuji kepribadian paslon yang lain, misalnya, tentang kesopanan dan keterbukaannya, memuji orang lain itu  jauh lebih baik, bukan untuk merendahkan diri sendiri justru dapat menaikkan keluhuran martabat kita, tapi sayangnya, kedua paslon itu tidak melakukannya. SAYANG SEKALI!.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19