Siapa yang tidak kenal nasi liwet
khas Solo?. Sejak saya punya istri orang Solo ketika pulang ke Solo saya selalu
makan nasi Liwet dengan ayam kampung yang lezat. Saya juga sering makan
Tengkleng dari Kambing, namun kalau makan tengkleng jangan banyak-banyak
apalagi orang yang sedang mengidap hipertensi atau darah tinggi bisa berbahaya.
Kita harus senantiasa bisa menjaga kesehatan agar segar bugar semangat untuk
beraktifitas. Apalagi kalau sudah usia makan kambing jangan banyak-banyak harus
dibatasi begitulah sunnatullah usia ini tidak bisa dibohongi. Kembali ke topik
kesan dan pesan saya ketika ke Solo ke rumah istri selalu makan nasi liwet yang
saya pilih nasi liwet lesehan yang ada di Solo Baru sambil menikmati
pemandangan yang sangat indah sekali. Terkadang juga nasi liwet yang sedang
berkeliling dengan sepeda yang menjadi langganan istri saya. Harga nasil liwet
di Solo masih murah meriah kalau tidak pakai ayam nasi liwet cuma 5ribu rupiah
itupun sudah dapat ayam yang suwir-suwiran. Jadi rasanya kalau pulang ke Solo
kalau tidak makan nasi liwet rasanya kurang lengkap. Memang kuliner di Solo
enak-enak dan murah-murah harganya, maka orang-orang daerah itu jika sama-sama
dapat kerjaan yang mapan lebih enak tinggal di daerah ketimbang tinggal di ibu
kota yang pagi siang mengalami kemacetan bisa-bisa tua dijalanan. Pernah suatu
ketika saya ditanya orang Solo mas sampean kok kerasan tinggal di Jakarta yang
penuh dengan kemacetan ya saya jawab memang Allah SWT sudah memberikan rezeki saya
ada di Jakarta dalam hati jika saja dahulu saya sudah mapan dapat pekerjaan di
kampung halaman tentu saya juga malas tinggal di Jakarta yang sudah penuh sesak
dan hidup penuh perjuangan ini. Sudah 3 tahun ini saya tidak pulang ke Solo
dikarenakan terjadi pandemi yang mengglobal bagaimana kami mau pulang jika
pulang tentu orang-orang justru akan ketakutan dikira keluarga kami datang dari
Jakarta membawa virus, sebaliknya kami juga ketakutan jika kami pulang kampung
dapat tertular covid 19 dari keluarga di Solo disini saling menjaga dan saling
ketakutan satu sama lain harapan saya wabah covid 19 akan segera berakhir dan
kita akan kembali kepada kehidupan yang normal dan ekonomi kita semakin
membaik. Dengan tidak pulang kampung sudah selama 3 tahun sudah lama saya tidak
merasakan nasi liwet khas Solo lagi. Nasi liwet yang langganan keluarga saya
adalah nasi lewat yang mbah-mbah berjualannya sambil bersepeda terkadang saya
juga mikir kenapa sama-sama nasi liwet yang ada di Jakarta dengan di solo kok
rasanya beda, meski sama-sama orang Solo yang memasaknya tetapi enakan nasi
liwet yang ada di Solo, barangkali penyebabnya disana memasaknya dengan memakai
kayu bakar. Terkadang saya terpikir di tempat tinggal saya Tangerang langka
yang membuka nasi liwet lebih baik apa saya membuka nasi liwet insya allah akan
laris manis karena saingannya tidak ada, tetapi kendalanya saya harus mencari
orang yang masak dan menungguinya itu yang susah. Kalau pun ada akan
berbenturan dengan kriteria kejujuran mencari orang yang jujur itu sangat susah
sekali padahal kalau jujur kita sama-sama enak mereka dapat penghasilan kita
yang menanam modal juga dapat penghasilan begitulah seharusnya simbiosis mutualisme
itu, tetapi kebanyakan orang mencari jalan instan untuk mencari rezeki dengan
menerabas aturan dan norma-norma etika yang berlaku di masyarakat. Kesan dan
pesan saya makan nasi liwet di Solo rasanya nikmat selain harganya sangat murah,
maka wajar jika istri saya sudah pensiun dari PNS Sekretariat Jenderal DPR akan
pulang kampung ke Solo untuk menikmati hari tua dengan banyak kuliner. Nasi
liwet Solo memang membuat kangen dan mengesankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.