Siapa diantara kita yang tidak pernah berhutang?. Jika hal itu saya tanyakan kepada mahasiswa ketika saya mengajar, semua tidak ada yang angkat tangan berarti semuanya pernah mengalami hutang, meski hutang yang sifatnya kecil-kecilan. Jika kita dapat hutangan senangnya bukan main padahal kita nggak sadar sesungguhnya uang panas yang kita dapatkan itu akan mencekek leher kita belum akan mengembalikan bunganya. Pada umumnya kalau kita ingin membeli sesuatu barang karena uangnya belum cukup pasti akan mengutang dulu, sebab kalau menunggu ngumpulin duitnya dulu kapan bakalan bisa terkumpul untuk beli rumah atau kendaraan?. Apalagi jika gajinya pas-pasan kecuali kita dilahirkan anak orang kaya atau dapat warisan atau punya gaji besar bisa juga kita punya usaha yang maju menghasilkan pundi-pundi rupiah. Sepengetahuan saya ketika menjadi PNS Setjen MPR hampir semua pegawai menggadaikan SK nya untuk meminjam uang di Bank mereka berpikir buat apa SK dianggurin toh nggak merasa membayar langsung dari tangannya sudah ada yang motong secara otomatis melalui petugas gaji. Jarang sekali PNS yang tidak menggadaikan SK nya di Bank, Fenomena ini sudah menjadi pemandangan umum PNS di Seluruh Indonesia, bahkan anggota dewan pun banyak yang menggadaikan SK nya untuk pinjaman hutang barangkali untuk menutupi biaya pemilu ketika itu. Hendaklah kita harus berhati-hati dengan uang pinjaman ini kalau kita tidak bisa memanagement dengan baik bisa-bisa uang itu akan segera ludes dan kita akan terbebani untuk membayar hutang dengan bunga berbunga berkepanjangan. Cara Agar kita Tebebas Dari Hutang Yang Menjeret Leher baik melalui Pinjaman Online atau Off Line maka kita harus benar-benar selektif dalam memilih pinjaman atau ketika benar-benar akan melakukan pinjaman. Kalau kita tidak betul-betul kepepet jangan sampai kita menumpuk hutang, ketika kita punya hutang itu panas dan hidup ini tidak bakalan berkah karena hidup bercampur dengan riba’. Namun kalau kita kepepet hutang usahakan hutangan yang secara syariah biar halal akad kreditnya carilah kreditur yang transaksinya dengan syariah karena kita akan tenang dan damai dalam melakukan pinjaman. Begitulah jika kita tunduk kepada syariat islam. Pengalaman saya ketika berhutang tidak munafik saya pun pernah berhutang namun dalam perjalanannya hutang itu saya pelajari dan saya analisa bahwa hutang itu memang nggak enak, enaknya cuma sebentar kalau pas lagi cair pinjamannya tapi ketika membayar cicilan kita benar-benar mencicil alias bisa membuat mata memerah. Hutang yang masih bagus itu untuk beli tanah atau rumah atau untuk biaya pendidikan insya allah investasi pendidikan tidak ada ruginya justru nantinya kita akan untung berlipat-lipat ganda kerena Allah SWT sudah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.
Cara Agar Tebebas Dari Hutang Yang Menjeret Leher
Hutang tidak enaknya bukan hanya kita rasakan semasa hidup, ketika sudah almarhum ahli waris yang akan kasihan untuk menanggung hutangnya. Namun hukum sudah menentukan secara tegas bahwa ahli waris wajib membayar hutang pewaris sebatas harta yang ditinggalkan. Artinya ahli waris hanya berkewajiban untuk membayar hutang ahli waris sebatas harta yang ditinggalkan setelah dikurangi hutang dan dilaksanakan wasiat dan biaya rumah sakit dan penguburan. Oleh karena itu kita jangan sampai meninggalkan hutang kepada ahli waris tidak baik nanti hidupnya akan terbebani. Lalu kenapa meski hutang ini panas dan bunganya mencekek leher masyarakat Indonesia gemar berhutang?. Karena mereka pikir dapat uang pertama itu yang enak, belakangan tidak berpikir justru akan membebaninya untuk membayarnya belum bunganya yang tinggi. Maka itu kalau tidak mendesak hindari jauh-jauh budaya gemar berhutang karena sesungguhnya itu dekat dengan perbuatan riba’ kecuali hutang piutang yang telah di ikat dengan akad syariah yang diridhoi oleh Allah SWT. Begitulah pengalaman saya ketika juga mengalami pinjaman kepada orang lain atau melalui perbankan rasanya panas kepala dan hati serta hidup ini tidak tenang karena selalu dikejar-kejar untuk membayar hutang. Belum kalau kita macet membayarnya karena usaha kita sepi bisa saja rumah kita didatangi kreditur ini yang membikin malu tetangga kita. Prinsipnya lebih baik kita hidup sederhana tidak punya hutang ketimbang kelihatan diluar mewah tetapi banyak hutangan yang membikin hidup resah dan tidak damai buat apa penampilan kalau pada hakekatnya jiwa kita keropos. Lebih baik jalan kaki tetapi hidup tenang tidak dikejar-kejar hutang daripada punya mobil banyak bergonta-ganti tetapi hidup dikejar-kejar dan diburu hutang pasti hidup tidak akan bahagia.
Begitulah pengalaman orang yang berhutang yang saya sendiri pernah mengalaminya semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari pengalaman ini. Lebih baik hidup sederhana tidak punya hutang daripada kelihatan hidup mewah tetapi berjejer kartu kredit yang akan banyak didatangi oleh debt collector jika kita macet tidak bisa membayarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.