Minggu, 25 Februari 2024

PENGALAMAN MENGHADIRI RAPAT FAKULTAS HUKUM UIC MENJELANG SEMESTER GENAP TAHUN 2024/2025 DENGAN SUASANA KEAKRABAN@KEKELUARGAAN

 

 

SEBELUM RAPAT FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS IBNU CHALDUN, JAKARTA

 

 

Pada hari, Jum’at 23 Februari 2024 saya mengikuti rapat Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun menjelang semester genap tahun 2024/2025 dengan suasana keakraban dan kekeluargaan serta tali persaudaraan. Rapat bertempat di lantai II Pasca Magister Hukum. Rapat dibuka Dekan Fakultas Hukum Asti Wastika, SH., MH dan dihadiri oleh Rektor Universitas Ibnu Chaldun Dr. Rahmah Marsinah, SH., MH.,MM, Warek III Dr. Murtiman, Wakil Dekan Zaenal Muttaqin, Kaprodi Fakultas Hukum Ahmad Faisal dan Sekjen Lembaga Muhajirin Thohir. Dekan memberikan kesempatan kepada Rektor untuk memberikan pengarahan yang isinya menyerukan kepada seluruh dosen untuk terus menggalakkan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya di bidang Penelitian. Rektor sangat mewanti-wanti agar dosen dapat mengejar karir sampai ke titik puncak jabatan menjadi seorang profesor atau guru besar. Jabatan profesor sangat mempengaruhi penguatan institusi kelembagaan, jika ada beberapa jabatan lektor kepala dan profesor maka ketika akreditasi institusi atau akreditasi fakultas maka dipastikan akreditasinya minimal mendapatkan nilai B bahkan bisa unggul. Selain itu jabatan fungsional dosen juga untuk keperluan dosen itu sendiri dalam rangka menunjang karir dosen. Oleh karena itu, kuncinya untuk mendapatkan jabatan yang tertinggi sebagai profesor dengan cara rajin meneliti atau menulis, jika dosen rajin meneliti dan menulis maka akan cepat mencapai jabatan profesor tapi syaratnya mutlak harus berijasah doktor.

 

Saya Pindahan dari Universitas Satyagama, Jakarta

Setiap perguruan tinggi memiliki corak dan karakteristik yang berbeda-beda di lingkungannya, begitu juga dengan suasana kampus UIC pasti suasananya berbeda dengan Universitas Satyagama. ada plus-minusnya. Ketika saya pindah dari Universitas Satyagama ke Universitas Ibnu Chaldun bagaikan memasuki hutan belantara bagaimana tidak saya tidak memiliki satu orang pun saudara atau rekan disana, biasanya di almamater saya di Satyagama seperti rumah sendiri karena saya alumni Universitas Satyagama. Dari mulai cleaning service sampai rektor kenal baik dengan saya apalagi kalau sedang menunggu ngajar di ruang tunggu dosen selalu akrab dengan sesama dosen untuk saling bercengkerama. Setiap jumat saya diberikan tugas mengajar dari pagi hingga malam sehingga saya rutin jumatan di Masjid Universitas Satyagama rutin menjadi muadzin shalat jumat. Terkadang saya juga diberikan tugas sebagai chatib Jum’at pokoknya kenangan indah ketika saya mengajar di Universitas Satyagama dari tahun 2006 s/d 2021. Saya memutuskan pindah home base dari Satyagama ke Universitas Ibnu Chaldun bukan saya tidak mencintai almamater saya kini Universitas Satyagama telah dialihkan ke pihak lain.

 

Pindah di Universitas Ibnu Chaldun Tidak Memiliki Siapa-Siapa

Ketika saya pindah ke Universitas Ibnu Chaldun, jujur saja saya seperti memasuki hutan belantara, kenapa saya bilang seperti memasuki hutan belantara?. Karena saya tidak memiliki siapa-siapa di Universitas Ibnu Chaldun. Tapi saya memiliki prinsip bismillahirrahmanirrahiim, kalau niat saya baik dimana pun pasti akan ketemu orang-orang baik pula, niat ingsun mengabdikan keilmuan ke Universitas Ibnu Chaldun, itu prinsip yang saya pakai. Apa yang saya pikirkan ternyata terbukti tidak perlu waktu lama menjadi kenyataan, saya bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan UIC dan subhanallah saya dipertemukan orang-orang baik disini, dari mulai Rektor ibu Dr. Rahmah Marsinah sangat baik sekali cara memimpinnya halus dan keibuan sampai jajaran bawahnya. Semua karyawan dari mulai cleaning service sampai yang berjabatan sangat bersahabat merasa satu keluarga. Tetapi namanya manusia tentu saja tidak semuanya baik, pasti ada 1, 2 orang yang tidak baik, bahkan ada yang mukanya manyun ditekuk alias cemberut kalau ketemu orang, kalau saya prosentasikan 98% alhamdulillah saya ketemu orang-orang baik di UIC. Begitulah kehidupan ini jangan kita mencari orang baik semuanya, rasanya mustahil akan bisa kita temukan di dunia mana pun, dilembaga manapun di perkumpulan manapun dan di lingkungan mana pun.  Imposible. Inilah ujian bagi saya kata Allah SWT kalian sudah baik tentu akan diuji lagi.

Kepindahan saya Yang terakhir di UIC

      Mudah-mudahan di UIC ini tempat saya terakhir untuk mengabdikan diri saya sebagai dosen, saya tidak ingin pindah home base lagi karena pindah home base sangat melelahkan dan berliku-liku persyaratannya. Terbukti pernah ada yang mengajak saya pindah ke Universitas Krisnadwipayana justru saya tidak bersedia meski konon khabarnya kesejahteraan lebih bagus, saya itu termasuk orang yang tidak enakan dan tahu rasa terima kasih kepada orang lain. Saya termasuk orang yang bersyukur pindah home base ke Universitas Ibnu Chaldun karena prosesnya super cepat oleh mbak Ina di LLDIKTI wilayah III Jakarta bahwa ini adalah tangan Tuhan karena umumnya pindah home memerlukan waktu kurang lebih 3 bulan, tapi saya tidak ada 1 bulan oleh Kemenristekdikti resmi nama saya sudah pindah ke Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta. Banyak temen-temen dosen yang bingung ketika tahu rumah saya di Tangerang, wajar karena pikirnya Tangerang menuju Rawamangun Kampus UIC itu jauh sekali, anggapan itu tidak salah karena ketika saya mengontrak rumah di Jakarta mendengar daerah Tangerang itu amat jauh sekali. Tetapi meski jauh bagi saya itu sudah biasa dan yang saya rasakan justru dekat kalau cuma ke kampus UIC Rawamangun.  Universitas Ibnu Chaldun yang mengusung label Islami selain mendidik insan yang berintelektual juga mendidik manusia yang memiliki budi pekerti yang luhur.

Mengajar diberbagai Perguruan Tinggi

Selain wajib mengajar di Universitas Ibnu Chaldun sebagai home base saya, saya juga mengajar di berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Jayabaya, dan Universitas Primagraha Kampus Tangerang. Prinsip saya mengajar tidak mau jual beli nilai kepada mahasiswa, saya ingin mengajar dengan setulus hati saya mengajar selain mendapatkan honor juga ingin mendapatkan pahala dari Allah SWT. Saya teringat sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Setiap anak adam yang meninggal putus semua amalannya kecuali tiga perkara yang pertama adalah: amal jariah, yang kedua ilmu yang bermanfaat dan yang ketiga adalah anak shaleh yang mendoakan orang tua. Dalam konteks ilmu yang bermanfaat inilah saya ingin mengejar pahala dari Allah SWT yang insya allah amalannya tidak ada putus2nya meskipun kita telah tiada nanti. Maka jika kita jadi dosen niatkanlah agar kita bisa tulus Ikhlas untuk mendidik mahasiswa agar kita mendapatkan pahala yang tiada putus-putusnya. Jika ingin menjadi orang kaya janganlah kita bercita-cita menjadi seorang dosen tetapi buatlah perusahaan, dosen itu sudah terkenal tugas sak duz tetapi penghasilannya sak sen, dosen tentu berharap sertifikasi dari pemerintah, jika sudah bersertifikasi maka dosen akan mendapatkan tunjangan setiap bulannya dosen yang sudah memiliki sertifikasi berarti dosen tsb telah diakui oleh negara sebagai dosen yang professional. Untuk lulus sertifikasi dosen akan saya bahas tersendiri dalam waktu dan tulisan lain. Tulisan ini adalah untuk mengeluarkan uneg-uneg ketika saya masuk menjadi keluarga besar Universitas Ibnu Chaldun Jakarta yang menemukan orang-orang baik kalaupun ada 1 atau 2 wajah yang manyun muka ditekuk itu hal yang biasa bagi saya, karena mustahil kita akan menemukan semua orang baik di dunia ini.

 

Semoga UIC Tetap Jaya

Di akhir tulisan ini saya berharap semoga Universitas Ibnu Chaldun tetap jaya dan bertambah maju sebagaimana tujuan Pendidikan nasional kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang berakhlakul karimah. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.

HUKUM, KETATANEGARAAN DAN KONSTITUSI

ALUN-ALUN PATI YANG BERSIH DAN INDAH YANG MEMILIKI TAGLINE KOTA BUMI MINA TANI

                                                         Alun-Alun, Pati, Jawa-Tengah   Pati Jawa-Tengah kini terus berbenah untuk mewujudka...

Pak Jokowi, Kami Dosen Belum Menerima Tunjangan Covid-19