Oleh WARSITO
Dosen Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta
Dosen Fakultas Hukum Universitas Satyagama, Jakarta
Alumni Magister Kenotariatan UI
Juara I Test Analis Undang-Undang DPR RI Tahun 2016
Juara I Lomba Pidato MPR-DPR Tahun 2003
Jauhi Sihir atau SANTET, karena tindakan itu kejam tak berperikemanusiaan jika santet itu sudah mengenai korbannya. KEBIADABAN SANTET saya merasakan sendiri sejak Tahun 1995, tiba-tiba, badan saya lemas dan ambruk serta detak jantung deg…,deg…,deg..,deg….saya saya ini penyakit jantung, saya berobat ke dokter ahli penyakit dalam di Kompeks Widya Chandra Jakarta-Selatan, dokter mengatakan saya tidak sakit apa-apa jantung saya bagus. Tapi anehnya penyakit saya tidak kunjung sembuh jika kumat saya ambruk. Saya mencari dokter lain ahli dalam di daerah Bintaro hasil pemeriksaan dokter disana juga membenarkan bahwa saya bukan penyakit jantung.
Penyakit saya yang tidak kunjung sembuh waktu itu saya masih bekerja di PT. WASA MITRA ENGINEERING di Cakung, sering saya minta ijin tidak masuk bekerja akhirnya saya memutuskan untuk resign. Setelah saya berhenti bekerja saya memutuskan untuk pulang kampung ke Kayen-Pati, Jawa-Tengah. Sesampai di Kampung itu saya cerita kepada bapak saya tentang penyakit yang saya alami aneh, saya minta ditunjukkan kepada bapak saya orang pintar (punya daya linuwih). Bapak saya bilang: “Le..ono wong pinter opo kowe wani, tapi wonge galak! Tonggomu dikejar soale tukang nyolong. (le sebutan anak laki-laki kamu berani apa tidak ada orang pintar tapi orangnya galak, tetanggamu saja dikejar karena suka mencuri. Saya bilang sama bapak, saya berani dipukul juga berani yang penting orangnya bener dan punya kelebihan. Akhirnya datanglah saya ke tempat orang pintar itu yang beralamat di Desa Tawang Harjo (sehari-hari disebut desa Tawung), Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Jawa-Tengah. Orang pintar itu namanya mbah Ismail.
Dari naik angkutan umum menuju rumah beliau pada waktu itu KEDALAM belum ada ojek, jadi saya jalan kaki sama bapak saya menyusuri begangan terlihat hamparan sawah, didalam perjalanan itu saya ketemu kakek-kakek bersepeda dengan membawa arit/parang, saya berhentikan beliau saya bertanya: mbah nyuwun sewu bade taken rumah mbah Ismail niku pundi?. Alangkah terkejutnya saya, bukannya dijawab malah saya digedor dengan tangan kanannya di stang sepeda yang membawa arit. Karuan saja saya mundur ketakutan siapa orang yang tidak takut?. Saya pikir ini orang gila Mosok saya bertanya baik-baik malah saya digertak dengan parang di tangannya. Pertanyaan beliau yang kedua intonasinya masih tinggi sambil menjawab dengan menggertak, saya terus mundur ketakutan. Baru pertanyaan ketiganya yang lembut dan halus: kowe arep ngopo sowan nong nggone mbah ismail?. Baru saya bisa menjawab: kulo inggih bade sowan yai!. Kakek-kakek itu memandangi saya dengan mata tajam sambil meneruskan perjalanannya ngedumel: WONG IKU DAK AMAL IBADAHE DEWE-DEWE (ORANG ITU KAN AMAL IBADAHNYA MASING-MASING). Saya mendengar jelas omelan kakek-kakek itu, bapak saya kupingnya agak sudo rungon kurang pendengarannya, dalam hati saya ini kakek-kakek luar biasa siapa sesungguhnya dia kok bisa ngomong begitu pastilah ini bukan orang sembarangan ditambah bapak saya bilang: Bener le itu tadi orangnya! orang yang mau kita datangi, saya bertambah percaya jika orang yang mau saya datangi itu bener2 orang yang punya kelebihan. Sampailah saya dirumah beliau tamu sudah banyak menunggu orang pintar yang sedang pergi ke sawah tersebut. Akhirnya jam 11 beliau pulang dari sawah, dari banyaknya tamu seperti itu saya duluan yang disambut, tetapi bukannya disambut dengan ramah tamah, saya dimaki-maki dan dihajar suara habis-habisan. Beliau menguliti kesalahan dan dosa-dosa saya makian beliau itu memang benar. Masya Allah…saya bersyukur dipertemukan wali Allah seperti ini, agar saya menjadi orang yang lebih baik lagi. Beliau tahu sambil menjerit-jerit bahwa jantung saya ada yang melemahkan dia bilang pantesan berobat ke dokter saya tidak kunjung sembuh. Setelah itu baru beliau mengajak ngobrol sambil menanyakan saya bisa shalat atau tidak saya bilang saget yai. Dikasihlah saya wiridan agar rutin saya baca, ternyata di hari ketiga magrib wiridan yang saya baca itu ada keajaiban beliau bisa datang ke rumah saya. Subhanallah…bagaimana orang bisa begini kalau bukan dekat sama Allah SWT, rasanya saya tidak percaya tetapi itu fakta.!, Soal penyakit saya, diminta membaca surah yasin 41X di air baskom untuk buat mandi sambil ngambil 9 peceren ditempat yang berbeda untuk dicampur air yang dibacakan yasin tersebut. Hasilnya, Takjub…Subhanallah..penyakit saya BENAR-BENAR HILANG TIDAK PERNAH KUMAT LAGI SAMPAI SEKARANG.
TINDAK PIDANA KEJAHATAN SANTET PERLU DIMASUKKAN KUHP
Tindak pidana kejahatan santet perlu dimasukkan didalam KUHP agar pelaku tidak lepas dari hukuman. Memang nantinya ada kesulitan untuk mencari saksi-saksi yang akan dihadapkan kepada hakim ketika di Pengadilan, tetapi hakim bisa mencari saksi-saksi dari orang-orang yang derajatnya aulia/wali Allah SWT yang benar-benar mengetahui sihir ini. Memang ada orang-orang tertentu yang bisa mengetahui apakah seseorang terkena santet atau tidak, begitu juga mengetahui siapa yang melakukan kejahatan santet ini, tetapi sudah amat sangat langka orangnya jika dicari.
Pada Tahun 2013 dan tahun 2020 saya mengalami lagi dapat kiriman santet tidak jauh-jauh dari rumah saya, tapi tidak sempat tembus saya karena jam 2.17 malam saya ada yang membangunkan dari tidur. Allahu Akbar…ada yang membangunkan saya dari tidur sempat saya melihat sekelebat kirman sihir itu. Saya memang merutinkan membaca shalawat nariyah ijasah dari Wali Allah tersebut barangkali itu yang membuat santet tidak bisa tepat sasaran. Aulia tersebut telah wafat tahun 2005, saya sering ziarah ke kuburnya beliau telah menuntun saya kearah kebaikan untuk berbakti kepada ibu bapak dan melaksanakan perintah Allah SWT.
Masih kisah wali Allah tsb yang bikin takjub dan saya tersungkur kepada Allah SWT pada hari Sabtu, 11 Januari 2014 ketika saya Kuliah S3 Ilmu Pemerintahan di Universitas Satyagama di menara Jamsostek lantai 12 Jakarta Selatan di Koridor gedung tersebut tas saya ada isi lap top dan uang 12.5juta dicuri, merasa "kiamat kecil" waktu itu kehilangan barang tersebut utamanya laptop yang berisi data-data penting. Jam 12.30 siang saya membuat laporan polisi bersama security gedung. Diluar dugaan Aneh bin ajaib serta takjub jam 18.30 itu pencurinya kembali lagi ke gedung mengembalikan tas saya beserta isinya uang. Allahu Akbar…laporan Polisi akhirnya saya cabut pencuri tidak saya teruskan untuk diproses, secara hukum.
Agar santet tidak bisa tembus kepada diri kita hendaklah kita berbuat baik terhadap sesama dan melaksanakan perintah Allah SWT. Jadi bukan hanya ritualitas melaksaakan perintah agama tetapi amalan baiklah yang menghindarkan diri kita dari orang-orang yang jahat untuk mengirim santet..
SEMOGA BERMANFAAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.