Melantai di lapangan tenis adalah pekerjaan saya pada tahun 1992 tepatnya di Widya Chandra komplek Menteri. Pada waktu itu saya benar-benar merana tidak memiliki pekerjaan saya nekat menemui orang yang saya kenal namanya Sanadi. Menjadi pemungut bola lapangan tenis di Sekretariat Jenderal MPR adalah pengalaman yang penuh dengan tantangan, kesenangan, dan pelajaran berharga sekaligus penuh suka duka. Saya berkesempatan bekerja di lapangan tenis yang sering digunakan oleh pejabat negara seperti ketua MPR Harmoko dan anggota MPR lainnya serta pihak swasta yang menyewa lapangan, termasuk pegawai Sekretariat Jenderal MPR. Pengalaman ini tidak hanya mengajarkan saya tentang dunia olahraga, tetapi juga tentang disiplin, kerja sama, dan pengelolaan waktu yang efektif serta mendidik saya kejujuran, sebab bermain tenis harus jujur jika bola masuk katakan masuk jika out katakan out.
1. Menjadi Bagian dari Lingkungan yang Dinamis dan Bagian Hidup Saya
Lapangan tenis di Sekretariat Jenderal MPR adalah tempat yang sangat dinamis dan bagian dari hidup saya. Setiap kali sesi latihan atau pertandingan berlangsung, saya harus menyiapkan lapangan dan ball boy apalagi yang main pejabat negara harus menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya pagi-pagi hari sudah harus bangun dengan kecepatan dan ketepatan dalam mengumpulkan bola. Sebagai pemungut bola, saya bukan hanya bertugas untuk mengambil bola yang terlempar keluar lapangan, tetapi juga memastikan agar bola yang berada di dalam lapangan tetap terorganisir dengan baik. Ini mengajarkan saya untuk selalu fokus dan siap bergerak dengan cepat, apalagi saat permainan sedang berlangsung sengit.
2. Kerja Sama Tim dan Komunikasi
Saya bekerja dalam mengumpulkan bola, di lapangan tenis, bekerja sama TIM dengan petugas lainnya. Ada waktu-waktu tertentu di mana saya bekerja sama dengan petugas lapangan lainnya, seperti penjaga lapangan dan melayani pelatih dengan sebaik-baiknya agar saya diberikan uang tambahan. Kami harus berkoordinasi dengan baik, misalnya saat mengganti bola atau membersihkan lapangan setelah sesi permainan selesai. Selain itu, komunikasi dengan pemain juga perlu dilakukan untuk memastikan bola-bola yang terlempar tidak tertinggal di luar jangkauan.
3. Pelajaran Tentang Disiplin dan Ketepatan Waktu
Bekerja di lapangan tenis, terutama di Sekretariat Jenderal MPR yang sering dikunjungi oleh banyak orang penting, mengajarkan saya pentingnya disiplin. Pemain tenis di sini memiliki jadwal yang ketat, dan saya harus siap siaga setiap saat. Saya tidak bisa mengabaikan tugas saya, meskipun terkadang situasi bisa sangat sibuk. Saya harus menjaga konsentrasi dan mengatur waktu dengan baik, supaya bola-bola yang terlempar tidak mengganggu jalannya pertandingan.
4. Menyaksikan Momen Berharga
Salah satu hal yang paling berkesan adalah kesempatan untuk menyaksikan langsung pertandingan atau latihan dari pemain tenis yang sangat berbakat. Beberapa di antaranya adalah Pelatnas yang sering menggunakan fasilitas ini untuk berolahraga. Momen-momen tersebut memberi saya perspektif baru tentang dedikasi dan kerja keras yang mereka tunjukkan dalam setiap aktivitas, tidak hanya dalam politik, tetapi juga dalam menjaga kesehatan dan kebugaran mereka.
5. Menghargai Kegiatan Olahraga dan Pengelolaan Fasilitas
Saya juga belajar untuk lebih menghargai pentingnya fasilitas olahraga yang baik, terutama lapangan tenis. Menjaga kebersihan dan keasrian lapangan tenis bukan hanya tugas para petugas kebersihan, tetapi juga para pemungut bola dan semua pihak yang terlibat. Kegiatan olahraga di Sekretariat Jenderal MPR ini juga menciptakan suasana yang lebih sehat, menyenangkan, dan produktif bagi siapa saja yang berpartisipasi.
Kesimpulan
Pengalaman menjadi pemungut bola lapangan tenis di Sekretariat Jenderal MPR memberikan banyak pembelajaran tentang kedisiplinan, kerja sama, dan nilai penting dari setiap pekerjaan, sekecil apa pun itu. Saya belajar untuk selalu siap menghadapi tantangan, mengelola waktu dengan baik, dan bekerja dengan penuh dedikasi. Semua hal tersebut, pada akhirnya, membentuk saya menjadi pribadi yang lebih tangguh dan memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap olahraga serta para pemainnya. Dari sinilah lapangan Tenis Sekretariat Jenderal MPR ini saya diangkat menjadi PNS Sekretariat Jenderal MPR pada tahun 1997 dan akhirnya saya berhenti menjadi PNS pada tahun 2008 sekarang menjadi dosen di berbagai PTS, begitulah kehidupan di dunia ini dinamikanya selalu berkembang tidak ada yang tahu kapan dan kemana Nasib akan berlabuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika Sobat Ingin Belajar Hukum Yang Baik dan Benar Rajinlah membaca Blog Hukum dan Ketatanegaraan ini dan Tinggalkanlah Komentar Yang Baik.